Hadirkan Referensi Bagi Calon Kepala Daerah, Dr.Najib Kolaborasi Kendari Pos

  • Bagikan
Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin (kiri), Direktur Kendarinews.com Awal Nurjadin (kanan), Pengamat Politik Provinsi Sultra Najib Husein (tengah), foto bersama usai diskusi, di Graha Pena Kendari Pos, Rabu (21/6).


Membangun Citra, Menggapai Takhta

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Calon pemimpin atau kepala daerah tak cukup hanya punya basis massa dan populer di masyarakat. Kandidat "petarung" di Pilkada mesti piawai mencitrakan dirinya. Ada proses yang harus dilalui. Sebut saja lobi partai politik (parpol) , simpati pemilih, menunjukan kualitas diri, pelibatan media massa, hingga akhirnya terpilih dan menggapai takhta.

Ulasan itu tersaji lengkap dalam buku karya akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo (FISIP UHO), Dr.Muh.Najib Husain, S.Sos.,M.Si. Karya spektakuler yang dipersembahkan untuk mencerdaskan calon pemimpin itu berjudul
"Jalan Panjang Menuju Kursi Pemimpin Daerah". Dr.Najib menyebut buku tersebut hadir berkat kerja sama dengan Harian Kendari Pos.

Dalam kanal youtube Kendari Pos Channel yang dipandu Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin itu, Dr.Najib Husain menjelaskan, calon pemimpin daerah seharusnya memiliki kemampuan dan kualitas. Ketika khalayak menginginkan pemilih yang cerdas maka pemimpinnya harus cerdas terlebih dahulu. "Tidak bisa kita mengharapkan pemilih yang cerdas lantas pemimpinnya tidak cerdas. Nah, dalam buku ini kita ulas, " ujarnya saat mereview isi bukunya Graha Pena Kendari Pos, Rabu (21/6), kemarin.

Dr.Najib Husain menegaskan calon pemimpin cerdas itu harus mampu "menjual" program kerjanya, dan visi misi. Namun bukan itu yang terjadi. "Saat ini yang masih menjadi persoalan perpolitikan di Sultra adalah ada pergeseran atau gesekan antarcalon. Gaya politik itu tidak sehat. Hal semacam ini yang tidak kita inginkan. Lebih bagus mereka bersaing pada tataran konsep dan visi misi ke depannya," jelasnya.

Alumni Doktor Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengatakan pada Pemilu 2024 nanti calon pemimpin bisa menjadikan buku ini sebagai sumber referensi untuk bertarung di Pilkada 2024 .

"Seseorang yang menjadi pemimpin tidak secara instan tapi melalui perjalanan panjang seperti membangun komunikasi dengan pemilih, membangun koalisi dengan partai, memilih pasangan dan yang terpenting merancang visi dan misi yang bisa ditawarkan kepada masyarakat," kata Dr.Najib Husain.

Pada kesempatan tersebut, Dr.Najib Husain memaparkan strategi yang harus diterapkan calon kepala daerah jika ingin terpilih. Strateginya adalah calon kepala daerah harus memiliki visi yang jelas agar dapat bekerja sistematis seperti membentuk tim atau kelompok dan menetapkan siapa yang akan membantu dalam Pilkada.

Selanjutnya, para calon ditantang untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dan membangun kekuatan di lapangan. Dr.Najib Husain meyakini, jika semua sudah berjalan dengan baik maka dipastikan calon pemimpin akan terpilih menjadi kepala daerah yang diharapkan masyarakat.

Dr.Najib Husain merasa ironi jika ada calon pemimpin yang kualitasnya bagus, punya pemikiran cerdas tapi tidak memiliki dukungan parpol. Hal itu tercermin pada Pilkada 2020. Ada calon potensial tidak bisa melenggang ke pentas Pilkada karena terkendala dukungan parpol. Maka tak heran kata Najib calon juga tergantung pada usungan partai dan tidak bisa menghindarkan perilaku transaksional.

"Antara seorang kandidat dan parpol tidak bisa dipisahkan. Mendapatkan dukungan parpol tidak terlepas dari transaksional dan sebagainya. Dan itu terbuka. Untuk mendapatkan dukungan ada sesuatu yang 'disampaikan' kepada partai. Walaupun partai bukan money politik tapi biaya yang harus ditanggung ketika calon mendapat dukungan," tutur Dr.Najib Husain.

Pada sisi lain, menurut Dr.Najib Husain, komponen pelibatan media massa harus maksimalkan seorang kandidat untuk memenangkan pilkada. Ia meyakini,
seorang calon pemimpin yang semula tidak dikenal namun karena selalu dipublikasi media massa akhirnya dikenal publik.

"Itu terasa pada masa Covid-19, keberadaan media massa sangat penting baik itu media konvensional maupun media online karena strategi face to face (tatap muka) itu sangat sulit dilakukan. Nah, melalui media itu bisa tersampaikan, " imbuh Dr.Najib Husain.

Dr.Najib Husain menuturkan latar belakang penulisan buku "Jalan Panjang Menuju Kursi Pemimpin Daerah" berawal dari sebuah pemikiran ada ketidakadilan antara peserta pemilu/pilkada dengan pemilih. Faktor pemilih terkadang diposisikan sebagai pemicu terjadinya money politik, black campaign, hoaks dan sebagainya.

"Akibatnya lahirlah istilah pemilih cerdas, pemilih kurang cerdas dan sebagainya. Padahal sebenarnya kita tidak boleh membebani itu semua kepada pemilih. Tetapi di sisi sebagai pelaku atau sebagai peserta pilkada itu harus mengoreksi diri bahwa menjadi bupati, wajib memiliki kualitas," tutur Dr.Najib Husain.

Ia mengungkapkan, terdapat 3 sumber dalam penulisan buku ini. Pertama, Harian Kendari Pos yang selama 2 tahun terakhir memberikan ruang kepada penulis untuk mengamati Pilkada 2020.

"Pada pilkada 2020 ada pesta demokrasi yang cukup menarik karena dilaksanakan dalam suasana pandemi Covid-19. Ini kesempatan saya untuk memberikan tanggapan dan ulasan lalu saya rangkum, serta menuangkannya dalam buku," ungkap Dr.Najib Husain.

Sumber kedua, beberapa teori yang seharusnya digunakan pemimpin yaitu teori tentang komunikasi politik. Teori tersebut sangat penting bagi pemimpin untuk menjadi komentator politik. Ketiga, Dr.Najib Husain "memotret" dan mengambil data di lapangan terkait pilkada di Sultra.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin mengapresiasi kehadiran buku kajian politik Dr. Najib Husain. Menurutnya, buku tersebut merupakan sebuah "harta karun" bagi generasi yang akan datang karena ulasannya yang menarik.
"Kita patut apresiasi kehadiran buku ini. Karena di tengah kesibukan beliau, masih bisa mempersembahkan karya terbaik bagi masyarakat, " ujarnya.

Direktur Irwan Zainuddin berharap, buku kajian politik ini nantinya mengedukasi masyarakat sehingga dapat mengenal politik yang sehat dan santun sekaligus menjadi bahan referensi bagi calon kepala daerah yang akan bertarung pada Pilkada 2024.

"Seorang pejabat publik tidak perlu mengedukasi masyarakat dengan iming-iming atau janji dan sebagainya. Akan tetapi melalui visi misi yang jelas dan kerja nyata yang sudah dibahas dalam buku ini. Semoga buku ini bisa dijadikan rujukan bagi para calon kepada daerah sekaligus bisa mencerdaskan bangsa, " pungkas Direktur Irwan Zainuddin. (ags/b)

  • Bagikan