Menteri Luhut Dukung Pembangunan Pabrik Smelter

  • Bagikan
Dari kanan: Gubernur Sultra Ali Mazi, Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan, Presiden Direktur PT.Vale Indonesia Febriany Eddy, CEO Vale Eduardo Bartolomeo dan Chariman Huayou, Chairman Chen saat groundbreaking infrastruktur pendukung pabrik smelter di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Minggu (27/11), kemarin.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mendukung pembangunan pabrik smelter berbasis High Pressure Acid Leach (HPAL) PT. Vale Indonesia. Dukungan itu dibuktikan Menteri Luhut dengan melakukan groundbreaking infrastruktur pendukung pabrik pemurnian nikel dan pengolaan bahan baterai kendaraan listrik itu di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Minggu (27/11), kemarin.

Menteri Luhut Binsar Panjaitan didampingi Gubernur Sultra Ali Mazi, Bupati Kolaka Ahmad Safei dan Presiden Direktur PT. Vale Indonesia Febriany Eddy menekan tombol digital, tanda dimulainya pembangunan konstruksi pendukung aktivitas perusahaan pertambangan. Nilai investasi yang digelontorkan sekira $ 4,5 miliar dolar atau Rp67 triliun.

Pada kesempatan itu, Menteri Luhut mengatakan dengan pembangunan pabrik di Pomalaa, ia optimistis PT.Vale bisa membangun satu ekosistem untuk satu litium baterai. Menteri Luhut mengingatkan PT. Vale menyerap tenaga kerja Indonesia lebih mayoritas.

Kendati Vale membangun pabarik di Pomalaa didukung perusahaan asal China, namun kata dia, Indonesia tak menutup diri untuk bekerja sama dengan negara lain. Yang terpenting memiliki teknologi yang baik dalam pengelolaan bahan baterai kendaraan listrik, sepanjang saling menguntungkan dan tidak mengatur Indonesia.

Tentang izin penerbitan Amdal yang kelamaan, Menteri Luhut mengaku akan menyelesaikannya. Ia akan memanggil kementerian terkait untuk membahas dan memudahkan penerbitan izin. “Tidak ada proyek telat karena prosedur,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Sultra Ali Mazi, mengatakan dengan dukungan Menkomarves maka pembangunan pabrik PT. Vale di Pomalaa akan stabil. Soal izin lingkungan, kata dia, PT. Vale tak perlu risau. Yang terpenting adalah tujuan pembangunan demi rakyat.
Kekayaan alam Sultra sangat melimpah, dan salah satu provinsi penghasil nikel terbesar di Indonesia.

Kolaka salah satu kabupaten dengan potensial terbesar. Gubernur Ali Mazi mengungkapkan area konsesi lahan pertambangan Vale di Sultra menyusut namun itu tak menjadi penghalang. Dengan pembangunan pabrik, ia yakin Vale bisa menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik. Ia berharap manajemen Vale segera berbenah menyelesaikan proses perizinan.

Gubernur Ali Mazi bersedia membantu mengurus perizinan dan melaporkan perkembangannya ke Menkomarves. “Dengan kedatangan Menkomarves, semua persoalan bisa selesai,” tuturnya.

Sebelumnya, Bupati Kolaka Ahmad Safei, mengatakan setelah 50 tahun menanti pembangunan pabrik PT.Vale akhirnya terwujud di Pomalaa. Ia berharap dukungan Menkomarves agar urusan administrasi izin lingkungan pembangunan pabrik bisa cepat selesai.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengatakan diproyeksi menyerap 12 ribu tenaga kerja. Ia optimis proyek ini akan berdampak terhadap ekonomi daerah. (dan)

  • Bagikan