Memaknai Karakter Profil Pelajar Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka Belajar

  • Bagikan
Oleh: Hj. Fatimasang Abu Massi, S.Pd., M.Pd. PENULIS ADALAH FASILITATOR PPGP ANGKATAN 13
Oleh: Hj. Fatimasang Abu Massi, S.Pd., M.Pd. PENULIS ADALAH FASILITATOR PPGP ANGKATAN 13

Oleh Hj. Fatimasang Abu Massi, S.Pd., M.Pd (Fasilitator PPGP Angkatan 13)

KENDARPOS.CO.ID -- Kurikulum merdeka belajar sudah masif digunakan di tingkat satuan pendidikan. Ada enam karakter profil pelajar Pancasila, dalam setiap mata pelajaran. Adapun pengembangan dari keenam karakter profil pelajar Pancasila di dalam setiap mata pelajaran tersebut:

Pertama, Keimanan: Keimanan selalu menjadi pokok bahasan dalam mata pelajaran agama. Namun, selain itu, dalam mata pelajaran lain seperti mata pelajaran sains dan matematika, siswa diajarkan untuk menumbuhkan keimanan pada Tuhan melalui pemahaman dan pengaplikasian ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, Nalar Kritis: Dalam semua mata pelajaran, siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan berargumentasi secara logis serta memaparkan pendapat dengan fakta yang akurat dan relevan. Dalam mata pelajaran sains, siswa diajarkan untuk menggunakan data dan informasi untuk menganalisis masalah. Sementara dalam mata pelajaran sejarah, siswa diajarkan untuk menganalisa dan mengevaluasi kebenaran sebuah fakta sejarah.

Ketiga, Kebhinekaan: Kebhinekaan selalu menjadi fokus bahasan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Akan tetapi, pada mata pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia, guru dapat memperkenalkan berbagai macam sastra daerah dan mengapresiasi kebudayaan daerah yang berasal dari berbeda jenis kelamin, ras, suku, dan agama.

Keempat, Gotong Royong: Spirit kerjasama dan gotong royong ditanamkan dalam mata pelajaran olahraga dan seni budaya dalam bentuk tim dan kelompok. Dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler, siswa juga dilatih untuk bekerja sama dalam sebuah tim dalam mencapai tujuan bersama, seperti dalam pertandingan debat, EVON, OSN, dan lain-lain.

Kelima, Kemandirian: Kemandirian dapat diterapkan dalam setiap mata pelajaran. Guru dapat memberikan tugas mandiri, seperti riset, analisis teks atau materi, dan membuat proyek. Siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menemukan, dan memadukan gagasan sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing.

Keenam, Inovasi: Selain dalam mata pelajaran seni dan matematika, inovasi juga dapat diajarkan dalam setiap mata pelajaran. Siswa diberi tantangan untuk mencari variasi solusi dalam menyelesaikan tugas, membuat presentasi, atau mengembangkan proyek. Kebebasan untuk berinovasi akan memperkaya kreativitas dan minat siswa untuk mengembangkan ide dan gagasan.

Selain keenam karakter profil pelajar Pancasila, setiap mata pelajaran juga dapat mengembangkan karakteristik atau keterampilan tertentu.

Berikut adalah beberapa contoh implementasi: Pertama, Bahasa Indonesia: Keterampilan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, kemampuan membaca dan menulis yang baik serta keterampilan analisis dan interpretasi teks. Kedua, Matematika: Keterampilan logika, pemecahan masalah dan analisis kritis serta kemampuan berpikir deduktif dan induktif. Ketiga, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Kemampuan memahami fenomena alam dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari

Keempat, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kemampuan memahami peran dan proses sosial dalam masyarakat, mengenali berbagai permasalahan sosial dan keterampilan analisis dalam berbagai informasi sosial. Kelima, Seni Budaya: Keterampilan seni, ekspresi diri, kreativitas, apresiasi seni, serta nilai estetika dan kultural dari seni yang di pelajari. Keenam, Olahraga: Kemampuan fisik yang sehat, pengembangan keterampilan dalam bidang olahraga dan juga kepemimpinan dalam menjalankan kegiatan yang ada di bidang olahraga.

Dengan mengembangkan karakter-karakter dan keterampilan dalam setiap mata pelajaran, diharapkan siswa dapat tumbuh dan berkembang secara holistik dan dapat menjadi individu yang berkualitas serta bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Selain karakteristik umum setiap mata pelajaran juga memiliki keterampilan proses sesuai dengan capaian pembelajaran dan konsep berpikir yang diajarkan.

Contohnya, dalam mata pelajaran matematika, siswa diajarkan keterampilan proses seperti pemecahan masalah, pengamatan, penalaran, pemodelan, dan komunikasi matematis. Selain itu, konsep berpikir yang diajarkan dalam mata pelajaran matematika antara lain logika, keteraturan, pola, kosakata simbolik, abstraksi, dan penalaran deduktif. Demikian pula dengan mata pelajaran sains, siswa diajarkan keterampilan proses seperti mengamati, mengumpulkan data, menginterpretasi data, menalar, mengevaluasi dan merevisi.

