PT. Vale Blok Pomalaa Masa Depan Indonesia

  • Bagikan
Lanskap area pembangunan pabrik HPAL milik PT. Vale Indonesia di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka yang dimulai, 27 November. Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi, Bupati Kolaka Ahmad Safei, Direktur PT Vale Indonesia Pebriany Eddy, Chief Executive Officer Vale Eduardo Bartolomeo dan Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt Comelakukan gorundbreaking pabrik HPAL.

-Diproyeksi Produksi 120.000 Ton Nikel Setahun
-Wujudkan Ekosistem Elektrifikasi Berkelanjutan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Mimpi PT. Vale Indonesia Tbk membangun industri pertambangan di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) akhirnya terwujud, setelah dinanti selama 54 tahun. Vale memiliki lahan konsesi di tiga provinsi, Pulau Sulawesi seluas 118.017 hektar. Rinciannya, Sulawesi Selatan 70.566 hektar, Sulawesi Tengah 22.699 hektar dan di Sulawesi Tenggara seluas 24.752 hektar. Lahan-lahan itu dikelola untuk memproduksi nikel dan bahan baterai kendaraan listrik dengan mengedepankan kepentingan lingkungan dan keberlanjutan serta pemberdayaan masyarakat lingkar tambang. Proyek Vale di Blok Pomalaa yang baru dimulai akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat, daerah dan menjadi masa depan Indonesia.

Vale didukung perusahaan asal Tiongkok berbendera Huayou Zheijiang Cobalt, melakukan goroundbreaking proyek pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, 27 November 2022. Proyek ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (“KNI”). Investasi pabrik HPAL dan tambang diperkirakan mencapai Rp 67,5 triliun. Diproyeksi memproduksi 120 ribu ton nikel per tahun.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan mengaku kagum melihat pengelolaan lingkungan berkelas dunia yang dilakukan PT Vale di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Luhut menyebut, manajemen Tesla dan Ford mengakui operasi keberlanjutan PT Vale Indonesia, setelah berkunjung ke Blok Sorowako beberapa waktu lalu.

"Tiga bulan lalu, saya dilapori oleh pihak Tesla dan Ford yang melakukan peninjauan ke Sorowako, mereka mengapresiasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan Vale," papar LBP-sapaan akrab Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan sambutan pada groundbreaking proyek HPAL di Kecamatan Pomalaa. Turut hadir, Gubernur Sultra Ali Mazi, Bupati Kolaka Ahmad Safei, Chief Executive Officer Vale Eduardo Bartolomeo, Presiden Direktur PT. Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt Chairman Chen, Direktur Jendral Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso serta Forkopimda Sultra dan Forkopimda Kolaka. Termasuk, para kepala desa di Kolaka dan masyarakat adat Kolaka.

Aktivitas pengelolaan lingkungan oleh Vale, kata dia, menjadi showcase
Indonesia ke dunia, memelihara sambil berproduksi dengan baik. "Saya pergi ke Danau Matano di Sorowako yang dikelola Vale, airnya jauh lebih bagus daripada Danau Toba. Kalau tidak dikelola oleh Vale, tak akan seperti itu," ungkapnya.

Proyek Vale di Blok Pomalaa, kata dia, harus dilanjutkan karena proyek ini membantu membangun ekosistem elektrifikasi Indonesia yang berkelanjutan. Membangun satu ekosistem untuk satu litium baterai. Apalagi, aktivitas pertambangan membuat ekonomi masyarakat dan daerah membaik, tapi keberlangsungan lingkungan harus tetap menjadi prioritas. Luhut meminta Vale lebih mengutamakan warga Indonesia ketika menyerap tenaga kerja.

Soal izin penerbitan analisis dampak lingkungan (Amdal) di Blok Pomalaa yang kelamaan, ia berjanji akan membantu menyelesaikannya. Ia akan memanggil kementerian terkait untuk membahas dan memudahkan penerbitan izin. “Tidak ada proyek telat karena prosedur,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Sultra Ali Mazi, memuji langkah Vale dalam membangun industri pertambangan yang mengedepankan prinsip-prinsip kepentingan lingkungan. Ia mengajak warga Sultra menjaga stabilitas daerah demi datangnya investasi. Ketua DPW NasDem Sultra itu optimis dengan dukungan Menkomarves, maka pembangunan pabrik Vale di Pomalaa akan stabil dan berjalan lancar. Soal izin lingkungan, kata dia, Vale tak perlu risau. Yang terpenting adalah tujuan pembangunan demi rakyat.

Kekayaan alam Bumi Anoa sangat melimpah dan menjadi salah satu provinsi penghasil nikel terbesar di Indonesia. Kolaka salah satu kabupaten dengan potensial nikel terbesar. Ia mengungkapkan area konsesi lahan pertambangan Vale di Sultra mengalami penciutan namun itu tak menjadi penghalang.
Dengan pembangunan pabrik, Ali Mazi yakin Vale bisa menghasilkan bahan baterai kendaraan listrik.

Ia berharap manajemen Vale segere berbenah untuk menyelesaikan proses perizinan. Ali Mazi mengaku bersedia membantu pengurusan perizinan. “Dengan kedatangan Menkomarves hari ini, semua persoalan bisa selesai,” bebernya.

Sebelumnya, Bupati Kolaka Ahmad Safei, mengatakan setelah 54 tahun menanti, pembangunan pabrik Vale di Pomalaa akhirnya terealisasi. Ia berharap dukungan Menkomarves dalam urusan adminsitrasi izin lingkungan pembangunan pabrik bisa cepat selesai.

