Hilangnya Nikmat Disebabkan Oleh Dirinya Sendiri

  • Bagikan

Penulis : Drs.Nasri Bohari M.Pd
(Ketua DPW Hidayatullah Sulsel - Pembina Hidayatullah Kendari)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Kehidupan ini sesungguhnya adalah anugerah kenikmatan sebagai karunia dari kasih sayang Allah. Yang Allah tidak akan mengubahnya kecuali kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada dirinya.

Segala nikmat-Nya adalah kepastian dan keabadian dalam kehidupan ini. Namun itu sebaliknya akan menjadi kemudharatan ketika kaum itu berbuat sesuatu yang tidak
sesuai dengan ketentuan-Nya.

Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Anfal ayat 53, sebagai berikut:

“Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Mahamendengar, Mahamengetahui.” (QS Al Anfal ayat 53) 

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa "Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan tentang keadilan dan kebijaksanaan-Nya dalam hukum yang telah ditetapkan-Nya, bahwa Dia tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah Dia berikan kepada seorang hamba kecuali disebabkan dosa yang dikerjakan hamba yang bersangkutan."

Ayat itu mengandung makna, bahwa karunia dan segala kenikmatan dalam kehidupan ini akan terus dirasakan adalah karena kemitmen seseorang menjalankan segala syariat Allah. Serta dengan hiasan akhlak dan amal sholeh dalam hidup kesehariannya.

Namun disebabkan kedzaliman terhadap diri, orang lain dan alam ini serta pelanggaran pada syariat-Nya, berupa akhlak, tabial dn ulah tak bertanggung jawab yang menjadikan Allah merubah bahkan mencabut nikmat-Nya

Disinilah pentingnya akhlak dan amal perbuatan kesehariannya yang senantiasa terpelihara dengan baik, sehingga nikmat diberikan-Nya pun tetap melekat dan berada pada dirinya, serta tidak akan hilang pada dirinya.

Disebabkan karena kualitas iman dan taqwanya pula, tidak hanya dirinya yang teranugerahkan kenikmatan dari Allah, tapi masyarakat, lingkungan, bangsa dn negaranya akan mendapatkan Rahmat-Nya (QS.7:95)

Ketika suatu kaum melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka berkah, terbukanya pintu-pintu kebaikan dan rezeki dari segala penjuru; langit dan bumi.

Akan tercipta rasa aman dan ketenteraman, serta terwujud kesejahteraan lahir dan batin. Terselamatkan dari segala macam bencana dan marah bahaya yang akan menimpahnya.

Adapun terhadap mereka yang mendustakan ayat-ayat-Nya, tak cukup dengan Allah mencabut nikmat-Nya, bahkan Allah menyiksanya mereka disebabkan kekufuran dan kemaksiatan yang terus menerus mereka kerjakan.

Turunnya azab disebabkan oleh kedustaan terhadap ayat-ayat-Nya, merupakan bukti keadilan Allah. Karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang tampak dan telah dirasakan langsung, seperti kebahagiaan, kediaman, rasa aman, kemakmuran, kesuburan, dan lainnya telah diberikan-Nya terhadap suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.

Dan juga ke-Mahamendengar lagi Mahamengetahui-Nya terwujudkan dengan memberi ganjaran bagi setiap perbuatan hamba-Nya. Disebabkan akhlak buruk dan kekufurannya mengundang laknat dan kesengsaraan. Sebaliknya, sebab ketaatan pada-Nya, tercurahkan nikmat dan keberkahan-Nya. (*)

  • Bagikan