Menantang Globalisasi, Lestarikan Haroano Laa

  • Bagikan
MERAWAT TRADISI : Sekab Butur, Muh. Hardhy Muslim (kiri) ketika membuka FGD terkait tradisi Haroano Laa di Kulisusu Barat yang digelar pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. (DISKOMINFO BUTON UTARA FOR KENDARI POS)
MERAWAT TRADISI : Sekab Butur, Muh. Hardhy Muslim (kiri) ketika membuka FGD terkait tradisi Haroano Laa di Kulisusu Barat yang digelar pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. (DISKOMINFO BUTON UTARA FOR KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pelestarian tradisi daerah terus dirawat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di Buton Utara (Butur). Era globalisasi saat ini diposisikan sebagai tantangan besar bagi pembelajaran budaya. “Intinya, jangan lupakan akar budaya sendiri,” tegas Sekretaris Kabupaten (Sekab) Butur, Muh. Hardhy Muslim, ketika membuka focus group discussion (FGD) terkait tradisi Haroano Laa di Kulisusu Barat yang digelar pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat.

Menurutnya, kegiatan tersebut bernilai penting sebagai salah satu upaya pelestarian warisan budaya tak benda. “Saat ini Haroano Laa dapat menjadi insipirasi lokal dalam merawat lingkungan. Kita tahu, Desa Langkumbe dan Lambale berada pada kawasan aliran sungai besar dan terdapat habitat buaya yang dapat menjadi ancaman bagi penduduk di sekitar. Dalam tradisi Haroano Laa terdapat upaya manusia yang secara budaya bermaksud membangun hubungan harmonis dengan lingkungan. Pada saat pelaksanaan Haroano Laa ini, putra daerah yang berada di kota maupun luar daerah terpanggil untuk pulang menyaksikan acara tersebut. Jadi ini menjadi lumbung yang menghasilkan perjumpaan dan kerja sama dalam mewujudkan pondasi sosial,” urai Hardhy Muslim, kemarin.

Ia berharap, tradisi Haroano Laa perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai warisan budaya. Diakui, masih banyak persoalan yang dijumpai dalam pelaksanaan ritualnya. Sehingga kegiatan diskusi tersebut dihelat untuk mencari titik temu, gagasan dan sumbangsih pemikiran. “Agar ke depan, kita bisa menunjukan kepada daerah lain jika inilah budaya kearifan lokal Buton Utara,” tandas Hardhy Muslim dalam pertemuan yang dihadiri Akademisi Universitas Halu Oleo, Dr. Dasmin Sidu, para pejabat Pemkab Butur, camat, kepala desa, tokoh adat serta perwakilan masyarakat Langkumbe dan Lambale. (c/had)

  • Bagikan