Antam Kolaka Ubah Sampah Bernilai Ekonomi

  • Bagikan
Sosialisai dan impelentasi program pengelolaan sampah terpadu bersama Nampah di Gedung Sport Center PT Antam Tbk UBPN Kolaka, baru-baru ini. (PT ANTAM UBPN KOLAKA)
Sosialisai dan impelentasi program pengelolaan sampah terpadu bersama Nampah di Gedung Sport Center PT Antam Tbk UBPN Kolaka, baru-baru ini. (PT ANTAM UBPN KOLAKA)

--Luncurkan Program Momahe

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Selalu ada saja cara kreatif yang dilakukan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Kolaka untuk menjaga lingkungan di wilayah operasionalnya. Terbaru, perusahaan milik negara itu memperluas sasaran pengelolaan sampah terpadu berbasis ekonomi dengan menggagas program Momahe. Momahe adalah akronim dari Mengelola Sampah agar Bernilai Ekonomi.

CSR & External Relation Manager PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka, Bambang Tri Ariwibowo menjelaskan, program Momahe merupakan hasil dari pengembangan sebelumnya yang telah dilakukan di Kelurahan Pomalaa, Kecamatan Pomalaa. PT Antam bekerja sama dengan Komunitas Nampah (Nabung Sampah), sebuah organisasi nirlaba yang mengembangkan program pengelolaan sampah berbasis teknologi terintegrasi di Kabupaten Kolaka.

"Program pengelolaan sampah yang dilakukan PT Antam UBPN Kolaka bersama Nampah berlangsung sejak Juli 2023, dengan membentuk Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) di Kelurahan Pomalaa. Pengurus Pokdarling tersebut terdiri dari anggota Persatuan Wanita Aneka Tambang (PWAT) UBPN Kolaka dan ibu-ibu PKK kelurahan Pomalaa. Kelompok ini sudah memiliki legalitas dari Pemerintah Kelurahan Pomalaa," ujar Bambang Tri Ariwibowo dalam keterangan tertulis kepada Kendari Pos, Senin (11/12/2023), kemarin.

Terpisah, CEO Komunitas Nampah, Haerulla mengatakan, impelentasi program tahap awal yang dinilai berhasil. Selanjutnya Antam bersama Nampah memperluas cakupan program dengan menyasar pengelolaan sampah di Kelurahan Kumoro.  Kata dia, pemilihan 2 kelurahan itu sebagai lokasi pengembangan program dikarenakan sasaran intervensinya yang lebih mudah terkontrol karena berada dalam areal kompleks perumahan PT Antam Tbk UBPN Kolaka.

"Pada tahap ini, kami mengembangkan program dengan sasaran yang lebih besar, yakni kelurahan Pomalaa dan Kumoro, tepatnya di jalan Mawar, Seruni, Cempaka, Kenanga, Teratai dan Melati," ujar Haerulla.

Kata Haerulla, program pengelolaan sampah yang digagas Antam bersama Komunitas Nampah didesain dengan memberikan pendampingan kepada Pokdarling Kelurahan Pomalaa dan Kumoro. Secara bertahap Komunitas Nampah akan mendampingi proses pemilihan sampah dan dijual sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Haerullah mengungkapkan, program pengelolaan sampah secara terpadu mesti dilakukan secara masif, karena tekanan pengumpulan sampah terus meningkat dari tahun ke tahun. "Khusus di Kecamatan Pomalaa, tingkat penumpukan sampah mencapai 14 ton setiap hari. Sementara, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah tidak ada, hanya Antam yang punya. Jadi kalau dibiarkan begitu saja, sampah ini akan berdampak pada buruknya kesehatan lingkungan kita, utamanya lingkungan pesisir dan laut," jelas Haerulla.

Menurutnya, sampah menjadi penyumbang terbesar atas kerusakan ekosistem laut, utamanya sampah plastik. Dari banyak penelitian di dunia, sampah plastik telah memberikan tekanan besar terhadap menurunnya daya kembang biak ikan di laut. Dia menilai, perlu upaya nyata dari semua pihak untuk menekan laju peningkatan sampah dari tahun ke tahun.

"Salah satunya, program yang tengah dilaksanakan ini. Jadi, selain memberikan nilai tambah terhadap sampah yang dihasilkan, program ini juga mengedukasi masyarakat untuk mulai mengelola sampah yang dihasilkannya sejak dari dalam rumah," tutur Haerulla.

Sementara itu, Marwati, peserta sosilasi program Nampah mengakui, pengelolaan sampah yang digagas komunitas Nampah dan Antam merupakan langkah maju dari upaya menekan laju peningkatan sampah di lingkungan masyarakat. 

"Saya sangat senang menyambut program ini. Karena sampah di dalam kompleks perumahan karyawan Antam selama ini dianggap sebagai sesuatu yang menggangu. Selama ini sampah identik dengan sumber penyakit. Namun dengan adanya program ini, kami terbantu karena sampah dapat dikelola dan menghasilkan uang juga," kata Marwati, warga Kelurahan Kumoro.

Meski sampah kini sudah memiliki nilai ekonomi karena adanya program Nampah tersebut, namun bagi Marwati, pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang lebih baik justru sangat penting untuk dimiliki semua orang. 

"Lewat program ini, kami bisa mengenal semua jenis sampah, dari sampah organik sampai an-organik. Kami juga diajarkan mengelola kedua jenis sampah tersebut menjadi berguna untuk kehidupan kita sehari-hari. Program ini akan bermanfaat bagi masyarakat, karena mengubah pola pikir tentang cara mengelola sampah menjadi sesuatu yang berguna untuk kehidupan sehari-hari," ujar Marwati. (fad/b)

  • Bagikan