Prof. La Karimuna Memimpin Unilaki

  • Bagikan
Ketua Yayasan Lakidende-Razak Porosi Ir.Drs.H.Sjarif Sajang, M.Si (kanan) melantik Rektor Universitas Lakidende periode 2024-2028 Prof. Dr. Ir. La Karimuna, M.Sc.Agr (2 dari kiri) di kampus Unilaki, Kamis (18/4/2024). (HUMAS UNILAKI)
Ketua Yayasan Lakidende-Razak Porosi Ir.Drs.H.Sjarif Sajang, M.Si (kanan) melantik Rektor Universitas Lakidende periode 2024-2028 Prof. Dr. Ir. La Karimuna, M.Sc.Agr (2 dari kiri) di kampus Unilaki, Kamis (18/4/2024). (HUMAS UNILAKI)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Universitas Lakidende (Unilaki) punya pemimpin baru. Dia adalah Prof. Dr. Ir. La Karimuna, M.Sc.Agr. Rektor Unilaki periode 2024- 2028 itu dilantik Ketua Yayasan Lakidende-Razak Porosi Ir.Drs.H.Sjarif Sajang, M.Si di kampus Unilaki, Kamis (18/4/2024). Turut hadir dalam pelantikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Lakidende-Razak Porosi Dra. Hj.Siti Aminah Razak Porosi dan Ketua LLDIKTI Wilayah IX Makassar, Dr.Andi Lukman,M.Si.

Dalam kesempatan itu, Rektor Unilaki Prof. La Karimuna dan Ketua Yayasan Lakidende-Razak Porosi Sjarif Sajang menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Rektor Unilaki sebelumnya, Prof.Dr.Hj.Rostin, SE., MS atas karya dan kontribusinya selama memimpin.

Rektor Unilaki Prof. La Karimuna mengatakan jabatan yang diembannya merupakan amanah untuk membawa Unilaki ke arah kemajuan yang lebih baik. Kata dia, tantangan Unilaki sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sultra adalah memasuki fase dinamis seiring hadirnya revolusi 5.0.

“Era revolusi 5.0 ini membawa kita pada era tersedianya sumber-sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara cepat dan harus direspons secara tepat. Agar Unilaki dapat bertahan dan berhasil di tengah tantangan yang tidak mudah. Karena jika tidak mampu bertahan, maka akan kalah dalam persaingan. Beberapa negara maju merespons perkembangan industri 5.0 melalui ilmu pengetahun dan teknologi (Iptek),” ujar Rektor Prof. La Karimuna saat menyampaikan kata sambutan.

Rektor Prof. La Karimuna menuturkan pemerintah meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberi keleluasaan mahasiswa untuk belajar di luar kampus. “Ini peluang besar bagi Unilaki untuk berkembang lebih besar untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Mau tidak mau Unilaki harus dapat menyesuaikan diri. Program kerja kita sudah mengarah menuju Indonesia Emas. Hal ini untuk menciptakan manusia Indonesia yang sadar Iptek dan inovatif,” jelasnya.

Rektor Prof. La Karimuna menegaskan Unilaki siap menjadi perguruan tinggi yang menjalin kemitraan dan kerja sama dengan berbagai elemen. Ia mengapresiasi kontribusi dan kerja sama Pemda Konawe, Konawe Utara, Kolaka Timur dan Konawe Selatan yang telah menyiapkan beasiswa bagi mahasiswa Unilaki. “Kerja sama ke depannya akan berkontribusi signifikan terhadap kemajuan Unilaki,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lakidende-Razak Porosi Sjarif Sajang mengatakan Unilaki telah melahirkan sekira 5.000 orang alumni dan saat ini 1.000 mahasiswa aktif kuliah di 6 fakultas. “Kami juga mengapresiasi kontribusi Pemda Konawe, Konawe Utara,dan Kolaka Timur. Apresiasi yang sama kami sampaikan kepada Rektor Unilaki sebelumnya, Prof.Dr.Hj.Rostin, SE.,MS yang telah menunjukkan kemajuan kerja sehingga melahirkan prestasi bagi Unilaki,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua LLDIKTI Wilayah IX Makassar, Dr.Andi Lukman, M.Si memaparkan penyelenggaraan perguruan tinggi saat ini tidak seperti 4 tahun lalu. “Sekarang ini sangat berbeda dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program MBKM ini, perguruan tinggi mengantarkan lulusannya hingga berhasil.

Menurutnya, pemerintah dengan berbagai kebijakan memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada perguruan tinggi. Sekaligus memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus agar mahasiswa memiliki keterampilan. “Untuk itu saya selalu tekankan agar dalam hal pelaksanaan KKN harus berbasis tematik. Dalam program MBKM kita harus membangun central excellent,” ujar Andi Lukman.

Andi Lukman mengingatkan agar perguruan tinggi harus inovatif. Program studi (Prodi) yang tidak dibutuhkan masyarakat, sebaiknya ditutup. “Karena Sultra ini merupakan daerah industri smelter, maka bisa membuka prodi industri atau prodi pertambangan,” tegasnya. (din)

  • Bagikan