Dua Wisata Alam Diusul jadi Kawasan Geopark

  • Bagikan

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Dua objek wisata di Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tengah dinaikan statusnya menjadi kawasan geopark. Pasalnya, kedua objek memiliki warisan dan keanekaragaman geologi. Tidak hanya itu, ada pula nilai budaya dan situs sejarah yang menyatu di dalamnya. Dua taman wisata itu yakni kawasan kars matarombeo di Konawe Utara (Konut) dan kars liangkabori di Muna.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf ) Sultra Belli Tombili mengatakan trend pengembangan pariwisata di Indonesia arahnya ke sustainable turism. Artinya, pengembangan konsep berwisata yang dapat memberikan dampak jangka panjang. Dalam sustainable turism ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

“Pertama, dalam destinasi pariwisata secara ekonomi harus berkelanjutan. Jadi masyarakat betul-betul menikmati dampak adanya kepariwisataan di situ. Kedua, budayanya. Kita tidak mau orang datang ke tempat kita tapi budaya setempat itu pelan-pelan hilang karena berbaurnya percampuran antara orang dari luar. Kita harapkan budaya asli masih terjaga,” kata Belli kemarin.

Poin ketiga lanjutnya, masalah lingkungan. Salah satu contoh orang dari daerah lain melihat Sultra dari sisi pertambanganya. Sementara masalah tambang juga sangat jelas dapat merusak berbagai destinasi pariwisata yang ada di Sultra.

“Makanya kita gentol sekali dengan konsepnya seven wonders. Dalam konsep seven wonders ada dua daerah penting yang harus kita jaga. Daerah yang perlu dijaga tersebut yakni kawasan kars matarombeo dan liangkabori,” ujarnya.

Mantan Karo Pembangunan ini berharap dua kawasan ini secepatnya naik status menjadi geopark. Jika statusnya menjadi geopark, maka tidak akan terusik dengan berbagai kebijakan yang akan merusak kawasan ini. Salah satunya pertambangan.

“Kebayang tidak, lukisan yang ada di liangkabori dan lukisan yang ada di matarombeo suatu saat hilang karena adanya pertambangan. Tentu kita tidak mau hal itu terjadi karena sejarah dari nenek moyang dan leluhur kita ada di sana semua,” jelas Belli.

Situs Liangkabori dan Matarombeo kata dia, peninggalan prasejarah yang patut dilindung. Usia lukisan diperkirakan lebih 5 ribu tahun. Begitupun lukisan di matarombeo peradabannya juga sudah sangat tua. Karena itu konsep seven wonders ini dilahirkan dengan harapan ada satu interkoneksi.

“Kalau interkoneksi semakin bagus maka Sultra tidak akan kalah terkenal dengan NTB, Bali dan NTT. Kita juga akan menjadi pemain pariwisata di level atas,” pungkasnya. (c/rah)

  • Bagikan