Kolaborasi Bersama Turunkan Tengkes

  • Bagikan
Pj Bupati Buton, Basiran (kedua dari kanan) ketika menyalami Kajari, Ledrik VM Takaendengan yang bersama jajaran Forkopimda dan Kepala OPD dinobatkan sebagai Bapak Asuh Peduli Stunting di daerah itu, kemarin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Masalah angka tengkes (stunting) di Buton ikut memengaruhi evaluasi hasil kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab), baru-baru ini. Olehnya itu, semua elemen pemerintah dan masyarakat dituntut untuk bahu membahu menekan angka itu. Salah satu kelompok yang membuat gebrakan baru dalam mendukung percepatan penurunan tengkes adalah organisasi perempuan di Buton. Mereka saling bergandengan tangan membentuk "Gerakan Buton Sehat Bebas Stunting". Itu dilakukan melalui kolaboransi antara Ikatan Adhyaksa Dharmakarini, Bhayangkari, TP PKK dan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Buton. Turut mendukung pula organisasi sosial kemasyarakatan Palang Merah Indenesia dan Karang Taruna.

Pj. Bupati Buton, Basiran, memberikan apresiasi besar atas kolaborasi itu. Kamis (2/2), peran organisasi perempuan di Buton dalam mendukung percepatan penurunan tengkes itu diwujudkan dalam sebuah agenda positif dengan menghadirkan balita penderita dan memberikan edukasi serta bantuan makanan bergizi untuk mereka. Kegiatan itu berlangsung di pelataran kantor Kejaksaan Negeri Buton. "Saya sangat lega. Kalau sudah ibu-ibu yang turun begini, percayalah banyak masalah yang bisa diselesaikan. Saya menaruh harapan besar angka stunting kita bisa dikurangi dengan signifikan setelah adanya gerakan organisasi perempuan ini," kata Basiran, kemarin.

Sebagai wujud apresiasi, Basiran pun memberikan piagam penghargaan kepada semua elemen yang ikut mendorong percepatan penaganan tengkes itu. Dia pun berharap angka stunting yang masih berapa pada angka 19 persen bisa direduksi dalam waktu yang tak terlalu lama. Basiran merinci, jumlah balita penderita stunting di otoritanya ssbanyak 1918 orang. Paling banyak ada di ibu kota Pasarwajo yakni 457 kasus. Sementara di Kecamatan Wabula 108 kasus, Wolowa 158 kasus dan Siontapina 374 kasus, Lasalimu Selatan 319 kasus, Lasalimu 266 kasus serta Kapontori 243 kasus.

"Ini masih sangat banyak. Kemarin saya dievaluasi di Kementerian Dalam Negeri dan sudah masalah ini yang menghalangi kita untuk masuk kategori kinerja terbaik. Yang lain sudah baik, seperti penekanan inflasi, pengelolaan keuangan, tinggi-tinggi nilainya. Hanya saat masuk stunting, kita masih harus berjuang keras lagi," ungkapnya. Ketua Ikatan Adiyaksa Dharmakarini Kejari Buton, Mona Lendrik Takaendangan, mengaku, pihaknya bersama PKK dan Dharma Wanita Kabupaten punya komitmen untuk mendukung Pemkab dalam upaya penurunan angka tengkes itu.

"Ini memang butuh tekad, aksi nyata dan kerja keras agar apa yang kita lakukan menuai hasil memuaskan. Kami komitmen untuk melakukannya," kata Mona. Dalam kesempatan tersebut, Kajari, Ledrik VM Takandengan bersama Kapolres, AKBP Rudy Silaen serta jajaran Forkopomda lainnya, termasuk seluruh Kepala OPD di Buton dinobatkan menjadi bapak asuh peduli stunting oleh Pj Bupati. (b/lyn)

  • Bagikan