Bahtra Banong Mengawal Aspirasi Rakyat

  • Bagikan


Mewakafkan Diri untuk Kepentingan Rakyat

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- 14 Juni lalu, Bahtra Banong resmi menyandang status anggota DPR RI dan duduk di kursi gedung Senayan. Politisi Partai Gerindra kelahiran Wajo, Sulawesi Selatan tahun 1983 itu enggan berlama-lama dalam gedung Senayan. Dia bergegas turun menjemput aspirasi rakyat di daerah pemilihannya di Sultra. Alumni HMI itu blusukan dari satu kabupaten ke kabupaten.

Bahtra yang di duduk di Komisi XI DPR RI bertandang di mitra kerjanya bidang keuangan, perencanaan dan perbankan di Sultra. Terbangun diskusi membangun antara Bahtra Banong dan mitra kerjanya di komisi XI.

Saat berkunjung di Harian Kendari Pos dan tampil di kanal Youtube Kendari Pos Channel, Bahtra Banong
menguraikan alasannya terjun ke dunia politik. Bahtra punya keinginannya mengabdi untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara. "Saya sudah mewakafkan diri saya untuk kepentingan rakyat. Kerja-kerja saya hanya semata-mata untuk kesejahteraan rakyat," ujar Bahtra saat diskusi dengan host Youtube Kendari Pos Channel, Ramadhan, di Graha Pena Kendari Pos, Selasa (19/7), kemarin.

Menurut Bahtra, seorang anggota DPR RI itu tidak boleh jauh dan berjarak dengan rakyat. Sebab, DPR itu merupakan representasi rakyat dalam perumusan suatu kebijakan dan Undang-undang (UU). Ketika DPR itu memiliki jarak atau jauh dari rakyat, maka kebijakan dan UU itu bisa jadi tidak merepresentasikan keinginan dan kehendak rakyat.

"Kita ini perwakilan rakyat dan dipilih oleh rakyat. Anggota DPR itu tidak boleh membangun jarak dengan rakyat. Karena jika kita membangun jarak, maka produk UU dan kebijakan yang kita hasilkan itu tidak akan pro terhadap rakyat, karena kita tidak tahu apa keinginan mereka,"

Anggota DPR RI Dapil Sultra itu menuturkan, menjadi anggota DPR itu jangan hanya datang pada saat momentum pemilihan umum saja. Namun harus bisa hadir disetiap momen dan kesempatan untuk bertemu dan berjumpa dengan rakyat di daerah pemilihannya. Sehingga dapat mengetahui kondisi masyarakat di bawah.

"Sebagai perwakilan rakyat, kita itu harus bisa hadir dan dekat dengan rakyat. Jangan hanya datang pada saat kita meminta suara rakyat agar bisa dipilih lagi," kata Bahtra.

Bahtra mengaku sebagai anggota DPR asal Sultra, tentu sudah menjadi kewajibannya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Sultra. Misalnya, dalam membuat UU atau kebijakan maka harus bisa menguntungkan masyarakat Sultra. Begitupula dalam hal penganggaran (budgeting), anggaran pembangunan untuk Sultra itu harus besar.

"Walaupun anggota DPR RI Dapil Sultra itu hanya berjumlah enam orang namun kita harus bisa bersuara lantang untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Sultra. Karena jika UU, kebijakan dan anggaran itu menguntungkan untuk daerah ini, maka hal itu akan mendorong kemampuan daerah kita ini," jelas
Koordinator Majelis Pengawas dan Konsultasi (MPK) Pengurus Besar HMI itu.

Bahtra menuturkan, sebagai politisi muda ia selalu mendorong agar anak-anak muda di Sultra bisa terjun dalam dunia politik. Karena generasi muda merupakan generasi pelanjut estafet kepemimpinan bangsa ini. Sehingga harus memberanikan diri untuk terjun dalam dunia perpolitikan bangsa ini.

"Pemuda itu sebagai energi dalam percepatan pembangunan bangsa ini. Sebab, anak muda masih gesit semangat, punya daya saing tinggi dan memiliki energi yang kuat. Sehingga ketika mereka terjun ke dunia politik maka pasti bangsa ini akan semakin maju. Tetapi tidak semua anak muda, harus anak muda yang memiliki kompetensi, kualitas, inovasi dan kreasi," tutur Bahtra. (m4/c)

  • Bagikan