Basiran Konsisten Perjuangkan Hilirisasi Aspal Buton

  • Bagikan
Pj.Bupati Buton, Basiran (2 dari kiri) saat mempresentasikan potensi dan kekayaan aspal yang dikandung dalam perut Kabupaten Buton. Pj.Bupati Basiran akan terus mengawal arahan Presiden RI pada Oktober 2022, terkait percepatan pengembangan dan pemanfaatan Asbuton. (HUMAS PEMKAB BUTON)


Mengawal Kebijakan Penghentian Impor Aspal dalam 2 Tahun

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Upaya hilirisasi Aspal Buton (Asbuton) terus berproses. Penjabat (Pj) Bupati Buton, Basiran mempresentasikan potensi dan kekayaan aspal yang dikandung dalam perut Tanah Wolio. Pj.Bupati Buton, Basiran mengungkapkan sesuai arahan Presiden RI pada Oktober 2022, terkait percepatan pengembangan dan pemanfaatan Asbuton, maka semua pihak terkait perlu menguatkan komitmen bersama.

"Arahan Presiden itu bertujuan untuk mengembangkan industrial down streaming atau hilirisasi sehingga tidak hanya mengambil raw material tanpa adanya nilai tambah," ujar Pj.Bupati Buton, Basiran, kemarin.

Mantan Kepala BPKAD Provinsi Sultra itu, baru-baru ini mengikuti Focus Group Discussion (FGD) di Direktoral Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM) di Jakarta. "Dalam FGD itu, dibahas bersama bagaimana melaksanakan kebijakan penghentian impor aspal dalam 2 tahun ke depan agar kegiatan produksi aspal mulai dilakukan di Kabupaten Buton," ungkapnya.

Selain itu, melaksanakan kegiatan produksi aspal oleh BUMN, swasta, ataupun melalui skema kerja sama dengan luar negeri dan membangkitkan Kabupaten Buton sebagai industri penghasil aspal, bukan hanya tambang aspal.

"Sesuai database Ditjen Minerba, saat ini tercatat 24 IUP Asbuton yang Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2023 telah disetujui. Total rencana produksi sebesar 2 juta ton dan total cadangan sekira 218 juta ton untuk mendukung rencana produksi tersebut," jelas Pj.Bupati Basiran

Dalam FGD itu, kata dia, terungkap jika kendala utama dalam produksi Asbuton adalah minimnya permintaan pasar domestik maupun ekspor Asbuton serta fasilitas
jalan dan pelabuhan yang kurang memadai. Pada sisi lain, berdasarkan informasi terakhir terdapat 14 IUI Pengolahan Asbuton yang dalam penyediaan bahan baku sebagian besar masih menggunakan aspal minyak, yang tentunya nilai tingkat komponen D
dalam negeri-nya rendah.

"Jadi FGD ini memang untuk fokus mendiskusikan upaya percepatan pemanfaatan dan pengembangan potensi Aspal Buton bersama pihak terkait. Hadir para Pemegang IUP dan
IUI Pengolahan Asbuton," terangnya.

Dari pertemuan itu, masih kata Basiran, diperoleh data pemutakhiran informasi pengembangan Asbuton dari para pihak terkait. Termaasuk peningkatan pemahaman proses bisnis Asbuton serta terfasilitasinya pertemuan dan link-match antara pemegang IUP dan IUI Pengolahan. (lyn/b)

  • Bagikan