Silmy Karim Resmi Jabat Dirjen Imigrasi, Menteri Yasonna: Segera Lakukan Enam Langkah Penting

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Silmy Karim Resmi menjabat sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Silmy Karim dilantik langsung Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly di Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Jakarta, Rabu (4/1/2023). Usai pelantikan, ada beberapa pesan penting yang disampaikan Menteri Yasonna.

Menurut Menteri Yasonna, tugas keimigrasian saat ini, semakin berkembang dan dinamis. Sehingga, menuntut seluruh jajaran imigrasi untuk mampu beradaptasi, bekerja lebih baik lagi dan inovatif. "Ini penting, supaya memberikan percepatan dalam pelayanan keimigrasian," ujar Yasonna.

LANTIK: Suasana pelantikan Silmy Karim sebagai Direktur Jenderal Imigrasi oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Rabu (4/1/2023). FOTO: Humas Kemenkumham for KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID

Untuk mencapai tujuan-tujuan dimaksud, Menteri Yasonna memerintahkan kepada Silmy Karim dan jajaran imigrasi untuk melakukan enam langkah penting.

Pertama, seluruh jajaran imigrasi harus memberikan atensi penuh dan segera menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo. Hal itu sehubungan dengan akan diberlakukannya, kebijakan Golden Visa di Indonesia, melalui intensifikasi koordinasi dengan kementerian/lembaga dan stakeholder terkait.

“Langkah ini diharapkan, dapat mendatangkan investor dan orang-orang yang memiliki talent. Termasuk wisatawan mancanegara ke Indonesia. Mengingat pelayanan keimigrasian akan dirasakan lebih mudah dan sederhana,” ungkapnya.

Langkah kedua adalah terkait peningkatan pelayanan publik. Khususnya visa on arrival (VOA) dan kartu izin tinggal terbatas (KITAS) yang juga merupakan bagian dari arahan Presiden Jokowi.

Silmy Karim saat dilantik sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkumham.

“Kedua, atensi dan segera tindaklanjuti arahan Presiden, dalam rangka peningkatan pelayanan publik. Khususnya VOA dan KITAS, dengan merubah total sistem pelayanan Keimigrasian yang selama ini dianggap belum berubah sama sekali. Imigrasi dirasakan masih terlalu banyak mengatur dan mengontrol, sehingga akhirnya menyulitkan. Kedepannya, diharapkan imigrasi memberikan pelayanan yang memudahkan dan melayani,” jelasnya.

Ketiga, Yasonna meminta jajaran imigrasi, melakukan berbagai terobosan dalam rangka efisiensi dan meminimalisir pungutan liar. Sekaligus, melakukan studi tiru skema kebijakan pemberian visa, pada beberapa negara yang sudah terkenal cepat dan sederhana, dalam pelayanan keimigrasiannya.

Keempat, menyiapkan petugas imigrasi dan infrastruktur dalam rangka pengembangan pelayanan keimigrasian di beberapa Bandara. Ini dipersiapkan untuk melayani penerbangan langsung internasional, seperti Bandara Soeta, Juanda, Ngurah Rai, dan Bandara lainnya.

Kelima, Yasonna menuntut agar seluruh jajaran imigrasi berpedoman pada tata nilai Kemenkumham yaitu Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif (PASTI) dan core value aparatur sipil negara (ASN) yaitu BerAKHLAK.

“Pedomani dan implementasikan, bahwa setiap pekerjaan harus didasari dengan tata nilai yang sudah digariskan Kementerian ini, yakni PASTI dan core value ASN yang telah ditetapkan Presiden RI yakni BerAKHLAK,” bebernya

Terakhir, Menteri Yasonna perintahkan agar seluruh jajaran imigrasi mencermati dan mempelajari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

“Layanan keimigrasian, harus sejalan dengan semangat menciptakan kemudahan berusaha di Indonesia. Dengan tetap memenuhi kriteria dalam rangka menjaga kedaulatan, ketertiban dan keamanan negara. Serta kepentingan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Perppu dimaksud,” terangnya.

Dalam rangka keberhasilan enam hal tersebut, Yasonna menegaskan, kunci utamanya adalah digitalisasi teknologi.

“Kunci utamanya adalah digitalisasi teknologi. Seperti pemanfaatan face recognition di seluruh bandara. Sehingga, petugas imigrasi dapat bekerja secara efektif dan efisien. Serta meninggalkan pekerjaan yang cenderung konvensional,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenkumham sekaligus Ketua Panitia Seleksi Jabatan Dirjen Imigrasi, Andap Budhi Revianto, menjelaskan, Silmy Karim ditunjuk menjadi Dirjen Imigrasi berdasarkan Keputusan Presiden No.165/TPA tahun 2022 tentang Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM tanggal 15 Desember 2022.

Silmy adalah peserta seleksi dari kategori Non-PNS yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Krakatau Steel. Menurut Andap, keikutsertaan Non-PNS dalam seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Utama dan Madya di instansi pemerintah dimungkinkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS.

“Pasal 106 dari PP 17/2020 menyebutkan bahwa JPT Utama dan Madya bisa diisi dari kalangan non-PNS,” papar Andap.

Hadir dalam pelantikan ini para Pimpinan K/L seperti Menteri Kesehatan, Menteri Investasi / BKPM, Ketua Komisi III DPR RI, Wakil Ketua DPD RI, BPK, Anggota DPR RI, Wamenkumham, Wamenhan, Wamen II BUMN, BPK, para Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kemenkumham, Pimpinan BUMN dan perusahaan serta para kepala kantor wilayah beserta undangan lainnya. (*/KP)

  • Bagikan