Kehadiran Vale di Kolaka, ia optimis berdampak terhadap peningkatan ekonomi daerah dan masyarakat. Juga menyerap tenaga kerja lokal. "Inilah manfaat pertambangan buat daerah," argumentasinya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Pebriany Eddy merasa bangga dapat memulai pengembangan proyek Vale di Blok Pomalaa, yang akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia untuk mempercepat hilirisasi industri nikel. Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan Vale dan menandai babak terbaru dalam kontribusi 54 tahun PT Vale untuk Indonesia.

"Kami tidak akan menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik untuk proyek ini. Hal ini menunjukkan komitmen Vale untuk memperluas operasinya secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk manfaat sosial ekonomi pemangku kepentingan lokal dan nasional jauh di masa depan,” tambahnya.

Pihaknya memulai trnasformasi transisi energi di negeri ini guna mencapai zero karbon. Komitmen menciptakan nikel kualitas terbaik. Dengan lahan konsesi seluas 24.752 hektar di Sultra, ia manargetkan Vale memproduksi 120.000 ton nikel per tahun dan 15.000 ton kobalt yang terkandung dalam produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Ia optimis proyek ini akan berdampak terhadap ekonomi daerah. Saat ini, kata dia, di Blok Pomalaa, tahap penyelesaian pembangunan jalan Terminal Khusus Kolaka Nickel Indonesia dengan luas area operasional pelabuhan 250 hektar. Juga pembangunan konstruksi dermaga, jeti dan bangunan untuk aktivitas bongkar muat.

Vale, kata dia, berkomitmen mengurangi emisi karbon. Karena itu, proyek Vale tak akan menggunakan batu bara. Selain menekan biaya perusahaan, penggunaan non-batu bara juga membuat perusahaan terhindar dari kenaikan emisi gas rumah kaca (GRK) rata-rata sebesar 200.000 ton CO2 per tahun.

Tahun 2019, Vale mulai memanfaatkan boiler listrik yang energinya bersumber dari PLTA untuk operasional pabrik pengolahan. Dengan inovasi ini, penggunaan
bahan bakar high sulfur fuel oil berkurang 67.047 barel per tahun. Boiler listrik Vale juga menjadi yang pertama digunakan di industri pengolahan di Asia Tenggara.

Sejak 2015, Vale menerapkan penggunaan bahan bakar nabati fatty acid methyl ester (FAME) sebagai biodiesel untuk kendaraan operasional. Pada 2021, Vale berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 147.705 ton CO2eq, atau sebesar 7 persen terhadap emisi GRK tahun 2020 sebesar, atau hingga 7,7 persen terhadap baseline emisi GRK 2017
yaitu sebesar 155.948 ton CO2eq.

Vale menerapkan prinsip konservasi tanam dan air. Dalam upaya konservasi pada kegiatan penambangan, pihaknya melakukan perencanaan yang terintegrasi dengan penambangan. Pembukaan lahan diterapkan hanya di area-area yang terbukti kaya bijih nikel. Reklamasi progresif dilakukan di lahan yang telah ditambang, untuk meminimalkan lahan terbuka.

Di wilayah pemberdayaan, Vale membina petani untuk mempraktekkan pertanian sehat ramah lingkungan melalui budi daya padi organik. "Proyek kami tak semata investasi, memastikan investasi bertanggungjawab dan patuh terhadap penambangan berkelanjutan. Penggunaan listrik untuk operasi dengan sistem rendah karbon," ungkapnya.

Dalam acara tersebut, Chief Executive Officer Vale Eduardo Bartolomeo, mengatakan groundbreaking merupakan batu loncatan besar yang memposisikan Vale untuk memasok nikel secara berkelanjutan dan bertanggung jawab jauh ke masa depan.

"Indonesia memiliki peran penting dalam mega-tren elektrifikasi dan dekarbonisasi global. Potensi menjadi produsen nikel paling berkelanjutan di Asia dengan standar environmental social dan governance tertinggi. Kami berkomitmen
dalam perjalanan ini," katanya.

Di tempat yang sama, Chairman Chen dari Zhejiang Huayou Cobalt Co mengatakan Vale dan Huayou akan membangun proyek kelas dunia dengan teknologi tinggi, rendah emisi, dan energi hijau, untuk berkontribusi pada pembangunan industri nikel Indonesia yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi.

Proyek blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan menggunakan teknologi HPAL Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun. Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut MHP.

Di tempat terpisah, Anggota DPR RI Dapil Sultra Rusda Mahmud meminta Vale sebagai garda terdepan percontohan tata kelola pertambangan yang ramah lingkungan. Selain itu, Vale harus mensejahterakan masyarakat sekitar.

"Juga transfer pengetahuan teknologi kepada sumber daya manusia (SDM) masyarakat lokal," pintanya. Ia mengakui pengelolaan lingkungan yang dilakukan Vale terbaik se Indonesia. Mantan bupati Kolaka dua periode itu bersyukur Vale bisa hadir di Kolaka. Karena prinsip rekrutmen tenaga kerja, memprioritaskan warga lokal dan memberi kesempatan kepada perempuan bekerja di industri pertambangan.

Dukungan terhadap PT Vale blok Pomalaa juga datang dari Musli Panawir, Kepala Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka. Desa yang ia pimpin menjadi lokasi pembangunan jetty milik Vale. Aktivitas pembangunan Jetty tengah berlangsung. Namun menurutnya, lalu lintas truk yang memuat material pembangunan jetty, tak berdampak secara langsung terhadap warga. Sebab jarak jetty dan pemukiman penduduk sekira 3 kilometer.

Tapi ia berharap Vale memberdayakan masyarakatnya. Dengan begitu, kehadiran Vale bisa berdampak ekonomi terhadap warganya. "Saya hanya berharap Vale bisa memberikan dampak ekonomi terhadap warga," pungkasnya di sela-sela grounbreaking pabrik HPAL di Kecamatan Pomalaa. (dan)

  • Bagikan