Warga Diedukasi Tanggap Gempa dan Tsunami

  • Bagikan
MITIGASI BENCANA : Sekab Buton, Asnawi Jamaluddin (kiri) saat membuka kegiatan sekolah lapang gempa bumi dan tsunami yang digelar pihak BMKG. (ELYN IPO/KENDARI POS)
MITIGASI BENCANA : Sekab Buton, Asnawi Jamaluddin (kiri) saat membuka kegiatan sekolah lapang gempa bumi dan tsunami yang digelar pihak BMKG. (ELYN IPO/KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kabupaten Buton merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami. Ada beberapa sumber, salah satunya sesar Buton A yang menurut para ahli memiliki potensi gempa dengan kekuatan 6,5 magnitudo (M). Kemudian ada sesar Buton B yang memiliki potensi gempa bumi mencapai M 7,1. Sedangkan sumber gempa bumi berpotensi tsunami, dipicu oleh aktivitas Flores back-arc thrust yang menurut para ahli bisa berpotensi membangkitkan gempa dengan kekuatan M 8,0.

Kondisi itu terungkap dalam Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami yang digelar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari, akhir pekan lalu. Kepala BMKG Balai Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, mengatakan, sekolah lapang itu merupakan salah satu ikhtiar untuk memerkuat dan meningkatkan kapasitas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sekaligus membangun sikap tanggap gempa bumi dan tsunami bagi masyarakat terutama yang rawan tsunami di wilayah Buton. Apalagi warga Buton sudah pernah dilanda bencana gempa dan tsunami itu.

“Secara historis, tsunami pernah melanda Kabupaten Buton yang diakibatkan oleh gempa bumi Utara Flores berkuatan M 7,5 pada tahun 1992 dan menghasilkan gelombang tsunami setinggi 1,5 meter,” ungkap Irwan Slamet, kemarin.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia, Rudin, mengatakan, kegiatan itu bertujuan untuk menguatkan eksistensi dan peran UPT Geofisika sebagai perpanjangan tangan BMKG Pusat dalam memberikan pemahaman terhadap gempa bumi dan peringatan dini tsunami di daerah.

Juga bertujuan menguatkan peran BPBD sebagai leading sektor di daerah dalam memberikan informasi kepada masyarakat dalam membangun sikap tanggap gempa bumi dan tsunami. "Kita berharap outputnya, masyarakat bisa memahami tentang bagaimana jika terjadi gempa bumi dan tsunami," ujar Rudin.

Sekretaris Kabupaten (Sekab) Buton, Asnawi Jamaluddin mewakili Pj. Bupati, Mustari, mengaku, pihaknya sangat bersyukur dengan adanya sekolah yang melibatkan warga sebagai peserta.

Sebab diyakini, itu dapat meningkatkan pemahaman serta membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. “Gempa bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi kapan saja akan terjadi,” terangnya.

Untuk diketahui, sekolah lapang tersebut juga dihadiri Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rudin, Kepala Pelaksana BPBD Buton, Manafu, Kepala Desa Banabungi, La Ode Mursalim, Kepala Desa Laburunci, Jufri serta tokoh masyarakat setempat. Kegiatan tersebut berlangsung dua hari. Peta evakuasi tsunami di Desa Banabungi, Kecamatan Pasarwajo turut diluncurkan pada kegiatan kemarin. (b/lyn)

  • Bagikan