Harga Pakan Mahal, Peternak di Baubau Gulung Tikar

  • Bagikan
La Ode Ali Hasan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sejumlah peternak ayam petelur di Kota Baubau terpaksa menghentikan usahanya. Penyebabnya, harga pakan ternak semakin mahal, sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan tak ditutupi lagi oleh harga jual hasil telur ayam. Hal itu menjadi pemicu meningkatnya harga telur di Kota Baubau. Dalam tiga pekan terakhir, harga telur melambung tak turun di bawah angka Rp 60 ribu. Padahal, pada Idulfitri lalu, telur masih bisa dibeli dengan harga 40 ribuan per rak. "Harga telur memang terus naik. Sudah sekitar 10 persen naiknya. Ini kenaikan yang paling signifikan selama beberapa bulan terakhir. Itu per raknya 60 ribuan ke atas," kata La Ode Ali Hasan, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Baubau, Senin (29/5).

Ali Hasan mengaku saat ini tersisa tinggal dua peternak ayam petelur yang aktif di Kota Baubau. Hasilnya tentu masih jauh dari kebutuhan pasar yang diminta pembeli. Makanya, Baubau mengimpor telur dari daerah Sulawesi Selatan bahkan hingga Surabaya. "Banyak yang bangkrut karena pakan ayamnya mahal, tidak mampu lagi peternak," tambahnya. Meski demikian, kenaikan harga telur itu tidak saja terjadi di Baubau, melainkan secara nasional. "Bukan kita saja, daerah lain juga," tutupnya.

Pemerintah kota tak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga telur itu. Disperindag hanya memantau harga pasar agar pedagang tidak berspekulasi dengan menimbun stok atau menaikannya pada harga yang tak wajar. (c/mel/lyn)

  • Bagikan