Menjaga Populasi Penyu dari Ancaman Kepunahan

  • Bagikan
Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili (kanan) memperlihatkan tukik yang ada di Penangkaran di Pantai Koguna, Desa Mopaano, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Meski masuk kategori hewan dilindungi, Penyu Hijau (Chelonia Mydas) masih jadi incaran warga di kawasan pesisir. Kurangnya edukasi, membuat warga nekat menangkap penyu untuk dikonsumsi. Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli Tombili yang kebetulan berkunjung disalah satu penangkaran tukik di Pantai Koguna, Desa Mopaano, Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton mengajak masyarakat agar tak berburu penyu.

Sebaliknya, dia mengajak warga setempat untuk melindungi penyu dengan cara melestarikan keberadaannya lewat penangkaran tukik. Dia yakin, kehadiran penangkaran tukik bisa menjadi daya tarik wisata di kawasan tersebut. “Kita mengapresiasi upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan beberapa warga di pesisir Pantai Koguna. Secara mandiri berinisiatif melakukan penangkaran tukik. Demi terjaganya habitat penyu di kawasan itu,” kata Belli Tombili, kemarin.

Sebagai salah satu bentuk dukungan, pihaknya akan menghadirkan masyarakat penangkar tukik dalam seminar pariwisata yang akan digelar di Kampus Institut Teknologi Kelautan (ITK) Buton, Maret mendatang. “Kita akan mencoba menghadirkan masyarakat penangkar tukik. Paling tidak untuk menginspirasi kita semua dalam melestarikan lingkungan. Terutama hewanhewan endemik yang terancam punah. Margasatwa laut ini merupakan bagian dari daya tarik wisata kita di Sultra,” bebernya.

Ke depannya, kata Belli, Dinas Pariwisata akan mencoba merancang kolaboratif lintas sektoral, berupa model pelestarian tukik berbasis masyarakat lokal. Dalam semInar tersebut, diharapkan ideide itu dapat dikonkritkan dalam bentuk rancangan aksi untuk pelestarian penyu. Pada kesempatan yang sama, seorang warga penangkar tukik bernama Awaluddin, merasa tergerak dengan ancaman habitat penyu di daerahnya. Selain perburuan penyu dan predator yang memangsa telur maupun tukik-tukik kecil, telur penyu ini juga diambil manusia untuk dikonsumsi. Jika tidak dilakukan upaya pelestarian, maka habitat penyu terancam punah. “Harus dilakukan edukasi kepada masyarakat, agar sadar dan tidak melakukan perburuan penyu. Begitu juga dengan telur penyu, agar tidak diambil untuk keperluan konsumsi,” kata Awaluddin.

Pantai Koguna merupakan salah satu habitat penyu yang ada di Kecamatan Lasalimu. Selain pasirnya yang bersih, pantai ini juga terhubung dengan sebuah laguna yang didiami habitat khas, berupa udang berwarna merah yang hanya bisa ditemukan di perairan Kepulauan Buton dan Wakatobi. (b/ags/rah)

  • Bagikan