Ikhtiar Muh. Yusup Mewujudkan Ketahanan Pangan

  • Bagikan
Irjen Kementan RI, Jan S. Maringka (lima kiri), Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup (empat kiri), Kajari Buton Ledrik VM Takaendengan (tiga kiri), Kepala Dinas Pertanian Sultra, Muh. Djudul (dua kiri) foto bersama usai meninjau lokasi laham padi gogo di Desa Lakapera, Kecamatan Gu, Jumat (15/7), kemarin.


Irjen Kementan Apresiasi Muh.Yusup, Tinjau Lokasi Pertanian
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Penjabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng), Muhammad Yusup mendorong ketahanan pangan di daerah yang dipimpinnya. Meski sebagian besar tanah di Buteng didominasi bebatuan, hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk mengoptimalkan potensi pertanian yang ada.

Dalam kunjungan kerja Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan) Republik Indonesia, Jan S. Maringka di Buteng, Jumat (15/7) kemarin, Pj.Bupati Buteng Muh.Yusup, menyampaikan berbagai gagasan pengembangan produk pertanian. Padi gogo (padi ladang), buah salak, buah alpukat, sayur kelor, jagung, dan kedelai merupakan komoditas yang ingin dikembangkan sang bupati.

"Ini adalah upaya kita bagaimana membuat Buteng menjadi lumbung pangan di Sulawesi Tenggara (Sultra)," ujar Pj. Bupati Muh.Yusup kepada Irjen Kementan, Jan S. Maringka saat meninjau lokasi penanaman padi gogo di Desa Lakapera, Kecamatan Gu, Buton Tengah, kemarin.Turut hadir Kajari Buton, Ledrik VM Takaendengan, Sekab Buteng Kostantinus Bukide, beserta jajaran OPD Buteng.

Menurut Pj. Bupati Muh.Yusup, Kabupaten Buteng memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan diversitas pangan. Lahan yang potensial mesti digarap. Ia yakin, jika dikelola dengan baik, bukan hal yang mustahil Butegn menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Sultra.

Apalagi di tengah maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, krisis pangan akan menjadi ancaman serius. Oleh karena itu, diperlukan langkah tepat guna menghindari kekurangan pasokan pangan khususnya di daerah.

"Upaya ini membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk pemerintah pusat. Terima kasih Pak Irjen sudah berkunjung. Semoga kegiatan ini menghasilkan kebijakan-kebijakan positif agar potensi pertanian Buteng bisa dioptimalkan," pungkas Pj. Bupati Muh.Yusup.

Irjen Kementan RI, Jan S. Maringka menyambut baik usulan Pj. Bupati Muh.Yusup terkait optimalisasi lahan pertanian. Ia mengapresiasi keseriusan Pj. Bupati Muh.Yusup dalam mengelola sektor pertanian Buteng. Aspirasi yang disampaikan telah ditampung dan akan segera dibahas.

"Ini merupakan usulan yang baik. Apalagi Pak Bupati sudah turun langsung di lapangan seperti ini, akan kita upayakan agar bisa terealisasi," tutur Jan S. Maringka.

Ia menjelaskan, krisis pangan sedang melanda seluruh dunia. Berbagai kejadian belakangan ini telah mengganggu ketahanan pangan. Oleh karenanya, kesadaran akan ketahanan pangan harus dimiliki semua orang. Pelaksanaan program pertanian harus melibatkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan stakeholder terkait lainnya.

"Tujuannya agar program-program pertanian berjalan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran. Yang kita lakukan saat ini adalah melihat secara on the spot apa yang telah disiapkan petani di sini. Ini semua berproses secara berjenjang," imbuh Jan S. Maringka.

Pihaknya akan fokus pada hal yang paling dibutuhkan masyarakat saat ini. Agar berjalan lancar, Jan S. Maringka mengharapkan CPCL (calon petani dan calon lokasi) Buteng terdata di Kementan dan sudah ada lahan yang siap untuk ditanami.

Jika terlaksana, Jan S. Maringka berharap pemerintah setempat memonitoring secara kontinu. Tak boleh ada lahan pertanian yang dibiarkan terbengkalai usai ditanami benih. "Jangan hanya menanam lalu ditinggal. Harusnya setelah ditanami, hasilnya dapat dinikmati secara berkelanjutan. Ini semua merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi secara nasional," tandas Jan S. Maringka.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Buteng, Muhtar Hadi mengatakan Buteng memiliki potensi lahan untuk penanaman jagung seluas 670 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan serta potensi lahan padi gogo seluas 100 hektare.

"Kita punya 670 hektare lahan jagung hibrida. Sedangkan untuk pengembangan padi gogo sementara 20 hektare dan ada potensi 80 hektare. Fokus saat ini di Pajale (padi, jagung, dan kedelai). Akan kita gunakan pola tanam rolling tiga komoditas ini dari bulan Oktober sampai Maret," ujarnya. (uli/b)

  • Bagikan