May Day: Buruh Lokal dan Buruh Import

  • Bagikan


Penulis: Aldilal, S.I.K.,M.I.Kom (Dosen Komunikasi IAIN Kendari)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Beberapa tahun terakhir, polemik ketenagakerjaan sumber daya manusia di Indonesia masih selalu menjadi sorotan, yakni kehadiran Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China, selalu memicu polemik pro dan kontra di tengah masyarakat. Pada beberapa sektor industri, seperti pertambangan dan infrastruktur, terdapat keahlian khusus yang belum banyak dimiliki tenaga kerja lokal. Di sinilah TKA China dirasa perlu untuk mengisi kekurangan tersebut. Dengan keahlian tersebut, tenaga kerja China juga diharapkan dapat transfer of knowledge terhadap pekerja lokal.

Namun disisi lain, ada kekhawatiran masyarakat tentang kehadiran TKA China. Sebab, TKA China akan mengambil alih pekerjaan yang seharusnya bisa dilakukan oleh tenaga kerja lokal, sehingga memperparah pengangguran di Indonesia. Juga terkait perbedaan upah yakni TKA China umumnya dibayar lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja lokal. Hal ini dapat menimbulkan kecemburuan dan diskriminasi.

Selain itu, dampak sosial dan budaya juga dikhawatirkan. Sebab, kedatangan TKA China dalam jumlah besar, dapat memicu gesekan sosial dan budaya masyarakat lokal. Stereotipe tentang kehadiran tenaga kerja China ini, terus menerus berkembang di tengah masyarakat. Sehingga menjadi isu yang selalu dibahas di beberapa diskusi publik, pemberitaan media, maupun menjadi bahan riset di kalangan akademik.

  • Bagikan