Ali Mazi dan Anton Timbang Gaet Investasi Bernilai Triliunan

  • Bagikan
Gubernur Sultra Ali Mazi (delapan dari kiri) didampingi Ketua Kadin Sultra Anton Timbang (kelima dari kanan) bersama jajaran PT.Terra Paradisaea dan China Engineering Corporation di Jakarta.

Kolaborasi Apik Memikat Investor

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Gubernur Sultra Ali Mazi dan Koordinator Wilayah (Korwil) Satgas Percepatan Investasi Regional Sulawesi Anton Timbang punya visi yang sama memajukan daerah dari sektor investasi. Kolaborasi apik Gubernur Ali Mazi dan Anton Timbang memikat investor untuk berinvestasi di Sultra. Nilai investasinya mencapai triliunan rupiah. Karpet "merah" bagi investor pun terbentang lebar.

Adalah konsorsium perusahaan Indonesia dan Tiongkok bakal membangun pabrik baterai lithium dan baja di Kabupaten Kolaka Utara. Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium itu adalah PT.Terra Paradisaea dan China Engineering Corporation (ENFI). Perkiraan total investasi yang akan digelontorkan sekira Rp130 triliun dalam tiga tahap.

Perwakilan PT.Terra Paradisaea, Choiril Arief Saleh mengatakan, rencana pembangunan pabrik baja akan dibagi tiga tahap. Pada tahap pertama nilai investasinya sekira Rp6 triliun. Tahap kedua sekira Rp24 triliun, dan tahap terakhir diperkirakan mencapai Rp100 triliun. Totalnya sekira Rp130 triliun.

"Rencana pembangunan industri baterai dan baja tersebut akan membuka lapangan pekerjaan yang cukup besar," kata Choiril Arief Saleh saat presentasi di hadapan Gubernur Sultra Ali Mazi, sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov dan Ketua Kadin Sultra Anton Timbang di Jakarta, kemarin.

Kata dia, tahap pertama, perusahaan akan membuka lapangan pekerjaan untuk tiga ribu orang dan tahap kedua bertambah lagi menjadi lima ribu orang. Sementara pada tahap ketiga, total tenaga kerja yang dibutuhkan mencapai 30 ribu orang.

"Ini akan menjadi kota baru. Bayangkan saja kalau hingga tahap ketiga perusahaan membuka lapangan pekerjaan hingga 30 ribu, belum lagi dengan anak dan istri pekerja, maka bisa dikatakan berjumlah 100 ribu orang," beber Choiril Arief Saleh.

Dalam rapat tersebut, Choiril menyebutkan rencana pembangunan industri ini akan dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara, yakni Kecamatan Tolala, Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Pakue. Hanya saja, pihaknya terkendala lokasi rencana pembangunan smelter yang masuk dalam kawasan hutan lindung.
"Kami berharap pemerintah bisa mendukung dan membantu kami, karena ini ada kawasan yang masuk dalam kawasan hutan lindung," ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Gubernur Sultra Ali Mazi mengaku sangat mengapresiasi rencana PT.Terra Paradisaea berinvestasi di Sultra. Apalagi status perusahaan tersebut merupakan perusahaan dalam negeri yang tentunya harus mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Sebagai kepala daerah, Gubernur Ali Mazi yakin bahwa kehadiran investor akan memberikan angin segar bagi kemajuan daerah.

"Saya pasti bantu. Kalau masalah hutan lindung nanti kita lihat RTRW. Saya pasti akan bantu kalau perlu sampai ke kementerian karena niatnya baik. Asalkan PT.Terra ini serius, punya anggarannya dan mau kerja. Jangan sampai saya sudah jor-joran lalu berhenti," kata Gubernur Ali Mazi.

Gubernur Sultra dua periode ini menegaskan, untuk mempercepat proses pembangunan industri tersebut, jika memungkinkan ia akan mengeluarkan izin sementara. Gubernur Ali Mazi juga mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak menghalangi ketika ada investor yang akan masuk.

"Kehadiran investor ini untuk kepentingan masyarakat. Maka kami imbau jangan halangi agar daerah tumbuh dan berkembang daerah. Tumbuh dan berkembangnya daerah itu tergantung kalau ada investor masuk," ujar Gubernur Ali Mazi.

Sementara itu, Korwil Satgas Percepatan Investasi Regional Sulawesi Anton Timbang mengaku akan terus berupaya dan membuka jaringan agar iklim investasi masuk di Sultra. Ketua Kadin Sultra itu terus berikhtiar agar berbagai agenda berskala nasional terlaksana di Sultra. Kehadiran PT.Terra sebagai salah satu perusahaan nasional yang memiliki niat baik mesti didukung penuh.

"Kondisi investasi di Indonesia itu tercatat 6 persen dari perusahaan nasional dan dari luar 94. Pembangunan smelter baru kali ini putra daerah yang membangun di daerah kita, jadi harus kita dukung," kata Anton Timbang.

Pengusaha yang juga Ketua IMI Sultra itu berharap agar keseriusan dari PT Terra untuk melakukan investasi tidak dihalangi dan bisa dipermudah. Ia juga meminta agar para investor menyimpan dananya di Bank Sultra. Langkah ini diperlukan sebagai dukungan bagi kemajuan daerah.

"Saya harap dukungan dari gubernur dan seluruh OPD untuk proses perizinan bisa cepat. Harapan kami bulan Desember 2022 atau paling lambat Januari 2023, kita sudah bisa melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama)," imbuh Anton Timbang.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sultra, Parinringi yang memandu jalannya diskusi memastikan terkait RTRW yang jadi permasalahan akan segera dituntaskan.

"Kita secepatnya akan bentuk tim. Kita akan bahas lagi teknisnya dan harus pikirkan masalah tata ruang karena terbagi antara darat dan laut sehingga yang paling pertama tata ruang di Kolut dan provinsi terutama untuk pelabuhan dan industrinya itu sendiri," ujar Parinringi. (ali/b)

  • Bagikan