Kabupaten Buton Bebas Malaria

  • Bagikan
Jajaran Dinkes Buton yang dipimpin Syafaruddin (kedua dari kanan) saat menyerahkan piagam eliminasi malaria yang baru saja diraih kepada Pj. Bupati, Basiran (ketiga dari kanan) di ruang kerjanya

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Status Kabupaten Buton sebagai wilayah endemis rendah malaria, akhirnya dicabut. Per 15 Juni lalu, otorita Pj. Bupati, Basiran, tersebut, resmi mengantongi sertifikat bebas malaria dari Kementerian Kesehatan RI. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin, M.Kes mewakili Pj. Bupati Buton menerima sertifikat eliminasi malaria tahun 2023 yang diserahkan pada acara puncak peringatan hari malaria sedunia (HMS) di titik nol ibu kota Nusantara (IKN) Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Kamis, 15 Juni 2023. Buton merupakan salah satu kabupaten yang menerima sertifikat eliminasi malaria diantara 30 daerah.

Pj.Bupati Buton, Basiran memberikan acungan jempol kepada jajarannya, terkhusus para tenaga medis yang telah bekerja maksimal dalam Tupoksinya masing-masing. "Tentunya capaian itu bukan kerja perorangan, melainkan kerja sama banyak pihak. Sebagai pimpinan, saya patut memberikan jempol dan apresiasi untuk Dinas Kesehatan serta OPD lain yang membantu," katanya, Senin (26/6).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin, mengatakan, dengan adanya sertifikat itu sudah menegaskan jika wilayah tersebut kini tak ada lagi ancaman malaria. "Saat ini Kabupaten Buton telah bebas dari penularan penyakit yang telah menimbulkan kesakitan dan bahkan kematian karena penyakit malaria. Kondisi bebas malaria ini wajib kita pertahankan terus pada masa akan datang dan saya mengajak semua pihak berkolaborasi menjaganya,” kata Syafaruddin, kemarin.

Dijelaskannya, eliminasi malaria merupakan penetapan upaya pemutusan rantai penularan malaria setempat pada manusia di wilayah tertentu secara berkesinambungan guna menekan angka penyakit serendah mungkin. Sehingga tidak menjadi masalah kesehatan. Indikatornya antara lain, selama tiga tahun berturut-turut tidak ditemukan kasus penularan setempat (indegineous), annual parasit insiden (API) 1<1000 penduduk serta SPR<5 persen.

"Jadi sekarang tugas utama kita adalah mencegah munculnya kembali kasus dengan penularan setempat. Ini bisa kita lakukan antara lain dengan promosi kesehatan, pengendalian faktor risiko, surveilans dan penanganan kasus,” lanjutnya. Selain eliminisasi malaria, Pemkab Buton juga memboyong penghargaan penyusunan profil kesehatan terbaik pertama. Indikator penilaiannya terkait kinerja terbaik dalam proses pengumpulan, pengelolaan data dan penyusunan data profil kesehatan tahun 2022 di tingkat provinsi, serta dinilai dari cepat tanggap, respon dan koordinasi pengelola data Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Pengelola Data Dinas Kesehatan Provinsi untuk menghasilkan data akurat, konsistensi, reliable dan up to date. Itu akan menjadi sebuah platorm yang terintegrasi dan berguna untuk mendukung pengambilan keputusan efektif dan efisien baik di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Buton juga dikukuhkan sebagai daerah terbaik kedua penyelenggaraan Germas. Dua penghargaan itu diraih pada level provinsi. (b/lyn)

  • Bagikan