Terus Bergerak Turunkan Prevalensi Stunting

  • Bagikan
Hj Usnia, SKM. Kadis Dinkes Sultra

-- Dinkes Sultra Laksanakan Arahan Pj Gubernur

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Dinkes Sultra) dibawah komando Hj Usnia terus bergerak mengoptimalkan layanan kesehatan. Khususnya menekan angka prevalensi Stunting. Sejauh ini, penanganan stunting di Sultra, memperlihatkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini terlihat, dari menurunnya angka stunting.

“Upaya optimal dalam menekan angka prevalensi stunting, sesuai dengan arahan Pj Gubernur Sultra. Hal ini tentu membuahkan hasil. Dimana prevalensi stunting pada 2024 terus menurun,” ungkap Hj. Usnia.

Kadis Dinkes Sultra, Hj Usnia bersama Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto mendampingi Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin dan Istri, Wury Ma'ruf Amin memantau pelayanan stunting di salah satu Puskesmas di Kendari.

KENDARIIPOS.CO.ID - Bahkan sebelumnya, kata Hj. Usnia, dalam kunjungan Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin ke Sultra, juga secara langsung melihat langkah penanganan stunting di wilayah ini. Mengingat penanganan kasus stunting menjadi salah satu program prioritas nasional yang harus terus ditekan.

Pemerintah pusat telah menetapkan target stunting secara nasional adalah 14% pada tahun 2024, sementara pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara menargetkan penurunan angka stunting menjadi 15%.

Dari hasil Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016 dan 2017, hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 dan hasil integrasi survei kesehatan nasional (SUSENAS) dan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). Pada tahun 2023, SSGI merilis prevalensi balita stunting di Sulawesi Tenggara untuk tahun 2022 sebesar 27,7% atau berhasil turun 2,5% dari tahun 2021.

Untuk stunting tahun 2023, Kementerian Kesehatan belum merilis Hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) sedangkan Data dari Aplikasi E-PPGBM dilaporkan Petugas puskemas pada aplikasi tersebut pada Desember 2023, persentase balita stunting di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 10,5%. Stunting sesuai target.

nasional Dalam percepatan penurunan stunting, Dinas Kesehatan tetap melaksanakan 2 intervensi yang dapat dilakukan dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting, yakni Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif.

Dia menjelaskan, Intervensi Spesifik adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya Stunting Dengan Pemberian Tablet Tambah Darah, Pemberian Tambahan Makanan Untuk Ibu hamil dan Balita. Sedangkan, Intervensi Sensiitif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya Stunting. Dengan Meningkatan Kualitas Tenaga Kesehatan.

Tahun 2024 ini, lanjut dia, Dinkes meminta bantuan Kementrian Kesehatan untuk kegiatan orientasi pencegahan dan penanggulangan anemi remaja putri bagi petugas Puskesmas dan guru UKS, jumlah SMP sebanyak 793 dan SMA/SMK sebanyak 590 dengan total 1.353 sekolah.

“Akan tetapi, kegiatan yang telah dilakukan baru dapat terlaksana pada 438 sekolah di 4 Kabupaten/Kota yakni Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan. Sehingga, perlu penggalakkan orentasi pencegahan dan penanggulangan anemia remaja putri bagi puskesmas dan guru UKS pada 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara. Diharapkan dengan Kegiatan ini dapat melatih guru UKS dan Petugas Puskemas di 17 kabupaten/Kota. Tiap tahun, guru dan petugas puskesmas dapat menjelaskan ke remaja putri tentang stunting,” imbuhnya. (rah/adv)

  • Bagikan