Sultra Award Kendari Pos 2023

  • Bagikan
Ismail Mustafa
Ismail Mustafa

Tokoh Perubahan Sultra 2023, Pengembangan Produksi dan Hilirasasi Kakao
Ismail Mustafa, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolaka Utara

Profil:
Nama: Ismail Mustafa
Tempat/Tgl Lahir: Tidore, 12 Agustus 1973
Jabatan: Gol/Pangkat IV B
Istri: dr. Nurhaeraty, Sp.Rad., M.Kes
Anak:
1.Adisty Reski Maharani
2.Almiswadz Nur Mutaharmitz
Pendidikan:
S1 Teknik Sipil UMI Makassar
S2 Penyelesaian Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHO
Riwayat Jabatan:
2017-2018 (Staf Dinas PUPR (Pindahan Pemkot Tidore ke Pemkab Kolut))
2018-2020 (Kabag ULP Setda Kolut)
2019-2020 (PLT Kadis Perkebunan dan Peternakan)
2020-Sekarang (Kadis Perkebunan dan Peternakan)

Pembuktian Tuntas Eksekutor Andal
--Dorong Kemandirian Petani, Diakui Lembaga Pemerintah dan Internasional

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Di balik karya para kepala daerah visioner, tentu ada eksekutor andal. Layaknya pemain di belakang layar, tugas mereka hanya mengawal dan memastikan program yang digagas pimpinannya on the track. Sosok eksekutor andal itu melekat pada diri Ismail Mustafa. Alumnus Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini sukses menjawab tuntas sikap pesimistis sejumlah kalangan terkait program revitalisasi kakao di Bumi Patowonua. Program yang dirintis tahun 2019 lalu kini telah mendapat pengakuan pemerintah pusat.

Kepala Disbunnak Kolut Ismail Mustafa (kanan) menyerahkan plakat di Pusat Pelatihan (Puslit) Kakao di Jember, Jawa Timur (Jatim)

Pengakuan dimulai ketika Kolut ditetapkan menjadi mayor project pengembangan kawasan kakao berbasis koorporasi petani. Kolut tak hanya dianggap sukses meningkatkan produksi dan produktifitasi kakao, namun empat langkah lebih maju di banding daerah lain di Indonesia. Pasalnya, pengembangan kakao telah sampai ke tahap hilir dalam bentuk produk, bisnis dan pemasaran. Tak heran, Kolut ditetapkan sebagai lokasi beberapa program strategis Kementerian Pertanian (Kementan), USAID, Lembaga Pembiayaan Export Indonesia (LPEI) dan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP).

Atas kerja keras dan capaian itu, Kendari Pos dengan bangga menganugerahkan Ismail Mustafa sebagai tokoh perubahan Sultra 2023 di bidang inovator pengembangan dan hilirisasi kakao.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolut Ismail Mustafa mengatakan esensi proyek revitalisasi kakao meliputi empat program utama. Pertama menyangkut peningkatan produksi dan produktifitas kakao. Jika merujuk data statistik, ada peningkatkan produksi hampir dua kali lipat dibanding sebelum program revitalisasi. Saat ini, produksi kakao mencapai 54 ribu ton per tahun (biji kering) meningkat dibandingkan 2018 yang hanya sekitar 30 ribu ton per tahun. Begitupun dengan produktifitasnya. Yang mana, produktifitasnya 0,9 ton per hektar tiap tahun dibanding 2018 0,4 ton per hektar.

Tahapan kedua lanjutnya, menyangkut peningkatan nilai tambah. Upaya ini sudah berjalan meliputi pengolahan pasca panen, hilirisasi dan mayor project. Salah satu yang paling visioner yakni pembentukan kawasan pengembangan kakao terpadu. Di luas lahan 10 hektar, ia mulai mengembangkan tanaman kakao dan produksi olahan kakao. Tahapan selanjutnya, peningkatan daya saing petani. Diantaranya, peningkatan SDM dan kelembagaan dalam bentuk koorporasi.

“Untuk lebih mudah, dibentuklah koorporasi petani di bawah bendera PT Madani Kakao yang sahamnya 75 persen milik koperasi petani dan 25 punya Pemkab Kolut. Program utama keempat atau terakhir yakni bisnis dan pemasaran. Kita mendorong bagaimana petani mengelola usaha secara mandiri. Sejauh, empat program ini masih berjalan beriringan. Hanya satu-satunya daerah di Indonesia yang sudah melaksanakan program ini,” jelasnya.

“Kalau daerah lain masih sebatas peningkatan produksi, Kolut proses pengelolaanya sudah dari hulu ke hilir atau hingga memasarkan hasil produksi olahan kakao. Makanya, PT Kakao Madani telah mendapat pengakuan dari Kementan dan dijadikan pusat hilirisasi kakao di Indonesia tahun 2023,” tambah pria kelahiran Tidore Maluku Utara (Malut) ini.

