4,5 Hektar Cabai Terancam Gagal Panen

  • Bagikan
KEKERINGAN: Tanaman cabai milik kelompok tani Sumber Air, Desa Lakabu, Kecamatan Kacematan Tiworo Utara, Mubar dilanda kekeringan sehingga mulai layu dan sebagian mati. Foto :Akhirman/Kendari Pos
KEKERINGAN: Tanaman cabai milik kelompok tani Sumber Air, Desa Lakabu, Kecamatan Kacematan Tiworo Utara, Mubar dilanda kekeringan sehingga mulai layu dan sebagian mati. Foto :Akhirman/Kendari Pos

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Musim kemarau mulai berdampak pada sektor pertanian di Kabupaten Muna Barat (Mubar). Setidaknya, 4,5 hektar tanaman cabai milik kelompok tani Sumber Air, Desa Lakabu, Kacematan Tiworo Utara, Mubar terancam gagal panen karena kekeringan.

“Sebenarnya sekarang ini sudah masuk panen ketiga. Tetapi sejumlah tanaman cabai kami mati, karena musim kemarau. Memang masih ada sebagian yang hidup tetapi daunnya mulai menguning dan berguguran. Tidak ada bunganya, terancam mati dan gagal panen,” kata Siara, anggota kelompok tani Sumber Air saat ditemui Rabu (25/10).

Kondisi lapangan tanaman cabai milik para petani memang terlihat gersang. Bedengan tanah kering, daun cabai beserta buahnya layu dan sebagian sudah mati karena cuaca panas. “Sebenarnya kita sangat sayangkan, karena sudah berbuah dan sebentar lagi masuk musim panen. Tetapi malah mati karena panas. Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita mau siram tidak ada sumber air,” ucapnya.

Jenis cabai yang ditanam adalah cakra. Bibitnya diperoleh dari bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mubar dan bantuan dari pemerintah desa. “Kalau hitungan modalnya belum kembali. Meskipun bibitnya dari pemerintah tetapi kita tanam dan rawat sendiri. Sejak kita tanam Mei 2023, baru dua kali kita panen. Padahal usia cabai bisa satu tahun dan bisa sampai belasan kali panen,” terangnya.

Ia berharap bisa dibantu sumur bor dan selang air oleh pemerintah. Karena kalau seandainya dilakukan penyiraman, sebagian masih bisa tertolong. Tetapi kalau dibiarkan dan tidak turun hujan dalam kurung waktu dua minggu ini bisa mati semua.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mubar, Karimin mengungkapkan pihaknya telah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan pendataan dan pemantauan langsung ke lapangan. Hasilnya terdapat kekeringan lahan perkebunan cabai di lima desa. “Atas dasar itu kita telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian. Selanjutnya sebagai langkah antisipasi saat ini telah dibuat 21 sumur bor. Masing-masing yaitu 10 unit di Desa Abadi Jaya, empat unit di Desa Lakabu, tiga unit di Desa Katangan dan empat unit di Desa Parura Jaya,” pungkasnya. (ahi/b)

  • Bagikan