Ekonomi Kreatif Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

  • Bagikan
Kepala Dispar Sultra, Belli Harli Tombili (kiri) foto bersama salah seorang pelaku ekonomi kreatif.
Kepala Dispar Sultra, Belli Harli Tombili (kiri) foto bersama salah seorang pelaku ekonomi kreatif.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong pengembangan ekonomi kreatif. Dispar menyadari, ekonomi kreatif memiliki memiliki multi efek positif. Diantaranya, dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi pertumbuhan angka pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memberikan kontribusi terhadap pembangunan sosial dan budaya.

Kepala Dispar Sultra, Belli Harli Tombili (kiri) foto bersama salah seorang pelaku ekonomi kreatif.
Kepala Dispar Sultra, Belli Harli Tombili (kiri) foto bersama salah seorang pelaku ekonomi kreatif.

Lebih dari itu, kehadiran ekonomi kreatif menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan tingkat kemiskinan. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Belli Tombili mengungkapkan, keberadaan ekonomi kreatif memberi efek plus bagi masyarakat.

"Potensi ekonomi kreatif sangat menjanjikan. Kalau terus dikembangkan dengan baik, maka bisa mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkap Belli Tombili.

Untuk itu, Dispar Sultra berkomitmen terus mendorong pengembangan hasil-hasil produk kreatif masyarakat.

Samaturu, salah satu produk kreatif unggulan dari Kabupaten Konkep berbahan dasar mete.
Samaturu, salah satu produk kreatif unggulan dari Kabupaten Konkep berbahan dasar mete.

"Setiap daerah di Sultra, punya potensi ekonomi kreatif yang luar biasa. Kita sudah mendukung promosinya. Kita juga berharap, kualitasnya bisa terus ditingkatkan," ujarnya.

Lebih jauh Belli menjelaskan, pengembangan ekonomi kreatif merupakan langkah alternatif, dalam percepatan pembangunan. Sebab, telah mampu menjadi jembatan untuk mensinergikan pembangunan di tingkat daerah, nasional maupun global.

Bahkan, lanjutnya, saat ini Indonesia adalah negara dengan ekonomi kreatif terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

"Ini peluang bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas produk kreatif Sultra. Dengan cara ini kita berharap, semakin banyak masyarakat meningkat taraf hidupnya," harapnya.

Abon Tuna Ingkita, produk kreatif unggulan dari Buton.
Abon Tuna Ingkita, produk kreatif unggulan dari Buton.

Dispar menilai, dalam mengembangkan ekonomi kreatif, butuh dukungan pemerintah. Caranya, dengan melaksanakan pembangunan secara terintegrasi antara masyarakat, swasta dan pemerintah.

"Kita memang berharap, semua elemen bisa bersinergi dalam mendukung pengembangan produk kreatif ini. Hal ini penting, supaya efeknya juga lebih besar dan hasilnya maksimal," kata mantan Plh Bupati Kolaka Timur tersebut.

Sekadar informasi, beberapa produk kreatif Sultra sudah masuk kategori produk unggulan nasional. Tepatnya, saat kegiatan Business Matching and showcase Jakarta yang dilaksanakan di SMEsCO Indonesia beberapa waktu lalu.

Dari 37 produk kreatif yang dinyatakan lolos oleh tim kurasi Indonesia Creative Cities Network (ICCN), tiga diantaranya berasal dari Provinsi Sultra. Yakni UKM Kamekoku Indonesia, Tolucky Deela, dan Anoa Art.

Ketiga produk kreatif lokal tersebut, terdiri dari dua UKM kuliner, yakni brand Kamekoku Indonesia dan Tolucky Deela. Sementara satunya adalah UKM Anoa Art yang merupakan kerajinan dari bambu.

Lolosnya ketiga produk lokal Sultra ini, telah melalui proses seleksi ketat oleh lembaga tim kurasi ICCN yang bernaung di Kementerian Koperasi dan UKM RI. (rah/adv)

  • Bagikan