Lewat program revitalisasi kakao sambung Ismail Mustafa, luas lahan perkebunan meningkat. Berdasarkan data statistik, luas lahan perkebunan kakao sekitar 78 ribu hektar. Dari total luas lahan kakao, 14 ribu hektar telah diremajakan. Makanya, USAID menetapkan Kolut sebagai lokasi program Advancing Cocoa Agroforestry Towards Income, Value and Environmental Sustainability (Active).

“Tidak hanya itu, BSIP juga menetapkan Kolut sebagai pusat pengembangan komoditas perkebunan. Demikian halnya dengan LPEI dan Indonesia Exim Bank. Saya kira pencapaian ini bukan datang begitu saja. Tapi semua butuh proses, kerja keras dan terukur. Data maupun pengakuan dari sejumlah Kementan, lembaga pemerintah dan luar negeri menaruh harapan besar jalan Kolut mengembalikan kejayaan kakao sudah on the track, “ kata Ismail Mustafa. (mal)

Produksi Produk Olahan, Inisiasi Pembukaan Cafe
--Kualitas Kakao, Dimintai Buyer "Raksasa"

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Langkah besar pengembangan kakao telah dimulai. Secara perlahan, Ismail Mustafa mulai membawa arah kebijakan pengembangan kakao masuk ke tahap industri. Saat ini, Kolut telah memiliki mesin pengolahan kakao. Bahkan produk olahan berbahan dasar kakao lokal telah diproduksi dan dijual di pasaran. Tidak hanya itu, suami dr Nurhaeraty Sp.Rad turut menginisiasi pembukaan cafe coklat. Keberadaan cafe ini tak lain untuk memudahkan pemasaran produk coklat baik dalam bentuk pasta, powder hingga produk akhir berupa coklat batangan.

Di sela kesibukannya, Kepala Disbunnak Kolut Ismail Mustafa (kiri) rutin turun lapangan berbincang dengan petani.

Kepala Disbunnak Kolut Ismail Mustafa mengatakan pengolahan pasca panen turut menjadi perhatian. Untuk mendorong kemandirian, petani harus cerdas dan maju. Makanya, petani tak hanya tahu menanam dan mengelola kebun kakao. Namun bagaimana mengelola hasil panennya. Mulai dari cara menjaga agar hasil panen kakao berkualitas. Jika kualitasnya bagus, otomotif harga yang ditawarkan buyer lebih tinggi. Makanya, pihaknya terus mengedukasi proses permentasi kakao.

“Jadi, prosesnya kita mulai dari hulu hingga hilir. Hilirnya, produk olahan berbahan kakao yang sudah diproduksi. Mesin pengolahan kita sudah bisa menghasilkan nips, pasta, powder dan coklat konsumsi atau produk akhir. Tujuan mayor project 2020 bagaimana memberdayakan petani melalui kelembagaan usaha. Kita ingin memajukan kesejahteraan petani kakao. Selain itu, menciptakan kedaulatan dan kemandirian petani serta pengembangan kawasan berbasis ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Poin terakhir keadilan dan gotong royong,” jelasnya.

Seiring berjalannya program revitalisasi, Produksi Produk Olahan, Inisiasi Pembukaan Cafe Kualitas Kakao, Dimintai Buyer “Raksasa” Kakao lokal Kolut kian diminati. Tidak hanya perusahaan nasional, sejumlah buyer raksasa berstatus perusahaan internasional pun turut menaruh minat membeli kakao Kolut. Bahkan ada buyer raksasa dan telah malang-melintang puluhan tahun di bidang jual-beli kakao membuka kantor perwakilan di Lasusua. Diantaranya, PT Mars Simbiosience Indonesia, PT Koltiva, PT Olam Internasional dan PT Barry Callebaut.

Program revitalisasi kakao katanya, didasari dokumen RPJMD 2017-2022. Yang mana, programnya dititik beratkan pada peningkatan produksi dan produktifitas dengan tagline mengembalikan kejayaan kakao di Kolut. Namun berkat kolaborasi yang apik, dalam perjalan Disbunnak mampu melaksanakan dan menyelesaikan seluruh program. Prosesnya dimulai dengan penyiapan dan pembagian benih, penyaluran pupuk gratis hingga tahapan intensifikasi. Memasuki tahun kedua atau 1,5 tahun, benih 1,5 tahun sudah mulai produksi. Puncak produksi kakao di atas 5 tahun.

“Kolut secara mandiri melaksanakan pembibitan nurseri secara mandiri 2020. Dulu, bibit diambil dari luar Kolut. Proses pembibitan berbasis desa mandiri benih kakao. Sudah terlaksana di desa Purau Kecamatan Ngapa, Desa mandiri benih Pala di Desa Jabal Kubis Kecamatan Kodeoha, serta desa mandiri benih cengkeh di Kecamatan Katoi. Pengembangan klaster benih menjadi mata pencaharian masyarakat setempat. Kami ingin mengembangkan komoditi kakao secara komprehensif, mulai dari hulu hingga hilir," pungkasnya. (mal)

  • Bagikan