Debat Ketiga Lebih Dinamis

  • Bagikan

--Pengamat: Capres Tak Mengulas Ancaman Perang Ekonomi
--Tiga Capres Saling Sindir dan Unjuk Gagasan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pengamat politik Sultra, Dr.Muh Najib Husain, S.Sos., M.Si mengatakan, secara umum debat capres tahap ke 3 ini terkesan ketiga paslon lebih mengedepankan ego politik masing-masing. Nyaris tidak begitu banyak solusi yang diberikan kepada masyarakat jika terpilih nanti berkaitan dengan tema debat. Bahkan debat kali ini cenderung dominan sentimen. Mestinya, sebelum debat KPU bisa memanggil tim ketiga capres agar pembahasan tema bisa lebih banyak diulas ketimbang membangun argumen sentiman dari masing-masing calon.

“Dari ketiga capres ini, Ganjar cukup banyak memberikan pernyataan yang lebih dingin dengan data-data terkait keamanan, pertahanan, geopolitik. Sementara Anies juga menyampaikan data, namun Anies terjebak pada debat pertama, dimana perdebatannya dengan Prabowo semakin tinggi tensinya,” kata Dr.Muh. Najib Husain kepada Kendari Pos, Minggu (7/1) malam.

Sementara Prabowo, kata dia, yang diprediksi bakal menguasai panggung debat namun tidak begitu menonjol. Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI mestinya bisa mendominasi alur debat karena didukung napak tilas karirnya yang juga berlatar belakang militer.

“Sejak awal saya sudah menduga kinerja Prabowo akan menjadi sorotan dalam debat ketiga ini. Prabowo yang seharusnya lebih lengkap datanya dibandingkan dua kompetitornya namun faktanya berbanding terbalik. Tidak begitu signifikan Prabowo bisa menjewantahkan data-data terkait tema debat,” beber Najib.

Doktor Jebolan Universitas Gajah Mada ini menjelaskan, nuansa debat tidak jauh beda dengan film. Pemilih melihat awal dan penutup seperti apa isi dari debat tersebut. Pada pernyataan terakhir atau closing statement, hampir tidak ada kesimpulan yang bisa dipetik pemilih berkaitan dengan tema debat. Ketiga capres mestinya sudah persiapkan apa yang harus disampaikan saat penutup debat.

“Kendati demikian dari materi yang dibawakan, Ganjar dan Anies cukup unggul dalam penguasaan tema kali ini. Kemudian penekanan intonasi suara Ganjar dan Anies jauh lebih unggul. Yang paling membedakan penguasaan panggung, mengatur emosi, irama, lebih banyak dimenangkan oleh Ganjar disusul Anies dan posisi terlemah adalah Prabowo,” jelas Dr.Najib.

Najib menguraikan, kelemahan Prabowo juga terlihat dari beberapa pertanyaan kompetitornya yang tidak bisa dijawab dengan baik.

“Ketika dua kompetitornya dianggap tidak menyajikan data kredibel maka Prabowo seharusnya menampilkan data lain yang dia anggap lebih kuat atau otentik bukan hanya menyalahkan tanpa solusi,” urai Najib.

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hali Oleo ini menjelaskan, Indonesia menghadapi banyak masalah politik luar negeri yang cukup serius. Terutama pada persoalan ekonomi global yang sangat sensitif menyulut potensi perang. Sebagai negara ekuator, Indonesia begitu diuntungkan karena memiliki sumber daya alam melimpah. Namun disatu sisi bisa menjadi malapetaka jika tidak memiliki pertahanan ekonomi yang kuat.

“Dari ketiga capres baik Anies, Ganjar, maupun Prabowo tidak begitu ekspilisit membahas ancaman-ancaman ini. Padahal probelamatika terkait perang ekonomi adalah vital karena sejarah penjajahan didominasi karena persoalan ekonomi,” jelas Dr. Muh Najib.

Gagasan capres Anies terkait tema debat, kata dia, lebih condong pada upaya penguatan kerja sama antarnegara melalui strategi diplomasi yang kuat. Sementara capres Prabowo masih dengan narasi lama yakni penguatan komponen militerisme.

“Hal serupa juga diungkapkan capres Ganjar. Tidak jauh beda dengan yang disampaikan Prabowo. Hanya saja Ganjar lebih detail terkait masalah pertahanan dan seperti apa solusi jitu,” tandas Dr.Muh Najib.

Terpisah, pengamat politik Sultra lainnya, Andi Awaludin Ma’ruf, SIP., M.Si mengatakan, pada debat ketiga 3 yang digelar tadi malam, capres Prabowo terlihat ketar-ketir menghadapi serangan pertanyaan maupun argumentasi capres nomor 1 Anies dan capres nomor 3 Ganjar.

