Empat Produk Ditarget Terdaftar Haki

  • Bagikan
Jumin

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Saat ini, pendaftaran terkait hak kekayaan intelektual (Haki) atau merek sebuah benda yang menjadi ciri khas daerah, gencar dilakukan. Hal itu untuk memberi perlindungan hukum kepada sebuah merek, karya cipta atau produk dalam menghindari kemiripan atau plagiasi dari pihak lain. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep) melalui Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga menargetkan, pada tahun 2023 ini empat produk asli kabupaten Konkep bakal didaftarkan Haki.

Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi kreatif (Ekraf) Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Konkep, Jumin, mengatakan, pendaftaran Haki tersebut sejalan dengan RPJMD dan indikator kinerja dari Bupati Konkep, H. Amrullah dan Wakilnya, Andi Muhammad Lutfi. "Produk yang kita dorong untuk didaftarkan Haki tahun ini ada empat, mulai dari olahan makanan seperti rangginang ubi, motif tenun kalapaya dan motif tenun kelapa. Selain itu salah satu produk yakni kripik ampela dan ini kita ajukan ditahun 2024," ujar Jumin, Selasa (30/5).

Ia melanjutkan, untuk mendorong agar produk-produk tersebut bisa terdaftar, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya dengan melakukan pelatihan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat, khususnya berfokus pada produk yang akan didaftarkan Haki. "Kekayaan intelektual berperan sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Makanya hak atas kekayaan intelektual ini menjadi sangat penting untuk didaftarkan dan dipatenkan menjadi hak daerah. Ketika daerah kita ini memiliki produk yang tidak ada samanya atau masih asli, maka sudah kewajiban untuk mendaftarkannya sebagai aset dan kekayaan daerah," ungkapnya.

Jumin menuturkan, setelah produk tersebut berhasil mendapat pengakuan Haki, maka tantangan kedepannya terkait bagaimana produk tersebut bisa berkembang, dan memiliki market atau pasar. Pihaknya mendorong selalu melakukan koordinasi baik dengan OPD yang ada di Konkep maupun di daerah lain, pada level kabupaten hingga provinsi. "Tantangan kedepannya itu bagaimana kita bisa memasarkan produk kita ini sehingga bisa diterima pasaran. Akan tetapi untuk menunjang itu maka kualitas produk dan kreativitas produsen produk tersebut harus terus terupgrade. Sehingga produk tersebut tidak tertinggal dari merek lainnya yang ada di pasaran," pungkas Jumin. (c/jib)

  • Bagikan