Produksi Kakao di Kolut Diprediksi Meningkat

  • Bagikan
Ismail Mustafa

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Program revitalisasi kakao di Kolaka Utara (Kolut) mulai membuahkan hasil. Sejak dimulai tahun 2017 lalu, produksi kakao menunjukkan tren peningkatan. Sempat anjlok pada 2018, saat dilakukan peremajaan, tahun 2021 meningkat hingga 14 ribu ton. Tahun ini, produksi kakao diprediksi mengalami peningkatan sekitar lima ribu ton.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolut, Ismail Mustafa, mengatakan produktivitas kakao tahun ini tetap mengalami peningkatan. Hanya saja tidak terlalu signifikan. Pasalnya, curah hujan cukup tinggi.

"Tahun 2021, produksi kakao mencapai 65.713 ton. Meningkatkan signifikan dibandingkan 2017 lalu yang hanya 51.250 ton. Alhamdulillah, tetap meningkat. Mestinya, bisa di atas 10 ribuan ton. Namun karena cuaca yang tidak kondusif, makanya kami asumsikan di angka 5 ribu ton," kata Ismail Mustafa, Rabu (23/11). Tidak hanya peningkatan produksi lanjut mantan Kabag Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kolut ini, produktivitas kakao tiap hektarenya mengalami peningkatan. Bila sebelumnya, berada dikisaran 0,648 ton per hektare tahun 2021, naik menjadi 0,833 ton per hektare. Tahun ini, diperkirakan mencapai 0,9 hektare.

"Kami optimis produktivitas kakao akan semakin meningkat. Selain luas lahan peremajaan yang terus bertambah, usia tanaman mendekati produktif. Kan, tiap tanaman ada masa-masa produktifnya. Produktivitas kakao dimasa produktif di atas satu ton per hektare tiap tahunnya," jelas Ismail Mustafa. Tahun ini, pihaknya menargetkan meremajakan sejuta kakao. Luas lahan yang digunakan sekitar seribu hektare. Hingga kini, total lahan kakao masuk program revitalisasi mencapai 78.878 hektare.

"Harga kakao di pasaran mengalami fluktuasi. Namun saat ini sekitar Rp 12 ribu per kilogram untuk biji basah. Sementara biji kering dibanderol Rp 31 ribu," pungkasnya. (mal)

  • Bagikan