USN dan UNM Sinergi Gelar Program Kosabangsa

  • Bagikan
SERAHKAN BANTUAN: Ketua Tim Pendamping Kosabangsa kerja sama USN dan UNM, Prof. Dr.Ir. H. Bakhrani A Rauf, MT, IPU (empat dari kiri) menyerahkan secara langsung bantuan yang merupakan bagian dari Teknologi dan Inovasi kegiatan Kosabangsa, berupa closet fiber glass kepada Ketua Kelompok Nelayan Sejahtera Kampung Bajo (mitra sasaran).
SERAHKAN BANTUAN: Ketua Tim Pendamping Kosabangsa kerja sama USN dan UNM, Prof. Dr.Ir. H. Bakhrani A Rauf, MT, IPU (empat dari kiri) menyerahkan secara langsung bantuan yang merupakan bagian dari Teknologi dan Inovasi kegiatan Kosabangsa, berupa closet fiber glass kepada Ketua Kelompok Nelayan Sejahtera Kampung Bajo (mitra sasaran).

-- Dipusatkan di Kecamatan Tanggetada Kolaka

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka dan Universitas Negeri Makassar (UNM) sinergi menggelar Progam Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) Pendanaan Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun 2023.

Ketua Tim Pelaksana Program Kosabangsa, Akhmad Fadli Ibrahim, S.ST., M.T., dari Program Studi Teknik Mesin bersama Tim Dosen Universitas Sembilanbelas November Kolaka dari 3 Program Studi lainnya, yakni Farmasi, Teknologi Hasil Pertanian dan Keperawatan.

Universitas pendamping dalam kegiatan ini adalah Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diketuai Prof. Dr. Ir. H. Bakhrani A Rauf MT., IPU, berserta TIM Dr. Darmawang, M.Kes., dan Ir. Rahmansah, S.Pd., S.T., M.T., IPM.

Ketua Tim Pelaksana Program Kosabangsa, Akhmad Fadli Ibrahim menjelaskan, kegitan ini melibatkan masyarakat sebagai mitra sasaran kegiatan yaitu Mitra Produktif (Kelompok Nelayan Sejahtera Bersama) dan Mitra Non Produktif (Kelompok Wanita Nelayan Pesisir).

“Program Kosabangsa ini, dipusatkan di Kelurahan Anaiwoi, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka. Sasaran kegiatan adalah masyarakat Suku Bajo yang bermukim di daerah pesisir,” ungkap Akhmad Fadli Ibrahim, kemarin.

Akhmad menambahkan, Kelurahan Anaiwoi, memiliki kawasan pesisir dan perairan laut yang diidentikkan dengan wilayah kumuh dan tertinggal. Sehingga, menjadi peluang terciptanya lingkungan yang tidak sehat bagi masyarakat.

“Permasalahan masyarakat yaitu tingkat kecelakaan kerja nelayan masih cukup tinggi, sangat kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi masyarakat kawasan Kampung Bajo karena tidak adanya fasilitas MCK dan tempat pembuangan sampah yang layak, proses pengeringan ikan dan teripang membutuhkan waktu lama serta tidak higienis. Masyarakat juga belum memiliki pengetahuan terkait manajemen dan pengelolaan usaha. Serta, belum adanya sosialisasi pemasaran terkait hasil-hasil tangkapan nelayan,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Tim Pendamping, Prof. Dr. Ir. Bakhrani A Rauf MT., IPU, dalam materinya menjelaskan, kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat dengan Pemberdayaan Masyarakat Bajo Berbasis Rekayasa K3, Inovasi Usaha Perikanan dan Kesehatan Berkelanjutan di Kelurahan Anaiwoi Kecamatan Tanggetada Kabupaten Kolaka.

“Salah satu rangkaian kegiatan kami yaitu Penerapan Closet Viber Glass pada Rumah Panggung di Kampung Bajo,” ujar Prof Bakhrani, di Kampung Bajo Kelurahan Anaiwoi.

“Penerapan jamban keluarga untuk masyarakat ekonomi lemah yang aman terhadap lingkungan pada wilayah permukiman pesisir,” sambungnya.

Selain itu, pada hari yang sama, Ketua Tim Pelaksana Akhmad Fadli Ibrahim, S.S.T., M.T., bersama Tim Pelaksana USN Kolaka dan juga Ketua Tim Pendamping Prof. Dr. Ir. Bakhrani A Rauf, M.T., IPU beserta Tim dari UNM menyerahkan teknologi inovasi kegiatan Kosabangsa, diantaranya Peralatan K3 Nelayan, Closet Fiber Glass dan Bio Septictank, Mesin Pengering (food dehydrator) kepada masyarakat Kampung Bajo, yang diterima langsung mitra sasaran kegiatan Kosabangsa dan Lurah Anaiwoi Kabupaten Kolaka.

Antusiasme masyarakat Kampung Bajo Anaiwoi sangat besar. Hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat dalam kegiatan dan juga permintaan tambahan Closet Fiber Glass oleh masyarakat.

“Ini menjadi salah satu ukuran, adanya keinginan dari masyarakat melakukan perubahan perilaku yang sehat dengan menggunakan jamban keluarga yang layak di rumah mereka,” imbuhnya. (fad/b)

  • Bagikan