Dapur Sehat Atasi Stunting

  • Bagikan
CEGAH STUNTING : Bupati Konsel, H. Surunuddin Dangga (tengah) bersama jajaran Forkopimda bersama para pimpinan OPD lingkup Pemkab dan pihak terkait lainnya saat launching Program Dapur Sehat Atasi Stunting di Kecamatan Mowila.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) untuk menurunkan angka stunting atau kondisi gagal tumbuh pada Balita. Salah satu wujud keseriusan itu, dengan meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat). Target ke depan, Dahsat ada pada semua desa. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Konsel, dr. Maharayu, menjelaskan, Dashat merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting. Pemenuhan gizi itu untuk calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan Balita stunting.

"Di daerah kita, dapur sehat ini sudah tersebar pada 53 kampung berkualitas (KB). Kami berharap semua desa di Konsel punya Dapur Sehat. Karena dari data yang ada hampir seluruh wilayah ada kasus stuntingnya. Kemudian harapannya di tahun 2045, nol kasus di Konawe Selatan," ujarnya saat launching Program Dahsat yang dihadiri langsung Bupati, H Surunuddin Dangga di Kecamatan Mowila, Kamis (16/6). Sementara itu Bupati Konsel, H. Surunuddin Dangga, menegaskan komitmennya menjalankan amanah Pemerintah Pusat melalui Presiden, Joko Widodo. Mengingat stunting menjadi masalah bersama yang harus dituntaskan.

"Kegiatan ini merupakan momen yang sangat baik, menyatukan persepsi dan konsep dalam upaya menindaklanjuti Perpres 72 tahun 2021 tentang gerakan nasional penurunan stunting di Indonesia. Ini merupakan gerakan bersama, sehingga dibutuhkan sinergisitas dan harmonisasi untuk mengatasi risiko tersebut," tegas Surunuddin, kemarin. Di Konsel, berdasarkan data skunder dan primer dalam menentukan lokus stunting pada tahun 2022, jumlah Balita yang mengalami gejala stunting sebanyak 2.763 jiwa dari keluarga berisiko stunting 32.902 KK.

"Mari bersama-sama memikirkan dan selanjutnya melakukan aksi nyata mengatasi kondisi stunting di Konsel. Keterlibatan para OPD sangat dibutuhkan. Tim percepatan penanganan stunting (TPPS) Konsel harus bekerja serius," ujarnya. Surunuddin menambahkan, tak kalah penting adalah kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan, ketersediaan pangan, pola hidup sehat, dan sumber air bersih. "Kalau ini sudah kita sudah upayakan bersama, maka stunting bisa kita atasi. Targetnya dengan kerja sama seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat, stunting bisa turun di bawah 10 persen," tandasnya.

Untuk diketahui, dalam launching tersebut turut hadir, Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional Sultra, Siti Mardati Saing, Kepala Perwakilan BKKBN Sultra yang diwakili Koordinator Badan Pengendalian Penduduk dan KB, dr. H. Mustakim, Ketua DPRD Konsel, Irham Kalenggo, Kajari, Afrilianna Purba, Kapolres, AKBP Wisnu Wibowo, pimpinan OPD lingkup Pemkab, para camat, Kepala Puskesmas, KUA, Kades se kecamatan Mowila hingga tokoh Kader Pendamping Keluarga (TPK). (b/ndi)

  • Bagikan