CNI Group Bangun Terminal LNG di Kolaka

  • Bagikan
General Manager Bussines Development Ceria Nugraha Indotama, Aldo Namora (kanan) bersama perwakilan PT Padma Energi Indonesia Group Titis Sampurna sempatkan foto bersama sambil memperlihatkan dokumen kerja sama pembangunan Terminal LNG di Kolaka.

Wujudkan Net Zero Emission

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- PT Ceria Nugraha Indotama (CNI Group) mendukung penuh program net zero emission yang akan dicanangkan pemerintah pada 2050. Upaya itu diwujudkan melalui pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di Kabupaten Kolaka. Ceria Group tak sendiri membangun Terminal LNG, melainkan bekerja sama dengan PT Padma Energi Indonesia Group Titis Sampurna. Kedua perusahaan telah menandatangani Perjanjian Usaha Patungan (Joint Venture Agreement) di Jakarta, kemarin.

Terminal LNG nantinya, menjadi infrastruktur yang menjamin ketersediaan pasokan gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang akan dioperasikan PLN di Kolaka. Energi listrik dari PLTG ini akan dipasok ke smelter nikel Ceria Nugraha Indotama.

General Manager Bussines Development Ceria Nugraha Indotama, Aldo Namora menjelaskan, terminal LNG ini akan melayani pasokan gas PLN untuk pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Terapung (Barge Mounted Power Plant/BMPP) dengan kapasitas 2x60 MW. "BMPP 2x60 MW dibangun oleh PT. PAL di Surabaya dan akan dioperasikan oleh Indonesia Power, anak usaha dari PLN," jelas Aldo.

Menurut Aldo, satu unit BMPP saat ini telah selesai dan mulai dioperasikan oleh PLN, sementara unit kedua akan rampung pada April 2024 dan akan segera dimobilisasi ke Kolaka, lokasi smelter Ceria Nugraha Indotama. Terminal LNG Ceria Nugraha Indotama dan Titis Sampurna ini memiliki total kapasitas 24 mmscfd dan akan dibangun di atas lahan seluas 7.5 hektare di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Terminal Khusus (Tersus) Ceria Nugraha Indotama.

"Pembangunan Terminal LNG ini merupakan bagian dari komitmen kami bersama PLN untuk memberikan kehandalan pasokan listrik ke smelter Ceria Nugraha Indotama," jelasnya. Sebelumnya, pada tahun 2018, Ceria Nugraha Indotama dan PLN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan total kapasitas 350 MW untuk tenaga listrik smelter Ceria Nugraha Indotama, dan akan menambah kapasitas sebesar 350 MW sehingga total penggunaan listrik Ceria Nugraha Indotama mencapai 700 MW.

PLN menyuplai listrik ke Ceria Nugraha Indotama melalui gardu induk smelter Kolaka dengan listrik yang bersumber dari PLTA Poso dan beberapa sumber renewable energy lainnya. "Dengan penggunaan listrik PLN yang bersumber dari green energy ini, tidak terdapat carbon foot print pembangkitan listrik dari batu bara dalam proses produksi smelter Ceria Nugraha Indotama, sehingga produk olahan nikel yang dihasilkan akan memiliki carbon foot print/emisi karbon yang sangat rendah dibandingkan produk olahan nikel smelter lain yang beroperasi menggunakan listrik dari PLTU," imbuhnya. (rls/fad/ags)

  • Bagikan