Komitmen Lahirkan Generasi Unggul

  • Bagikan
Ketua Pelaksana Alhazen School Kendari Evi Sultriana Zahri (2 dari kanan), dan Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin (tengah) bersama jajaran manajemen Kendari Pos usai mengisi podcast Kendari Pos Channel di Graha Pena, Kamis (2/11/2023), kemarin. (MUH. ABDI ASMAUL AMRIN/KENDARI POS)
Ketua Pelaksana Alhazen School Kendari Evi Sultriana Zahri (2 dari kanan), dan Wakil Direktur Kendari Pos Awal Nurjadin (tengah) bersama jajaran manajemen Kendari Pos usai mengisi podcast Kendari Pos Channel di Graha Pena, Kamis (2/11/2023), kemarin. (MUH. ABDI ASMAUL AMRIN/KENDARI POS)

--Evi Sultrina Zahri Mendirikan Sekolah Berbasis Teknologi dan Religius

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Hj. Evi Sultrina Zahri, sosok yang humble dan friendly. Dibalik karakter sederhananya, Hj. Evi sapaan karibnya punya pemikiran visioner dan out of the box. Salah satu hasil pemikiran visioner dan out of the boxnya adalah Alhazen School Kendari. Sekolah itu memadukan pendidikan berbasis sains, teknologi dan pendidikan Islam. Dari Alhazen School, Hj. Evi ingin melahirkan generasi unggul yang melek teknologi dan religius.

“Sekarang ini, seiring dengan perkembangan teknologi, generasi bangsa berada di level generasi alfa. Anak-anak lahir dan bertumbuh di tengah kemajuan teknologi dan informasi. Hal inilah yang membuat saya mendirikan sekolah yang memadukan antara pendidikan teknologi dan pendidikan Islam,” ujar Hj. Evi saat menjadi narasumber dalam Podcast Kendari Pos Channel yang dipandu Wakil Direktur Kendari Pos, Awal Nurjadin di Graha Pena, Kamis (2/11/2023), kemarin.

Hj. Evi yang juga Ketua Pelaksana Al hazen School Kendari menjelaskan dunia pendidikan merupakan kebutuhan yang paling utama dalam membentuk karakter generasi anak bangsa. Baik dari ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu sosial, ilmu sains, ilmu akhlak maupun dibidang pendidikan agama.

Hj. Evi menuturkan ihwal mendirikan Alhazen School. Ta terinspirasi dari beberapa narasumber bahwa sekolah-sekolah Islam yang ada saat ini hanya berbasis pendidikan Islam saja, sementara ada sekolah yang menerapkan pendidikan Islam dan teknologi. Dan itu baru ada di Pulau Jawa. “Untuk itu saya membangun sekolah berbasis pendidikan Islam dan teknologi di Kendari 4 bulan lalu. Ini pertama di wilayah Sulawesi, ungkap alumni Sarjana Farmasi UT itu.

Kendati Alhazen School baru 4 bulan didirikan, namun peminatnya membludak. Hj. Evi membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin mengecap pendidikan di sekolah teknologi berbasis religius itu.

Saya pikir inilah waktunya mendirikan sekolah yang menggabungkan antara pendidikan Islam dan teknologi. Belum ada sebelumnya di Sultra. Saat ini kami baru membuka untuk jenjang SD. Ke depan kita dapat membuka untuk jenjang SMP dan SMA tutur Hj. Evi.

Wanita berhijab kelahiran Raha, 24 Juni 1976 itu menjelaskan Alhazen School memiliki 3 program. Alhazen School untuk jenjang SD. After School meliputi bimbingan atau kursus/les. Lalu, program Alhazen Academy yang dapat diikuti semua sia, mulai SD,SME, SMA, jenjang kuliah, maupun umum.

Pada program Alhazen Academy, semuanya dapat belajar coding yakni menulis atau merangkai perintah berdasarkan syntax (aturan penulisan) dalam bahasa pemrograman tertentu, lalu dikonversikan menjadi kode-kode yang dapat dimengerti oleh mesin.

Untuk jenjang SD, hanya 10 orang dalam 1 kelas. Karena pembelajaran menggunakan laptop. Ada 4 kurikulumnya yang diterapkan yakni kurikulum nasional, kurikulum nasional plus, kurikulum Islam, kurikulum teknologi. Di sekolah kami ini, 70 persen menggunakan bahasa Inggris, 30 persen bahasa Indonesia dan bahasa Arab tutur Hj. Evi.

Sistem belajarnya berbasis online (daring), dan offline (luring). Soal tempat belajar, dijamin sangat memadai yakni di gedung Kreasi Komputer Kendari. Saat ini masih proses penerimaan siswa baru. Tahun depan sudah mulai pembelajaran. Kuotanya terbatas, hanya 10 siswa dalam 1 kelas, imbuh Hj. Evi.

Alumni SMUN 70 Bulungan Jakarta Selatan itu menambahkan, Alhazen School mengusung visi misi mendirikan sekolah yang bermutu dan unggul untuk menghasilkan generasi Islam yang cerdas, percaya diri, berkarakter, dan menguasai teknologi.

Siswa Alhazen School tidak saja diarahkan memahami dan menguasai teknologi namun juga mendapat pendidikan Islam yang mumpuni. Hj. Evi menargetkan siswa sudah harus hafal jus 30 Al Quran pada jenjang SD. Pada jenjang After School, siswa sudah dapat melanjutkan dengan hafiznya. Jadi siswa bisa mengambil program Khusus hafiz. Akan diberikan modul terangnya.

Hj. Evi berharap kehadiran Alhazen School dapat memberi warna pendidikan di Sultra dan dapat diterima oleh semua masyarakat untuk menjadi pilihan. Karena tujuan dan niat kami adalah dapat berkontribusi untuk dunia pendidikan, dan bermanfaat untuk umat. Semoga generasi kita di Sultra ini dapat menjadi pemimpin hebat di masa depan yang didukung dengan akhlak dan ilmu yang bermutu, tutupnya. (kam/b)

  • Bagikan