Andi Awaludin Ma’ruf menuturkan, kinerja Menteri Pertahanan RI Prabowo dibuka detail oleh Anies dan Ganjar. Beragam persoalan diumbar misalnya terkait dengan serangan hacker yang diungkapkan Anies. Lalu, Ganjar mempertanyakan terkait kapabilitas militer RI mengalami penurunan, namun tidak dapat disanggah dengan baik oleh Prabowo yang mestinya memahami sempurna persoalan tersebut. Mengingat Prabowo berlatar belakang militer dan saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI.

“Anies dan Ganjar begitu menguasai panggung debat capres tahap 3 malam ini (tadi mala,red). Sementara Prabowo seolah tidak memahami secara menyeluruh apa yang dipersoalkan Anies dan Ganjar. Kelemahan Prabowo juga karena mudah tersulut emosio,” kata Andi Awaludin Ma’ruf kepada Kendari Pos, Minggu (7/1/2024), malam.

Akademisi Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) itu menambahkan kelemahan lainnya adalah saat beberapa pertanyaan lain yang dilontarkan oleh Prabowo terkesan mudah terpengaruh oleh serangan pertanyaan dan argumentasi Anies dan Ganjar. Sehingga beberapa kesempatan, Prabowo terkesan emosional dan kurang fokus pada persoalan tema debat terkait pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.

“Prabowo sangat kesulitan menjelaskan pertanyaan yang dilontarkan capres nomor 1 dan capres nomor 3,” ujarnya.

Andi Awaludin menambahkan, penjelasan Anies, Prabowo, dan Ganjar sangat beragam dan masing-masing memiliki perspektif berbeda terkait pertahanan, keamanan, hubungan inernasional dan geopolitik. Anies misalnya, lebih fokus penekanan diplomasi politik luar negeri, menggalang kekuatan regional.

“Anies melihat bagaimana konsep pertahanan negara dimulai membangun kesejahteraan prajurit TNI/Polri. Sementara paradigma Prabowo yakni menjurus pada pengadaan alutsista yang maksimal untuk menghadapi tantangan ataupun ancaman militer dari luar negeri,” tutur Andi Awaludin.

Menurut Andi Awaludin,secara konsep Anies dan Prabowo sangat berbeda. Kemudian Capres Ganjar mengikuti pola Prabowo, terkait pengadaan alutsista militer agar diperkuat.

“Gagasan Prabowo dan Ganjar sangat mirip, meskipun disatu sisi Ganjar menyoroti ide Prabowo mengenai anggaran dan kinerja Prabowo yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan,” jelas Andi Awaludin.

Dari paradigma politik luar negeri (Polugri), Anies juga mengkritik Prabowo selama 4 tahun menjabat Menteri Pertahanan. Anies membandingkan dengan Menteri PUPR dan Menteri Keuangan dalam konteks kesejahteraan ASN. Di satu sisi Anies menilai Prabowo kurang memperhatikan kesejahteraan TNI, Polri dan ASN.

“Paradigma Anies memandang fasilitas maupun kesejahteraan sumber daya manusia pertahanan RI baik finansial, tempat tinggal mesti menjadi prioritas,” urai Andi Awaludin.

Ia menjelaskan, masalah politik ekonomi internasional di tengah seteru China dan Amerika Serikat, Ganjar melihat kekuatan militer yang ditunjang dengan komponen teknologi digital canggih. Kemudian Anies berpatok pada ide penguatan diplomasi antara dua negara adidaya baik China maupun Amerika Serikat, dialog persuasif antarnegara.

“Sementara Prabowo fokus pada membangun kekuatan militerisme. Membangun kekuatan pertahanan dalam negeri agar memiliki daya pengaruh internal yang dapat mengendus berbagai ancaman luar maupun dalam negeri,” imbuh Andi Awaludin.

Bagi Andi Awaluddin, secara umum Anies dan Ganjar cenderung menguasai panggung debat capres ketiga ini. Sementera Prabowo kurang terlihat gagasan cemerlang terkait pertahanan RI dan masalah politik luar negeri.

“Jika ditelisik Anies dan Ganjar hampir sama kekuatan dalam membangun gagasan meski berbeda konsep. Sementara Prabowo seolah kesulitan menghembuskan ide ataupun konsep paripurna terkait tema debat dan kekurangan Prabowo juga mudah tersulut sentimen emosional ketika Anies dan Ganjar menyerangnya,” tandas Andi Awaludin. (ali/b)

  • Bagikan