Operasional Sentra IKM Diuji Coba Kembali

  • Bagikan
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UMK Konkep, Sudirman,
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UMK Konkep, Sudirman,

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep) melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, akan melakukan uji coba operasional sentra industri kecil dan menengah (IKM) pengolahan kelapa pada September ini. Agenda tersebut sebenarnya sudah dijadwaklan pada Maret 2023 lalu, namun uji coba aktivitas sentra IKM tersebut belum optimal setelah hampir dua tahun lebih tidak difungsikan.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UMK Konkep, Sudirman, mengatakan, tidak berfungsinya sentra IKM secara maksimal karena keterbatasan infrastruktur pendukung, terutama ketersediaan air bersih. Sehingga hal tersebut menyebabkan pengaktifan Sentra IKM tertunda.

“Insyaallah bulan ini (September) kita akan melakukan uji coba pengaktifan sentra IKM yang sempat tertunda pengoperasiannya selama dua tahun lebih. Kendala sebelumnya seperti listrik, alhamdulillah sudah terpasang. Tinggal fasilitas air bersih dan pendukung lainnya yang masih kita usahakan bisa terpenuhi bulan ini,” janji Sudirman, Selasa (5/9).

Ia melanjutkan, untuk bisa memenuhi semua fasilitas yang belum tersedia, pihaknya akan memprioritaskan penganggarannya dalam APBD Perubahan. Jika bisa terwujud, maka pengoperasiannya bisa dilakukan secara maksimal.

“Jadi kita akan mengupayakan di perubahan ini. Selain anggaran untuk penyediaan fasilitas, kita juga mengupayakan ada dana untuk pengoperasiannya. Sehingga ini bisa beroperasi secara maksimal. Selain itu kita juga upayakan ada alokasi anggaran dari luar,” ungkapnya.

Sudirman menambahkan, selain fasilitas, pihaknya juga terkendala pada kualitas sumber daya manusia. Pihaknya akan menggandeng instruktur berpengalaman dibidang pengolahan kelapa dari Pulau Jawa.

“Nantinya ketika ini beroperasi, sentra IKM akan memproduksi lima komoditas, yakni kopra putih, tempurung kelapa jadi briket, sabuk kelapa menjadi coco fiber, batang kelapa dan nata de coco. Tetapi yang utama akan diproduksi adalah kopra putih. Karena peralatannya modern, makanya dibutuhkan SDM berkualitas. Sehingga ini yang mengharuskan kita mendatangkan pelatih berpengalaman,” sambung Sudirman.

Ia mengungkapkan, selain kendala anggaran dan SDM, beberapa waktu terakhir ini terdapat masalah baru yakni terjadi. Disebutkan, ada pencurian beberapa komponen, seperti alat pertukangan dan mesin genset yang kerugiannya ditaksir mencapai Rp 30 juta.

“Saat ini kasusnya sedang berproses di pengadilan dan kami berharap bisa selesai secepatnya,” harapnya. Untuk hasil produksi, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan sejumlah pengusaha yang membutuhkan produk dari sentra IKM tersebut.

“Untuk pasar, sudah ada. Selama dua tahun ini kami telah membangun jaringan untuk pemasarannya dari Jakarta dan Jawa. Kita tinggal memulai mengoperasikan dan mereka datang untuk melihat produk kita serta membelinya,” optimis Sudirman. (b/jib)

  • Bagikan