Desa di Buteng Butuh Talud

  • Bagikan
Rumah salah satu warga di Desa Kancebungi Kecamatan Mawasangka ambruk akibat cuaca ekstrem

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi Sabtu (24/12) malam menyebabkan 170 unit rumah warga di Kecamatan Talaga Kabupaten Buton Tengah (Buteng) terendam banjir rob. Cuaca ekstrem juga merobohkan 8 unit rumah di pulau terluar Buteng itu. “Ini berdasarkan laporan dari pihak kecamatan. Kami belum bisa memantau langsung karena angin kencang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Buteng, Sirudin saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Ia menambahkan, 2 unit rumah di Desa Watolo dan 2 unit rumah di Desa Kancebungi Kecamatan Mawasangka roboh. Lalu, 4 rumah produksi agar-agar di Desa One Waara Kecamatan Lakudo terbawa arus. Selain menyebabkan kerusakan rumah, angin kencang berbarengan dengan gelombang itu juga merusak tanggul sepanjang 100 meter di Kelurahan Gu Timur, tanggul dan dermaga di Di Desa Lasori sepanjang 250 meter, dan tanggul sepanjang 400 meter di Desa Inulu.

Kata Sirudin, sejauh ini bantuan yang diberikan berupa beras 10 kilogram dan telur 1 rak per kepala keluarga (KK) untuk 49 KK. Bantuan itu berasal dari Dinas Pangan Buteng. Sedangkan BPBD Buteng hanya bisa memfasilitasi dan mengkomunikasikan kondisi tersebut kepada dinas terkait dan Pemkab Buteng. “Kita di BPBD ini tidak ada bantuan. Harus dibedakan antara bencnaa dan musibah. Bencana itu kalau kejadiannya masif. Misalnya korbannya sudah 80 sampai 90 persen. Kalau satu dua rumah itu musibah namanya,” imbuhnya.

Terkait warga Talaga yang berasnya terendam air laut, kata dia, BPBD sudah mendata korban untuk selanjutnya dikomunikasikan ke Dinas Sosial Buteng agar diberikan bantuan. “Untuk kerugian rumah kita tidak ada anggaran,” tuturnya.

Menurutnya, beberapa desa di Buteng butuh tanggul terutama di titik-titik pesisir tempat warga bermukim. Desa Kancebungi dan Wakambangura adalah contoh desa yang nyaris saban tahun terdampak banjir rob. Termasuk desa-desa di Kecamatan Talaga. “Saya kaget. Di warga Kancebungi dari tahun ke tahun membangun di pinggir pantai. Selama ini tidak apa-apa. Kali ini baru ada korban. Memang belum ada tanggul di pemukiman. Semua kita sudah dilaporkan kepada pimpinan,” imbuhnya. (uli/b)

  • Bagikan