Adapun konsep berpikir yang diajarkan dalam sains antara lain metode ilmiah, korelasi, sebabakibat, dan hubungan antara bagian dan keseluruhan. Dalam setiap mata pelajaran, keterampilan proses dan konsep berpikir yang diajarkan harus terhubung dengan capaian pembelajaran atau kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, siswa dapat belajar secara terstruktur dan terorganisasi, yang akan membantu mereka mencapai tujuan belajar dan meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan dan kompetensi khusus yang ingin dicapai. Oleh karena itu, keterampilan proses dan konsep berpikir yang diajarkan dalam setiap mata pelajaran harus disesuaikan dengan tujuan tersebut.

Misalnya, tujuan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris adalah untuk mengembangkan keterampilan komunikasi siswa dalam Bahasa Inggris. Oleh karena itu, keterampilan proses seperti berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis harus diajarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir dalam setiap mata pelajaran juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif. Ketika keterampilan ini dikembangkan dengan baik, siswa dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar dan dapat menghadapi berbagai tantangan yang ada di dalam dan di luar kelas.

Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir dalam setiap mata pelajaran. Guru harus menyusun rencana pembelajaran yang terstruktur dan terorganisasi dengan baik, dan memfasilitasi siswa untuk mempraktekkan keterampilan tersebut dalam lingkungan pembelajaran yang komprehensif. Dengan demikian, siswa dapat meningkatkan kemampuan kognitif mereka dan memperoleh pengalaman yang berharga dan bermanfaat untuk masa depan mereka.

Selain itu, pelatihan keterampilan proses dan konsep berpikir juga dapat membantu siswa dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di dunia dengan cepat dan fleksibel. Dalam era informasi dan teknologi yang terus berkembang pesat, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi dan inovasi yang baik. Oleh karena itu, keterampilan proses dan konsep berpikir seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan improvisasi dapat membantu siswa dalam menghadapi tantangan ini. Di sisi lain, pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir tidak hanya bergantung pada peran guru, tetapi juga bergantung pada peran siswa itu sendiri. Oleh karena itu, siswa harus memiliki motivasi dan minat tinggi dalam belajar serta bekerja keras dalam mengembangkan keterampilan tersebut.

Selain itu, peran orang tua dan lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir siswa. Dalam kesimpulannya, pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir dapat dilakukan dalam setiap mata pelajaran dan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif serta keterampilan adaptasi dan inovasi yang diperlukan dalam dunia yang terus berkembang ini. Oleh karena itu, guru, siswa, orang tua, dan lingkungan sosial harus bersinergi untuk mendorong pengembangan keterampilan ini.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan proses dan konsep berpikir siswa dengan menyesuaikan karakter profil pelajar Pancasila keimanan, nalar kritis, kebhinekaan, gotong royong, kemandirian serta inovasi adalah sebagai berikut: Pertama, Membuat rencana pembelajaran yang menekankan pada pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir dalam setiap mata pelajaran, dengan berpedoman pada karakter profil pelajar Pancasila.

Kedua, Melibatkan siswa dalam berbagai macam kegiatan yang melatih keterampilan proses dan konsep berpikir, seperti diskusi, simulasi, pemecahan masalah, dan penelitian. Ketiga, Memberikan tantangan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah atau tugas yang kompleks dan membutuhkan pemikiran kritis dan kreatif. Keempat, Memberikan umpan balik dan refleksi setelah kegiatan pembelajaran, yang dapat membantu siswa meningkatkan keterampilan proses dan konsep berpikir.

Kelima, Mendorong siswa untuk berpikir secara mandiri dan kritis, dengan memberikan kesempatan yang cukup untuk berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan mengembangkan gagasan sendiri. Keenam, Menanamkan rasa kebhinekaan dan gotong royong pada siswa, dengan memfasilitasi pembelajaran yang memperhatikan keberagaman budaya dan mengutamakan kerja sama dalam proses pembelajaran.

Ketujuh, Mendorong siswa untuk berinovasi dan mengembangkan gagasan-gagasan kreatif, dengan memberikan kesempatan untuk membuat karya atau proyek yang memerlukan pemikiran out of the box. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan proses dan konsep berpikir secara menyeluruh dan secara alami mempraktikkan karakter profil pelajar Pancasila.

Hal ini tidak hanya akan membantu siswa dalam mencapai keberhasilan akademik, tetapi juga untuk menjadi anggota masyarakat yang berpikiran terbuka dan dapat berkontribusi positif pada masyarakat. Dalam prakteknya, guru dapat mengakomodasi karakteristik dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda melalui metode pembelajaran yang bervariasi, seperti pembelajaran kolaboratif, pembelajaran berbasis masalah, asesmen formatif, dan penggunaan teknologi pembelajaran yang relevan. Selain itu, peran guru dalam mendorong dan mendukung siswa untuk mengembangkan keterampilan proses dan konsep berpikir sangat besar artinya sehingga perlu mengembangkan kompetensi guru dalam hal teori belajar dan strategi mengajar yang relevan. Dengan demikian, pengembangan keterampilan proses dan konsep berpikir siswa dapat diwujudkan melalui penyusunan kurikulum yang tepat, penentuan strategi pengajaran yang kreatif, dan penerapan evaluasi yang efektif. (*)

  • Bagikan