Luas Panen Padi di Sultra Alami Penurunan

  • Bagikan
Suasana panen raya padi di Kabupaten Konawe Selatan. (DOK. KENDARI POS)
Suasana panen raya padi di Kabupaten Konawe Selatan. (DOK. KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merilis bahwa berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 113,93 ribu hektare, atau mengalami penurunan sebesar 4,33 ribu hektare 3,66 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 118,26 ribu hektare.

Kepala Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti, mengatakan bahwa luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 113,93 ribu hektare, atau mengalami penurunan sebesar 4,33 ribu hektare 3,66 persen. Puncak panen padi pada 2023 selaras dengan 2022 yaitu terjadi pada bulan Mei. Luas panen padi pada Mei 2023 adalah sebesar 14,80 ribu hektare, sedangkan pada Mei 2022 luas panen padi mencapai 18,65 ribu hektare. “Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2024 mencapai 6,30 ribu hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2024 diperkirakan seluas 17,12 ribu hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround JanuariApril 2024 diperkirakan mencapai 23,42 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 6,97 ribu hektare 22,94 persen dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2023 yang sebesar 30,39 ribu hektare,” terangnya.

Agnes menjelaskan, bahwa produksi padi di Sultra sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 479,41 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), atau mengalami kenaikan sebanyak 0,45 ribu ton GKG 0,09 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 478,96 ribu ton GKG. “Produksi Padi tertinggi pada 2023 terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 59,62 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sekitar 19,05 ribu ton GKG,” jelasnya.

Jika perkembangan produksi padi selama tahun 2023 dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Mei-Agustus 2023 dan September-Desember 2023, yaitu masing-masing sebesar 0,92 ribu ton GKG 0,50 persen dan 15,54 ribu ton GKG 8,42 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. "Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan luas panen padi pada Subround Mei-Agustus 2023 dan September-Desember 2023, masing-masing sebesar 0,51 ribu hektare 1,12 persen dan 7,14 ribu hektare 15,68 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. Di sisi lain, peningkatan produksi padi hanya terjadi pada Subround Januari-April 2023, yaitu sekitar 16,91 ribu ton GKG 15,23 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022," tuturnya.

Ia menerangkan, sementara pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 26,66 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 71,51 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 98,17 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sebesar 29,81 ribu ton GKG 23,29 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 127,98 ribu ton GKG. “Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah potensi penghasil padi seperti Konawe Selatan, Bombana, dan Kolaka Timur. Disisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan produksi padi yang cukup besar, misalnya Konawe, Kolaka, dan Baubau. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2023 adalah Konawe, Kolaka Timur, dan Konawe Selatan. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Buton Tengah, Buton Selatan, dan Konawe Kepulauan,” ungkap Agnes.

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi tertinggi pada Januari hingga April 2024 adalah Konawe, Kolaka, dan Kolaka Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Buton Tengah, Kendari, dan Buton Selatan. “Potensi penurunan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari-April 2024 dibandingkan Subround yang sama pada 2023 terjadi di Bombana, Kolaka, dan Konawe Selatan. Sementara itu, potensi kenaikan produksi padi pada Subround Januari-April 2024 yang cukup besar terjadi di Kolaka Timur, Konawe Utara, dan Buton Utara," katanya.

Ia juga menambahkan, bahwa jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2023 setara dengan 275,31 ribu ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 0,26 ribu ton 0,09 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 275,06 ribu ton. Produksi beras tertinggi pada 2023 terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 34,24 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 10,94 ribu ton.

"Pada Januari 2024, produksi beras diperkirakan sebanyak 15,31 ribu ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2024 adalah sebesar 41,07 ribu ton. Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 56,38 ribu ton beras atau mengalami penurunan sebesar 17,12 ribu ton 23,29 persen dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2023 yang sebesar 73,49 ribu ton beras," pungkasnya. (win/b)

  • Bagikan