Asmawa Paparkan Konsep Kendari Bergerak

  • Bagikan
Pj.Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu (tiga dari kanan) Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin (empat dari kiri) dan Kajari Kendari Shirley Sumuan (kanan) saat coffee morning pembangunan pentahelix bersama OPD Pemkot Kendari, Forkopimda Kota Kendari, pengusaha, masyarakat dan unsur media massa, yakni Harian Kendari Pos di Aula Graha Pena, Jumat (4/11), kemarin. (LM.SYUHADA RIDZKY / KENDARI POS)

Pembangunan Pentahelix

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sejatinya, pembangunan daerah bermuara pada kesejahteraan, sebagai patron atau muara utama yang wajib ditanamkan setiap penggerak roda pemerintahan. Tentunya melibatkan seluruh elemen dan stakeholder terkait. Pembangunan dalam desain pentahelix (multipihak) melibatkan unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media massa.

Hal tersebut diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu
saat coffee morning bersama OPD Pemkot Kendari, Forkopimda Kota Kendari, pengusaha, masyarakat dan unsur media massa, yakni Harian Kendari Pos di Aula Graha Pena, Jumat (4/11), kemarin.

Pj.Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan, prinsip pembangunan pentahelix dapat diterjemahkan sebagai pembangunan yang bersifat sinergisitas seluruh komponen untuk menciptakan inovasi program yang terintegrasi. Tujuannya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang adil. Misalnya dari aspek pelayanan harus maksimal memberi kemudahan dan sebisa mungkin tidak menyulitkan.

"Tugas pemerintah yakni pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Jika program kerja pembangunan yang ditunaikan tidak menghasilkan kesejahteraan, maka bisa dikatakan pembangunan tersebut gagal," kata Asmawa Tosepu dalam dialog yang mengusung tema Kendari Bergerak, kemarin.

Muara pembangunan daerah lainnya adalah pemberdayaan untuk menciptakan kemandirian. Kata orang bijak, jangan beri ikan tapi beri kail. Dengan kail maka bisa menghasilkan ikan secara mandiri. Berbeda jika hanya diberikan ikan yang sifatnya sementara. "Artinya dalam rangka pemberdayaan masyarakat mesti ada kemandirian," ujar Pj.Wali Kota Asmawa.

Kepala Biro Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) itu menguraikan, pada aspek regulasi juga sangat esensial yang bertujuan untuk menertibkan agar program-program yang diaktualisasikan berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. Mana kala regulasi yang dihasilkan tidak menghasilkan kesejahteraan, maka regulasi tersebut perlu ditinjau kembali.

Lalu, pada unsur perusahaan baik swasta maupun BUMD, berfungsi melahirkan inovasi dan investasi untuk menunjang pembangunan. Termasuk melakukan riset dan pengembangan.

Pj.Wali Kota Asmawa berharap pertemuan pentahelix ini sebagai cikal bakal untuk menstimulus investasi dan pembangunan Kota Kendari yang berkemajuan melalui tagline "Kendari Bergerak".

"Ide Kendari Bergerak ini merupakan pemikiran dari Direktur Kendari Pos Irwan Zainuddin. Terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada Direktur Kendari Pos yang membantu kerja-kerja pemerintah dalam rangka melahirkan ide yang cemerlang untuk Kota Kendari yang lebih baik," urai Pj.Wali Kota Asmawa.

Ia menjelaskan, tagline Kendari Bergerak diambil dari filosofi budaya Kota Kendari sebagai Kota Lulo. Prinsip dasar Molulo adalah bergerak. Artinya untuk melakukan perubahan untuk Kota Kendari yang maju, tidak bisa hanya berdiam diri.

Harus ada langkah konkret atau bergerak untuk memajukan Ibu Kota Sultra ini. Tagline Kendari Bergerak diterjemahkan dalam lima hal. Pertama, Kota Kendari yang bersih. Tidak hanya dari sisi lingkungan semata tetapi termasuk bersih penyelenggaraan pemerintah dan bersih di hati. "Senantiasa bersih dalam menjalankan roda pemerintah, termasuk sektor swasta," jelas Pj.Wali Kota Asmawa.

Kedua adalah gesit. Artinya, lincah, kreatif dan inovatif. Alasannya, Kota Kendari tidak memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah untuk menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kota Kendari hanya memiliki tambang galian C di Kecamatan Nambo. Namun Pemkot Kendari tidak memiliki kewenangan, karena masuk dalam otoritas pemerintah provinsi. Sehingga Kota Kendari tidak bisa mengandalkan pendapatan dari SDA. Dibutuhkan usaha-usaha kreatif masyarakat.

  • Bagikan