Basiran Salurkan Cadangan Pangan Daerah ke Desa-desa

  • Bagikan
Pj.Bupati Buton, Basiran mengendalikan dan menekan laju inflasi di wilayahnya. Baru-baru ini, Pj.Bupati Basiran (pegang bendera start) melepas tim ekspedisi untuk menyalurkan cadangan pangan daerah berupa beras dan gula pasir ke kecamatan hingga ke desa-desa. ( ERLIN IPO / KENDARI POS)

--Pj.Bupati Buton, Basiran Bergerak Menekan Inflasi--

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Inflasi masih melanda sejumlah daerah di Sultra. Inflasi juga terjadi di Kabupaten Buton. Penjabat (Pj) Bupati Buton, Basiran pun bergerak mengendalikan dan menekan laju inflasi di wilayahnya. Tahun 2023 ini, Pj.Bupati Basiran melalui kebijakannya telah 2 kali menyalurkan cadangan pangan ke kecamatan hingga ke desa-desa.

Pada 20 Februari lalu, 40 ton beras dikirim di 7 kecamatan. Kecamatan Pasarwajo kebagian 11 ton beras, Kecamatan Wabula sekira 3 ton, Kecamatan Wolowa dapat 3 ton beras, dan Kecamatan Siotapina sekira 4 ton. Sedangkan Kecamatan Lasalimu Selatan mendapat 6 ton beras, Kecamatan Lasalimu sebanyak 6 ton, dan Kecamatan Kapontori sekira 7 ton beras.

Rupanya, bukan hanya komoditas beras yang menjadi pemicu inflasi. Komoditas gula pasir pun berpotensi menjadi pemicu inflasi. Baru-baru ini, Pemkab Buton merogoh cadangan pangan berupa gula pasir dan didistribusi hingga ke tingkat desa. Sebanyak 4,62 ton gula keluar dari gudang dan mengalir ke desa-desa.

Pj.Bupati Buton, Basiran mengatakan distribusi bahan pangan berupa beras dan gula pasir sebagai upaya Pemkab Buton dalam menekan inflasi selama ramadan dan menjelang Idulfitri 1444 Hijriah. Sebab, pada momen ini, kebutuhan masyarakat cenderung meningkat.

“Biasanya pada bulan suci Ramadan begini, harga melonjak, apalagi mendekat hari raya lebaran. Untuk itu, semoga dengan adanya gula pasir ini kita bisa mencegah inflasi agar harga tidak melonjak naik selama puasa dan Idulfitri nanti,” ujar Pj.Bupati Basiran, kepada Kendari Pos, Senin (3/4), kemarin.

Mantan Kepala BPKAD Provinsi Sultra itu meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Buton, para camat dan kepala desa untuk berkoordinasi dan mengawal dengan baik distribusi cadangan pangan itu sampai ke masyarakat. 40 ton lebih beras dan 4 ton gula pasir diharapkan dapat menjangkau seluruh kepala keluarga (KK) di Buton. Setiap KK diestimasi kebagian minimal 10 kilogram beras dan 3 kilogram gula pasir.

Petugas Dinas Ketahanan Pangan Buton akan turun memantau di desa-desa untuk memastikan distribusi beras dan gula. Jika tidak tersalurkan semuanya, maka dapat diambil dan tidak disimpan di desa. “Jika stok habis, kita tukar lagi (komoditasnya) sampai terkendalinya inflasi. Tolong gunakan timbangan yang sudah ditera, agar tidak disoroti masyarakat karena ini uang dari masyarakat juga,” pinta Pj.Bupati Basiran.

Pj.Bupati Basiran menuturkan, keputusam Pemkab Buton membuat perda cadangan pangan sangatlah tepat. Sebab, manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat. Hanya saja, saat ini Pemkab Buton belum memiliki gudang sendiri, sehingga cadangan pangan masih dititipkan di Bulog. “Karena Perdanyasudah ada, mudah-mudahan kita bisa membuat gudang pangan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buton, La Lodi mengatakan beras dan gula adalah cadangan pangan Kabupaten Buton yang distok akhir tahun 2022. Distribusi cadangan pangan ke masyarakat saat ini sudah sangat tepat untuk menekan inflasi.

La Lodi menjelaskan harga beras di pasar saat ini sekira Rp10.000 hingga Rp13.000 perkilogram. Nah, beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), dijual seharga Rp8.000 perkilogram. Sedangkan harga CPPD gula pasir sekira Rp10.000 perkilogram. (lyn/b)

  • Bagikan