Ilmuwan Dunia Berpengaruh Asal Sultra : Hobi Menulis Ilmiah, Karyanya Dikutip Peneliti Dunia

  • Bagikan

--Dr.Hj.Riyanti Djalante, B.Eng.,MPM.,PhD, Ilmuwan Dunia Berpengaruh Asal Sultra--

Stanford University dan Elsevier Foundation, baru-baru ini merilis daftar 100 ribu peneliti lebih ilmuwan berpengaruh di dunia. 85 orang diantaranya berasal dari Indonesia. Nah, ilmuwan asal Sultra Dr.Hj.Riyanti Djalante, B.Eng.,MPM.,PhD berada diperingkat tiga ilmuwan tanah air yang berpengaruh di dunia.

REPORTER : AGUS SETIAWAN, KENDARI

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sosok Dr.Hj.Riyanti Djalante, B.Eng.,MPM.,PhD mungkin belum akrab di benak warga Sultra. Tapi namanya sudah go international, mendunia. Sosoknya berpengaruh dalam deretan ilmuwan dunia. Wanita berdarah Tolaki, Konawe Raya itu berkiprah di luar negeri.

Dr.Hj.Riyanti, B.Eng.,MPM.,PhD

Predikat ilmuwan berpengaruh di dunia tak membuat Dr. Riyanti Djalante membatasi diri dengan banyak orang. Buktinya saat dikunjungi Kendari Pos, Rabu (4/1), kemarin, ia dengan ramah menjamu dan berbincang soal prestasi yang baru diraihnya itu.

Sosok ramah dan murah senyum itu menuturkan, dinobatkan dalam jajaran ilmuwan berpengaruh di dunia merupakan hasil kerja kerasnya dalam kegiatan penelitian.
Alumni program doktoral di Macquarie University Australia ini mengungkapkan, dari ratusan artikel hasil penelitiannya, lebih dari seribu disitasi (dikutip) atau menjadi referensi peneliti dunia lainnya. Misalnya, penelitiannya terkait penanggulangan bencana dan perubahan iklim serta penahanan Covid-19.

"Rentang tahun 2009 sampai 2013 itukan zamannya masalah bencana, perubahan iklim sangat besar. Penelitian saya tentang itu. Nah, kalau soal bencana terjadi, pemerintah Indonesia paling cepat (penanganan) dibandingkan negara berkembang lainnya," kata Dr.Rianty kepada Kendari Pos, Rabu (4/1), kemarin.

Dr.Hj.Riyanti, B.Eng.,MPM.,PhD (kanan) bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Dato' Lim Jock Hoi dalam pertemuan 7th Session of the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Jakarta.

Berkat akurasi dan penyajian data yang baik, publikasi internasionalya itu menjadi referensi dunia. Banyak peneliti yang menjadikan acuan dalam penelitian bahkan menjadi referensi dalam proses pengambilan kebijakan penanggulangan bencana dan mengatasi perubahan iklim nasional maupun dunia.

Paper (artikel kedua) yakni soal penanganan Covid-19. Dr.Riyanti satu satunya peneliti di Indonesia bahkan dunia yang meriview soal penanganan Covid-19. ”Waktu Covid melanda Indonesia diumumkan awal Januari 2020 untuk kasus pertama. Saat itu, saya masih di Jepang. Akhirnya saya memimpin sekira 20 peneliti. Saya peneliti pertama yang mereview kebijakan pemerintah. Dari Januari-April kebijakan awal pemerintah terkait penanggulangan Covid,” ungkap lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan, University of New South Wales, Sydney, Australia tahun 2001 itu.

Bersama tim, wanita kelahiran Kota Kendari itu membedah penanganan Covid-19. Misalnya, melihat regulasi yang dikeluarkan pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19. Selain itu meninjau sisi keuangan, tourism, termasuk respons dan peran dari tokoh agama dan organisasi masyarakat (ormas).

Dr.Riyanti bersama timnya meninjau kontrol informasi untuk menghindari hoaks terutama yang berkaitan dengan kesehatan. "Nah itu kita review itu (penanganan Covid-19). Akhirnya itu menjadi paper nomor satu dan paling awal, paling pertama sekali. Waktu itu kita push dan akhirnya bisa keluar dan itu menjadi referensi penanganan Covid-19,” tutur penyandang gelar magister manajemen proyek Universitas dari Queensland, Brisbane, Australia, tahun 2006 itu.

