Sekda Sultra Mengenang Kepergian Ibunda

  • Bagikan
Sekda Sultra, H.Asrun Lio (berdiri, pegang mik) dalam acara doa bersama mengenang 7 hari wafatnya ibunda tercinta, almarhumah Amnah Binti La Makehu Ibunda, Selasa (8/8/2023). (RAHMA SAFITRI HASLIM / KENDARI POS)
Sekda Sultra, H.Asrun Lio (berdiri, pegang mik) dalam acara doa bersama mengenang 7 hari wafatnya ibunda tercinta, almarhumah Amnah Binti La Makehu Ibunda, Selasa (8/8/2023). (RAHMA SAFITRI HASLIM / KENDARI POS)

--Gelar Doa Bersama untuk Sang Ibu

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Keluarga besar Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra, H. Asrun Lio masih diliputi suasana berkabung setelah ditinggal wafat ibunda tercinta. Sekda Asrun Lio mengenang kepergian sang ibu, almarhumah Amnah Binti La Makehu dengan menggelar acara doa bersama, Selasa (8/8/2023).

Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Sultra dan Forkopimda hadir dalam doa bersama yang dipimpin KH.Djakri Nappu, sekaligus membawakah tausiah. Mewakili keluarga besar almarhumah Amnah Binti La Makehu, Sekda Sultra H. Asrun Lio, menyampaikan terimakasih kepada para tamu yang berkesempatan hadir untuk memberikan doa dan menghibur keluarga yang ditinggalkan.

Ia menyampaikan permohonan maaf kepada khalayak, tamu hadirin juga sekaligus penyelesaian hutang atau janji-janji almarhumah jika ada maka secepatnya menghubungi keluarga besar.

"Mohon dimaafkan segala kesalahan, dan jika sekiranya almarhumah semasa hidup ada hutang atau berupa janji yang belum terselesaikan kiranya dapat menghubungi kami keluarga almarhumah," ujar Sekda Asrun Lio.

Ia menjabarkan secara singkat bahwa ibundanya almarhumah Amnah Binti La Makehu tutup usia dalam umur 65 tahun. Almarhumah adalah seorang pendidik alias guru, yang sebelumnya telah ditinggal oleh suami atau ayahanda Asrun Lio beberapa tahun lalu.

"Anak-anak meminta almarhumah untuk pensiun dini sebagai guru dan pindah dari Buton ke Kota Kendari agar dapat bersama seluruh anak-anaknya yang telah menetap di Kota Kendari," tutur Sekda Asrun Lio.

Sementara itu, KH.Djakri Nappu, SE. M.Si memberikan nasehat dan penguatan bagi keluarga besar yang berduka juga para tamu yang hadir KH. Djakri Nappu, mengatakan semua yang hidup pasti akan mengalami mati.

"Jarak hidup dan mati hanya 5 menit, yaitu 5 menit tertawa saat kita dilahirkan dan 5 menit menangis saat kematian. Dimana saat kelahiran kita semua orang tertawa dan saat kematian orang, kita menangis. Tatkala lahir disambut azan, tatkala mati dihantar salat cuma 5 menit," ujar KH. Djakri Nappu dalam tausiahnya.

Sehingga manusia sangat rugi jika saat hidup tidak mempergunakan umur yang telah diberikan Allah SWT. Dalam sehari semalam tidur 8 jam, jika umur manusia rata-rata 65 tahun maka sepertiga atau sekitar 22 tahun hanya digunakan untuk tidur. (rah/b)

  • Bagikan