Cegah Stunting Sejak Dini

  • Bagikan
Peserta pelatihan posyandu remaja di SMA Negeri 12 Kendari sempatkan foto bersama.
Peserta pelatihan posyandu remaja di SMA Negeri 12 Kendari sempatkan foto bersama.

--Poltekkes Kemenkes Kendari Bentuk Posyandu Pada 4 Sekolah di Kendari

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Kendari sebagai salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Kemenkes RI melaksanakan pendidikan vokasi di bidang kesehatan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Pengabmas) pada beberapa sekolah di Kota Kendari.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk mendukung perbaikan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di Sultra, termasuk dalam upaya pencegahan stunting.

Hal tersebut diwujudkan Poltekkes Kemenkes Kendari dengan melakukan upaya untuk mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi remaja dalam pencegahan stunting dengan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat unggulan berupa pencegahan stunting sejak dini melalui Pembentukan Program Posyandu Remaja di empat SMA se-Kota Kendari.

Empat sekolah itu yakni, SMA Negeri 3 Kendari, SMA Negeri 6 Kendari, SMA Negeri 8 Kendari, dan SMA negeri 12 Kendari dengan jumlah sasaran sebanyak 850 orang remaja yang dilakukan screening kesehatan dan 80 remaja putra/ putri yang diberikan pelatihan kader posyandu remaja. Kegiatan ini dilaksanakan dengan koordinasi dengan Puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kota Kendari.

Adapun tujuan kegiatan ini yakni untuk meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi posyandu remaja, meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan remaja tentang kesehatan reproduksi bagi remaja, meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempercepat upaya perbaikan gizi remaja, mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik, melakukan deteksi dini dan pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak menular (PTM), dan meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan.

Pelaksanaan kegiatan melalui tiga tahapan. Tahap I meliputi pengambilan data awal berupa skrining kesehatan, antara lain skrining anemia (pemeriksaan haemoglobin), skrining Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular, dan skrining remaja Kurang Energi Kronik (KEK) melalui pemeriksaan berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan lingkar lengan atas (LILA), dan pemilihan kader posyandu remaja di masing-masing sekolah yang telah dilaksanakan pada tanggal - 9 Desember 2023.

Hasil skrining diperoleh data dari 850 orang remaja putri, terdapat 101 orang yang mengalami anemia, 35 orang dengan tinggi badan <145 cm, dan 208 orang dengan kurang energi kronik (KEK).

Kegiatan ini dilanjutkan dengan tahap II, yaitu pelatihan kader posyandu remaja melalui edukasi tentang stunting, anemia, kesehatan reproduksi, pernikahan dini, PKHS, pemenuhan gizi seimbang, penyakit menular dan penyakit tidak menular, dan penyalahgunaan NAPZA, serta pelatihan pengukuran antropometri yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 - 22 Desember 2023. Para kader diberikan buku pedoman tentang petunjuk teknis penyelenggaraan posyandu remaja dan modul posyandu remaja.

Tahap III berupa evaluasi pengetahuan dan keterampilan kader remaja dan simulasi tata laksana kegiatan posyandu remaja akan dilaksanakan di awal Januari 2024.

Posyandu Remaja yang secara resmi telah dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu Remaja secara rutin, berpedoman pada Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja yang berlaku.

Secara berkala, kegiatan Posyandu Remaja dipantau oleh tim Pengabmas dengan bekerja sama dengan pihak Puskesmas setempat, yang hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu Remaja secara lintas sektoral.

Pembentukan Posyandu remaja juga menjadi menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja, menemukan alternatif pemecahan masalah dan membentuk kelompok dukungan remaja sebagai upaya memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. (ags/adv)

  • Bagikan