Sukses masuk dalam jajaran peneliti Indonesia berpengaruh didunia, Dr.Riyanti mengajak seluruh generasi muda Sultra untuk berkontribusi membangun negara ini lewat berbagai peran. "Mimpi pendiri dan pemimpin bangsa ini adalah menjadikan Indonesia negara yang unggul di dunia. Impelementasinya melalui peran generasi muda. Bukan hanya berperan di Indonesia tapi juga internasional. Untuk itu generasi muda kita harus pandai berbahasa Inggris, menguasi IT, dan sebagai seorang muslim tentunya tidak lupa menjalankan syariat agama," pesan Dr. Riyanti.

Wanita kelahiran tahun 1977 itu berpesan kepada para dosen dan peneliti di Sultra agar menjadikan Indonesia sebagai laboratorium (penelitian). Misalnya terkait penanggulangan bencana, perubahan iklim, kebijakan, dan demografi. ”Nah peneliti ini punya kewajiban untuk menulis dan ketika sudah ditulis dalam bahasa Inggris dan masuk dalam jurnal internasional tentu akan menjadi referensi dunia," tutur pemegang gelar Doctor of Philosophy Departemen Lingkungan dan Geografi, Macquarie Universitas, Sydney, Australia, tahun 2014) itu.

Sekilas Kiprah di Panggung Dunia

Tak hanya getol menulis karya ilmiah, Dr.Riyanti Djalante juga punya sederet pengalaman profesional yang tersebar di Australia, Asia Tenggara, Jepang, Jerman dan Belanda. Dr.Riyanti pernah memimpin Program Penelitian Terpadu tentang Resiko Bencana atau Integrated Research on Disaster Risk (IRDR), 2020-2021. Ia telah terlibat di IRDR sebagai anggota Komite Sains sejak 2018 dan bagian dari Program Ilmuwan Muda IRDR.

Ia membawa pengalaman profesional selama lebih dari 10 tahun terkait dengan manajemen bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Ia saat ini bekerja di Indonesia sebagai Kepala Divisi Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan (DMHA) serta menjadi Asisten Direktur Direktorat Pembangunan Berkelanjutan, Departemen Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC).

Dr. Riyanti bergabung dengan Sekretariat ASEAN pada Oktober 2020. Salah satu kegiatan terpenting yang dia ikuti adalah adopsi program kerja ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Responses (AADMER) 2021-2025.

Saat ini ia juga bekerja sebagai dosen tamu United Nations University (UNU) Institute for the Advanced Study of Sustainability (IAS) di Jepang sambil merangkap sebagai Visiting Associate Professorship di Universitas Keio.

Dr. Riyanti pernah menjabat Program Akademik di Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jepang dan Jerman, sejak tahun 2015 hingga 2020. Tugasnya mengoordinasikan aliran penelitian dan pengembangan kebijakan tentang Perubahan dan Ketahanan Global.

Dr.Riyanti juga berperan sebagai focal point UNU ke United Nations Officer for Disaster Risk Reduction (UNDRR). Pengajaran dan penelitiannya berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, tata kelola, pengurangan risiko bencana, dan adaptasi perubahan iklim.

Dia terlibat dalam pelaporan global terkait Laporan Penilaian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC 6), Laporan Khusus tentang Dampak Pemanasan Global 1,5 Derajat Celcius dan Lingkungan PBB Global Environmental Outlook (GEO) 6, dan anggota Kelompok Kerja Panel Sumber Daya Internasional (IRP ) yang diselenggarakan oleh United Nations Environment Programme (UNEP).

Selain itu, Dr.Riyanti menjadi editor Progress and Disaster Science Journal (Elsevier) dan Journal of Sustainability Science (Springer). Dr. Djalante telah menjadi konsultan untuk berbagai organisasi internasional (Bank Dunia, ADB, USAID) mengenai isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, tata kelola, dan pengurangan risiko bencana.

Dia segera bekerja untuk pemerintah Indonesia dalam manajemen bencana, perencanaan pembangunan, implementasi, dan evaluasi–dan perencanaan dan manajemen proyek, dari masyarakat hingga tingkat nasional. (ags/b)

Hobi Menulis Ilmiah, Karyanya Dikutip Peneliti Dunia

  • Bagikan