Waspadai Investasi Bodong, OJK Sultra Helat Bijak

  • Bagikan
Suasana Media Gathering Bincang Jasa Keuangan (BIJAK). (OJK SULTRA FOR KENDARI POS)
Suasana Media Gathering Bincang Jasa Keuangan (BIJAK). (OJK SULTRA FOR KENDARI POS)

--Libatkan Media Cetak, Elektronik dan Online

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Sebanyak 40 perwakilan insan media cetak, elektronik dan online, mengikuti kegiatan Media Gathering Bincang Jasa Keuangan (BIJAK) yang merupakan agenda rutin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembaruan informasi terkait perkembangan Industri Jasa Keuangan, dan imbauan Waspada Investasi Ilegal/ bodong yang marak dialami oleh masyarakat. Pada kegiatan ini, OJK melibatkan Perwakilan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu anggota Satgas Waspada Investasi (SWI).

Kepala OJK Sulawesi Tenggara, Arjaya Dwi Raya, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan agenda yang secara periodik dilakukan untuk diseminasi informasi terkait perkembangan sektor jasa keuangan khususnya di Sulawesi Tenggara dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan OJK untuk meningkatkan kinerja IJK dan mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi serta perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

“Hal ini diharapkan dapat menjadi pintu informasi kepada masyarakat melalui media pemberitaan, agar literasi masyarakat semakin meningkat sehingga mampu memahami manfaat dan risiko yang melekat dalam produk jasa keuangan dan terhindar dari penawaran investasi ilegal,” ujarnya.

Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra Arya Prabu dalam pemaparannya menyampaikan informasi perkembangan Industri Jasa Keuangan sampai dengan September 2023 dengan jumlah jaringan kantor Industri Perbankan sebanyak 184 dengan rincian jumlah bank umum sebanyak 23 dengan jaringan kantor sebanyak 178, dan Kantor Pusat BPR sebanyak 15 dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 6 mengalami pertumbuhan yang cukup positif.

“Secara umum Aset Perbankan di Sultra posisi September 2023 tumbuh 10,53 persen (yoy) menjadi sebesar 46,87 T, Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,15% (yoy) menjadi sebesar 31,87 T, disertai indikator fungsi intermediasi (LDR) yang tinggi 109,41 persen dengan risiko kredit (NPL) yang tetap terjaga sebesar 1,93 persen. Dari sisi penyaluran kredit kepada Kredit UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 11,83 persen dengan rasio NPL di posisi 3,29 persen. Pangsa kredit UMKM mencapai 37,54 persen dari total penyaluran kredit sebesar Rp34,40 Triliun,” katanya.

Bila dilihat dari kategori UMKM, pertumbuhan kredit UMKM secara yoy didominasi oleh Kredit Mikro 66,45 persen, Kecil dan Menengah yang masing-masing terkoreksi -29,74 persen, dan - 5,93 persen. Selain pertumbuhan pada industri perbankan hal yang sama juga ditunjukkan pada Industri Keuangan Non Bank (IKNB) per September 2023 jumlah 58 jaringan kantor (konvensional dan syariah) dengan rincian perusahaan pembiayaan sebanyak 35, pegadaian 1, asuransi jiwa 6, asuransi umum 13, modal ventura 3. Per Juli 2023, pertumbuhan Aset Modal Ventura terkoreksi sebesar - 47,92 persen yoy. Pembiayaan Penyertaan Modal Ventura tumbuh sebesar 127,05 persen yoy. Pada TW 2 2023, premi Asuransi Umum tumbuh sebesar 22,07 persen klaim Asuransi Umum tumbuh sebesar 33,32 persen qtq sedangkan Premi dan klaim Asuransi Jiwa tumbuh masing- masing sebesar 14,80 persen dan 8,15 persen. Non Performing Fund (NPF) Perusahaan Pembiayaan posisi Juli 2023 sebesar 1,98 persen meningkat sebesar 0,09 persen dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 1,89 persen.

“Tingkat Inklusi masyarakat terhadap produk investasi di Lembaga Jasa Keuangan Pasar Modal di Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan yang tercermin dari jumlah rekening investasi tumbuh 37,55 persen yoy dengan total rekening investasi posisi September 2023 sebanyak 79.622 rekening,” ungkapnya.

Selain itu, perkembangan pengguna fintech di Provinsi Sulawesi tenggara mengalami pertumbuhan yang juga positif. Dilihat dari jumlah lender (akumulasi) terdapat peningkatan sebanyak 1.313 entitas atau 54,14 persen yoy, seiring dengan itu borrower (akumulasi) juga mengalami peningkatan sebesar 55,87 persen yoy di sisi jumlah transaksi per akun di Provinsi Sulawesi Tenggara, khusus untuk akun lender tumbuh sebesar 51,35 persen yoy dan transaksi borrower tumbuh sebesar 39,59 persen yoy. “Per posisi Agustus 2023, jumlah outstanding pinjaman fintech di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp196 Miliar atau meningkat 27,67 persen yoy,” ucapnya.

Sementara, Dari sisi Edukasi dan Perlindungan Konsumen yang disampaikan oleh Kepala Subbagian Administrasi merangkap EPK OJK Sultra, Laode Diman memaparkan sebagai salah satu bentuk preventif perlindungan konsumen sampai dengan November 2023 OJK Sultra telah melakukan 72 kegiatan edukasi yang pada wilayah kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara yang meliputi segmen perempuan, UMKM, mahasiswa, ASN, penyandang disabilitas, komunitas pemuda dan masyarakat umum lainnya. Sampai dengan oktober 2023 jumlah realisasi rekening pelajar sebanyak 2.031 rekening dengan nominal Rp40.620.000,-.

Selain itu masyarakat juga memanfaatkan layanan konsumen OJK Sultra, sampai dengan November OJK Sultra sudah memberikan sebanyak 788 layanan konsumen dengan rincian permasalahan yang disampaikan antara lain terkait restrukturisasi, klaim asuransi, laporan SLIK, lelang agunan, perbedaan perhitungan kewajiban, perilaku pegawai, informasi dokumen, dan lain-lain. (rls/win)

  • Bagikan