Sultra Pilar Masa Depan Indonesia

  • Bagikan

--Gubernur : Asbuton Salah Satu Aspal Alam Dimiliki Tiga Negara

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Gubernur Sultra Ali Mazi konsisten mewujudkan Sulawesi Tenggara (Sultra) pilar masa depan Indonesia maju. Kekayaan alam dan mineral Sultra menjadi kekuatan utama dalam membangun kemandirian dan kekuatan ekonomi bangsa dan daerah.

Gubernur Ali Mazi meyakini hal itu, sebab Sultra memiliki potensi sumber daya mineral, khususnya nikel terbesar di Indonesia. Selain itu, Sultra memiliki deposit aspal alam (Aspal Buton) satu-satunya yang ada di Indonesia. "Aspal Buton (Asbuton) adalah salah satu Aspal alam yang dimiliki tiga negara di dunia," ujarnya, baru-baru ini.

Gubernur Ali Mazi mengatakan berbagai persoalan dan isu timbul mengenai kegiatan usaha pertambangan dalam mendorong pembangunan daerah dan kemajuan wilayah demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. "Di depan mata, kita dapat melihat secara nyata berbagai realita persoalan yang terjadi. Banyak ketimpangan dan kesenjangan sosial dan pembangunan," ungkapnya.

Gubernur Ali Mazi menyebut persoalan-persoalan tersebut yakni dana bagi hasil pajak yang dihasilkan dari usaha pertambangan oleh Badan Usaha Pertambangan tidak ada porsi untuk daerah provinsi penghasil.

"Peningkatan nilai tambah mineral melalui pembangunan smelter tidak diarahkan dalam rangka mendorong percepatan pengembangan wilayah dan terciptanya pusat-pusat pertumbuhan baru di daerah penghasil," tutur Gubernur Ali Mazi.

Pemerintah hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi nasional tetapi tidak pada pertumbuhan ekonomi daerah penghasil. "Seharusnya peningkatan nilai tambah berdampak secara nasional lebih khusus berdampak ekonomi positif terhadap daerah penghasil. Kesimpulannya masyakat Sultra tidak mendapatkan manfaat kebijakan peningkatan nilai tambah mineral (smelter)," jelas Gubernur Ali Mazi.

Menurutnya, peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) wajib dilaksanakan di daerah penghasil. Persoalan lain adalah pengembangan dan pemanfaatan komoditas pertambangan Asbuton selama ini belum mendapat perhatian. Selama ini pemerintah sangat berpihak kepada aspal impor produk luar negeri.

"Kini ada kabar baik, ketika Presiden RI, Joko Widodo berkunjung di Kabupaten Buton September lalu. Beliau mengatakan dalam dua tahun kedepan Indonesia harus menghentikan impor aspal dan sudah harus menggunakan Aspal Buton agar potensi ekonomi bergulir di dalam negeri untuk pertumbuhan ekonomi bangsa," ungkap Gubernur Ali Mazi

Gubernur Sultra dua periode itu juga menyebut persoalan lingkungan, persoalan sosial dan masih banyak lagi persoalan lain. Di tengah berbagai persolan yang belum selesai, pemerintahan daerah diguncang dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

“Pada prinsipnya UU ini menarik semua kewenangan penguasaan pertambangan mineral dan batubara diambil alih pemerintah pusat. Mulai dari fungsi kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolaan dan pengawasan. Urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara menjadi urusan pemerintah pusat,” imbuh Gubernur Ali Mazi.

Pemprov Sultra tidak menghendaki pengeloaan pertambangan hanya eksplorasi, produksi, pengangkutan dan penjualan seperti yang dipraktekan selama ini, tetapi harus melalui tahapan eksplorasi, produksi, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, terakhir reklamasi dan pasca tambang. "Keinginan kami pengolahan dan pemurnian dilakukan di Sultra," tegas Gubernur Ali Mazi.

Gubernur Ali Mazi berharap pengelolaan mineral terkait kebijakan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian mineral dilaksanakan di daerah provinsi penghasil. "Kami juga berharap pengembangan dan pemanfaatan Aspal Buton sebagai produk unggulan nasional," tutupnya. (rls)

  • Bagikan