Dosen dan Mahasiswa UHO Edukasi Warga Tapulaga

  • Bagikan
Foto bersama Tim PKMI UHO dan mahasiswa usai melakukan penanaman mangrove di pesisir Pantai Tapulaga sebagai bentuk partisipasi aktif dalam upaya pengelolaan lingkungan pesisir. (TIM PKM UHO FOR KENDARI POS)
Foto bersama Tim PKMI UHO dan mahasiswa usai melakukan penanaman mangrove di pesisir Pantai Tapulaga sebagai bentuk partisipasi aktif dalam upaya pengelolaan lingkungan pesisir. (TIM PKM UHO FOR KENDARI POS)

--Terkait Pentingnya Kearifan Lokal dalam Pengelolaan SDA Melalui PKMI

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Desa Tapulaga merupakan desa di Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, yang mayoritas warganya adalah suku Bajo. Suku Bajo atau Bajau sangat identik dengan kehidupan bahari atau laut. Bagi mereka, laut adalah ladang yang menjadi tempat menggantungkan hidupnya untuk mencari nafkah.

Sebagai masyarakat yang sangat tergantung dari alam khususnya laut, Suku Bajo memiliki suatu filosofis, yaitu Papu manak ita lino bake isi-isina, kitanaja manusiamamikiri bhatingga kolekna mangelolana yang artinya Tuhan telah memberikan dunia ini dengan segala isinya, kita sebagai manusia yang memikirkan bagaimana cara memperoleh dan mempergunakannya.

Suku Bajo yang ada di Kecamatan Soropia khususnya di Desa Tapulaga, memiliki kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam khususnya sumber daya laut. Namun, saat ini semakin banyak generasi muda suku Bajo di Kecamatan Soropia telah melupakan nilai-nilai kearifan lokal dalam menginterpretasi hidupnya, utamanya dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada di laut. Beberapa nelayan mulai menggunakan peralatan yang tidak ramah lingkungan, bahkan ada beberapa yang menggunakan bahan peledak yang dapat menimbulkan dampak negatif, seperti rusaknya lingkungan laut, utamanya terumbu karang yang merupakan tempat berkembang biak ikan.

Hal ini tidak disadari oleh para nelayan dan Masyarakat pesisir khususnya generasi muda, mereka hanya berpikir bagaimana mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak sehingga mendapat keuntungan yang berlipat ganda. Mereka tidak menyadari bahwa apabila penjarahan hasil laut yang tidak memperhatikan keberlangsungan hidup di lautan akan mengakibatkan berkurangnya ikan. Kondisi ini dirasakan hampir semua nelayan, saat ini tidak mendapatkan lagi hasil tangkapan di sekitar mereka, kecuali berlayar 2-3 mil laut baru mendapatkan hasil tangkapan.

Melihat permasalahan ini dosen bersama mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) terpanggil untuk membantu masyarakat dengan melakukan bimbingan untuk memberikan pemahaman kepada para Masyarakat pesisir dan generasi muda mengenai pentingnya kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam. Langkah dan upaya tersebut diimplementasikan pada Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Internal UHO dengan judul “Penyuluhan Tentang Pentingnya Kearifan Lingkungan Kepada Suku Bajo Di Desa Tapulaga Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe”.

Kepada Kendari Pos, Ketua Tim PKM, Dr. Hj. Wa Kuasa Baka, M.Hum., mengungkapkan program ini dilandasi karena kurang memperhatikan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam. Hal ini diperlukan penanganan agar masyarakat terutama para generasi muda dapat memahami dan mengamalkan kearifan lokal mereka sehingga terjadi keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya alam khususnya sumber daya pesisir.

“Penyuluhan tentang pentingnya kearifan lingkungan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman Masyarakat pesisir terutama para generasi muda suku Bajo mengenai kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan pola hidup sehat dan dapat mengubah pola pikir dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis kearifan lokal,” terang Wa Kuasa, kemarin.

Kepala Pusat Studi Kearifan Lokal dan Bajo UHO ini, menjelaskan bahwa kegiatan PKMI ini dilakukan oleh enam dosen l, yakni Dr. Hj. Wa Kuasa Baka, M.Hum., sebagai ketua, anggota tim, yakni Prof. Dr. Ir. Usman Rinase, M.S., Dr. Zulfikar, S.P., M.P., IPM., Dr. Ilma Sarimutaqiya Rianse, S.P., M.Sc., Sitti Hermina, S.Par., M.Hum., dan Muhammad Ikbal Kusuma Baka Rianse, SPT., M.Sc., serta melibatkan lima mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Pertanian.

Kepala Desa Tapulaga, Marhaban menjelaskan bahwa dengan adanya kegiatan PKMI ini diharapkan masyarakat Desa Tapulaga, terutama generasi muda dapat meningkatkan pemahaman mengenai kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam. Termasuk meningkatkan partisipasi aktif para generasi muda dalam mengelola sumber daya alam berbasis kearifan lokal. “Kami mengucapkan terimakasih kepada UHO atas perhatiannya kepada warga Tapulaga, dan berharap kegiatan serupa terus saja ditingkatkan dan Desa Tapula selalu terbuka untuk bekerjasama dengan berbagi pihak,” tutupnya. (rls/win)

  • Bagikan