Cegah Distribusi Pangan “Dimainkan” Spekulan

  • Bagikan
AWASI PENYALURAN PANGAN: Satgas Pangan Buteng menggelar rapat koordinasi dalam rangka memperketat pengawasan distribusi bahan pokok menjelang natal dan tahun baru (Nataru), Jumat (15/12). (YULI/KENDARI POS)
AWASI PENYALURAN PANGAN: Satgas Pangan Buteng menggelar rapat koordinasi dalam rangka memperketat pengawasan distribusi bahan pokok menjelang natal dan tahun baru (Nataru), Jumat (15/12). (YULI/KENDARI POS)

--Satgas Perketat Pengawasan Penyaluran Pangan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Satgas Distribusi pangan di Buton Tengah (Buteng) berpotensi “dimainkan” spekulan. Karena itu, Tim Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Buteng memperketat pengawasan penyaluran bahan pokok menjelang natal dan tahun baru (Nataru) guna mencegah lahirnya spekulan yang dapat merugikan masyarakat. Langkah itu untuk memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan pangan bagi masyarakat.

“Walau stok pangan banyak tapi masyarakat tidak bisa mengakses, ini menjadi masalah. Tugas kita memastikan masyarakat tidak dibayangi kelaparan. Ketika ada satu keluarga terancam kelaparan, berarti satgas gagal,” ujar Sekretaris Kabupaten Buteng H Kostantinus Bukide dalam rapat koordinasi Satgas Pangan Buteng, Jumat (15/12).

Kostantinus menyebut, Nataru biasanya dibayangi dengan munculnya spekulan. Mereka merusak rantai distribusi dengan menimbun bahan pokok. Oleh karena itu, Satgas Pangan mendorong koordinasi yang masif semua stakeholder dalam memantau perkembangan harga.

“Satgas punya peran strategis. Sesuai fungsi masing-masing, saya minta agar pangan di daerah betul-betul tersedia. Mari teman-teman kita bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi masingmasing,” imbaunya.

Selain itu, Pemkab melalui Dinas Pangan juga terus mendorong implementasi program Pemanfaatan Lahan Pekarangan Terpadu (Plakat). Sehingga semakin banyak rumah tangga yang dapat menyediakan bahan pangan sendiri.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Buteng, Burhanuddin mengatakan, sejauh ini stok pangan di Buteng masih aman. Namun, ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti beras dan cabai. Kenaikan harga ini dipicu gagal panen. Untuk menjaga harga beras tetap stabil, Dinas Pangan menjalin kemitraan dengan 15 distributor beras untuk menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Oleh Bulog, setiap distributor mendapatkan jatah untuk menyalurkan satu ton beras dalam sepekan. Sampai saat ini, beras SPHP telah disalurkan di sejumlah kecamatan di antaranya Lakudo, Gu, Mawasangka, dan Mawasangka Tengah. Program ini akan terus diperluas sehingga dapat menjangkau semua wilayah di Buteng.

“Kerja sama ini untuk mempercepat distribusi pasokan. Tujuannya mendekatkan pangan kepada masyarakat. Harga jual beras sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Kami sudah sampaikan, jika distributor mengoplos atau menaikkan harga, maka rekomendasi kami tarik dan kerja sama dihentikan,” terang Burhanuddin. (uli/b)

  • Bagikan