Bencana Hidrometeorologi Masih Mengintai

  • Bagikan
Pengerjaan proyek penguatan bantaran sungai di Kolut. Musibah banjir Desember 2022 lalu menyebabkan jalan dan jembatan rusak


-- Proyek Tanggap Darurat Tetap Berlanjut

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ancaman bencana hidrometeorologi di Kolaka Utara (Kolut) masih terus mengintai. Jika akhir tahun 2022, sejumlah wilayah dilanda banjir dan tanah longsor, maka awal 2023 ini, angin puting beliung baru saja menerjang sejumlah desa. Atas dasar itulah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolut meminta warga yang bermukim di daerah rawan bencana, tetap siaga. Pasalnya, cuaca diprediksi masih kurang bersahabat di periode Januari 2023 ini.

Kepala BPBD Kolut, Andi Faizal, mengatakan, upaya tanggap darurat masih terus dilaksanakan. Tidak hanya menangani dampak musibah angin puting beliung awal tahun ini, namun juga melanjutkan penanganan tanggap darurat banjir dan tanah longsor akhir tahun 2022. Mulai kegiatan normalisasi, penguatan tebing dan bantaran sungai dari longsor.
"Keterlibatan BPBD tak hanya mitigasi dan turun ketika bencana, namun juga langkah kelanjutannya melalui tanggap darurat. Selain menyalurkan bantuan, kami juga memastikan jalur transportasi dan sarana publik bisa terakses. Misalnya, jalur yang terputus akibat tebing longsor, jembatan yang rusak hingga bantaran sungai yang ambrol lantaran banjir," kata Andi Faizal, Kamis (12/1).

Di awal tahun 2023, langkah tanggap darurat dilaksanakan di Desa Sipakainge dan Kosali, Kecamatan Pakue yang diterjang angin puting beliung. Di sisi lain, pihaknya tetap melanjutkan proyek penanganan bencana yang belum tuntas tahun lalu. Diantaranya, program normalisasi dan penguatan bantaran sungai di Desa Rantelimbong. Anggaran penanganan tanggap darurat bersumber dari belanja tak terduga (BTT) Pemkab Kolut.

"Musibah tidak bisa diprediksi. Kapan saja bisa terjadi. Makanya, tak bisa dipatok besaran anggarannya. Untuk itulah, dananya melekat di BTT. Jika terjadi musibah, anggarannya bisa langsung dipakai. Dananya dicairkan melalui perintah bupati atas surat keputusan (SK) tanggap darurat. Dengan begitu, BTT bisa dicairkan kapanpun bila terjadi musibah," jelas Andi Faizal.

Menyangkut pekerjaan tanggap darurat yang belum rampung tahun 2022, tak ada masalah. Selain telah mengantongi SK kelanjutan kegiatan dari bupati, penanganan tanggap darurat tak terikat masa tahun anggaran. Tahun 2022, pemerintah menormalisasi dan penguatan pinggiran sungai di sejumlah wilayah. Mulai di Desa Awo, Kalu-kaluku, Latawaro, Rantelimbong, Batuganda hingga perbaikan pipa PDAM di Desa Kosali.

"Wajar jika belum tuntas. Sebab musibahnya terjadi pada Desember 2022. Butuh waktu untuk menyelesaikan proyek. Yang pasti, semuanya akan diperbaiki. Untuk tahun ini, anggaran tanggap darurat yang telah digelontorkan sekitar Rp 200 juta. Tahun lalu, anggaran penanganan bencana sebesar Rp 800 juta," pungkas Andi Faizal. (mal)

  • Bagikan