AJP Membingkai Kendari jadi Kota Jasa

  • Bagikan
Aksan Jaya Putra
Aksan Jaya Putra

--Gaungkan Kendari "Bisa" Menuju Pilwali

Sejak beberapa tahun lalu, Aksan Jaya Putra (AJP) sudah mendeklarasikan diri akan bertarung di kancah Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari. Politisi yang karib disapa AJP itu bertekad membingkai Kota Kendari sebagai kota jasa. Pemikiran itu berangkat dari potensi yang dimiliki Kota Kendari. Selain itu, Kota Kendari bukan daerah yang penghasilannya bersumber dari sumber daya alam (SDA).

Dalam membingkai Kendari sebagai kota jasa, AJP konsisten menggaungkan tagline Kendari Bisa. Bukan slogan semata, Kendari Bisa terkandung makna atau gagasan AJP dalam membangun Kota Kendari ke depan.

Aksan Jaya Putra mengatakan, Kendari Bisa merupakan singkatan dengan makna B adalah berdaya saing, I adalah Inovatif, S adalah sejahtera dan A adalah aman.

Ketua Fraksi Golkar DPRD Sultra ini menjelaskan, berbicara berdaya saing, berangkat dari situasi Kota Kendari bukan kota penghasil yang bersumber dari sumber daya alam. Hanya saja, Kendari diapit empat wilayah penghasil sumber daya alam diantaranya Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka dan Konawe Kepulauan. Rata-rata empat daerah ini penghasil mineral nikel. Kendati Kota Kendari bukan penghasil nikel, tetapi rata-rata perusahaan tambang menggelar kegiatan di Kota Kendari seperti tanda tangan MoU yang nilai kerjasamanya bisa jutaan dollar bahkan ratusan milliar hingga triliunan. Dari kegiatan tersebut Kota Kendari hanya memperoleh pajak hotel dan restoran, juga tempat hiburan.

"Nah, ke depan bagaimana memaksimalkan uang hasil pengolahan Sumber Daya Mineral, larinya ke Kota Kendari sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara," kata Aksan Jaya Putra.

Anggota DPRD Sultra ini berpandangan Kota Kendari bakal meleset maju dengan mengoptimalkan sektor jasa. Misalnya, menyediakan apa yang dicari para pengusaha tambang. Karena sangat rugi ketika hasil mereka mengolah tambang dibelanjakan di luar. Kota Kendari tidak memperoleh keuntungan. Misal pengusaha A berhasrat nongkrong di Starbucks yang notabene di Kota Kendari belum ada. Sehingga mereka beralih ke Kota Makassar. Minum kopi sekira Rp50 hingga Rp100 ribu. Setelah itu mereka belanja lainnya dari hasil pengolahan tambang di Sultra.

"Ini menjadi masalah ketika para pengusaha tambang setelah mendapatkan keuntungan di Sultra lalu tujuan belanjanya di luar. Sehingga mimpi menciptakan perekonomian yang kuat, sangat sulit terwujud. Padahal dengan membangun infrastruktur yang modern yang dibutuhkan oleh para pengusaha tambang maupun lainnya bisa di lakukan di Kota Kendari untuk memanjakan para investor," ujar Aksan.

Ketua MKGR Sultra itu mencontohkan, pengusaha tambang dari Morowali yang kerap datang belanja bahan makanan di Kota Kendari. Lebih efektif di Kota Kendari ketimbang belanja ke Kota Palu yang menghabiskan waktu cukup lama. Peluang-peluang tersebut yang mesti dimanfaatkan dan dipelajari oleh Kepala Daerah lalu menghadirkan berbagai inovasi menjawab kebutuhan pasar para investor.

"Berbicara kota besar maka berbiara perputaran ekonomi. Seluruh sendi-sendi vital perekonomian mesti diaktifkan dengan pembangunan infrastruktur yang memadai. Jika ekonomi kuat, kita bisa menekan angka kemiskinan, dan masyarakat sejahtera," ujar Aksan Jaya Putra.

Berangkat dari berbagai persoalan tersebut, kata dia, maka yang mesti dipikirkan pemimpin Kota Kendari ke depan, bagaimana menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi. Tanpa PAD maka susah membangun daerah. Target Pemkot Kendari belakangan ini sangat kecil tidak menyentuh Rp160 miliar. Padahal bisa ditarget Rp500 miliar. Karena sangat banyak sumber ekonomi yang bisa diperoleh untuk mendongkrak kantong PAD.

Kemudian berbicara Inovatif. Saat ini di zaman teknologi modern dimana aktivitas manusia nyaris seluruhnya menggunakan digitalisasi. Termasuk ASN harus dilatih menjadi inovatif.

"Inovatif adalah strategi meningkatkan keunggulan. Semua sektor wajib berinovasi agar tidak kalah saing atau ketinggalan zaman. Dengan inovatif pula akan melejitkan pembangunan daerah dan sumber daya manusianya," papar Aksan Jaya Putra.

Kemudian berbicara sejahtera, di Kota Kendari banyak para pelaku UMKM yang menghidupkan perekonomian Kota Kendari. Jika di malam hari tidak ada penjual, maka Kota Kendari akan menjadi Kota mati. Sehingga para UMKM ini mesti maju. Tentu pemerintah harus bantu melalui dana hibah, dana bergulir atau para UMKM difasilitasi dengan Perbankan nasional untuk mendapatkan kredit usaha rakyat tanpa jaminan.

"Ini salah satu misi saya jika menjadi Wali Kota Kendari ke depan," imbuh Aksan. Kemudian berbicara aman. Kata aman sangat menjamin kota yang maju dan kondusif. Tanpa rasa aman, maka sulit mendatangkan investasi di Kota Kendari. Semua akan angkat kaki jika kondusivitas daerah tidak terjaga dengan baik.

"Sinergi antara Pemerintah Daerah dan TNI/Polri dan seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan untuk merawat keamaman daerah," beber Aksan.

Aksan Jaya Putra juga yakin tarung di Pilwali melalui pintu Golkar. Selain bekerja mandiri mensosialisasikan diri di tengah masyarakat, ia juga mengaku berkala berkoordinasi dengan DPD Golkar Kendari. Namun demikian, ia tidak melulu ambisi, jika ada figur lain yang akan didorong Golkar Kendari ia tidak akan merasa cemburu dan bahkan menganggapnya positif.

“Jika ada kader lain yang akan didorong maka mari kita berkompetisi secara adil. Agar dilihat siapa yang benar-benar layak,” ucap Aksan Jaya Putra.

Aksan Jaya Putra mengaku selalu ditekankan orang tuanya Bapak Surunuddin Dangga (Bupati Konawe Selatan) agar berpolitik yang santun. Bergerak atau bekerja di tengah masyarakat senantiasa mengedepankan sikap yang ramah, dan saling tolong menolong antara sesama.

"Meski bapak saya seorang politisi ulung, punya nama besar, tetapi saat saya berpolitik saya selalu menunjukkan diri semata dan tidak menjual nama besar bapak saya. Artinya, secara politik saya senantiasa mandiri atau berdiri di atas kaki sendiri," tandas Aksan Jaya Putra.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD I Golkar Sultra itu menjelaskan, memenangkan Pileg 2024 adalah barometer untuk tarung di Pilkada November di tahun yang sama. Dengan kata lain misi ini bagian dari pra Pilwali. Makanya ia mengupgrade langkah-langkah politik untuk menang dari capaian Pileg 2019 sebanyak 13,659 ribu suara dan target Pileg 2024 sebanyak 30 ribu suara. (ali/b)

  • Bagikan