Dispar Sultra Dukung BISA Fest

  • Bagikan
Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli (2 dari kanan) menerima cendera mata dari Ketua Tim Analis Pariwisata Kemenparekraf RI Firman Abu Nasir (3 dari kanan) dalam acara BISA Fest di Claro Hotel Kendari, baru-baru ini. (MUH.ABDI ASMAUL AMRIN / KENDARI POS)
Kepala Dinas Pariwisata Sultra, Belli (2 dari kanan) menerima cendera mata dari Ketua Tim Analis Pariwisata Kemenparekraf RI Firman Abu Nasir (3 dari kanan) dalam acara BISA Fest di Claro Hotel Kendari, baru-baru ini. (MUH.ABDI ASMAUL AMRIN / KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Kementerian Pariwisata (Kemenparekraf) dan Komisi X DPR RI menggelar Bersih, Indah, Sehat, Aman atau BISA Fest di Kota Kendari. BISA Fest ini berupa pertunjukkan seni tari budaya Sulawesi Tenggara (Sultra). Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra, Belli Tombili sangat mendukung BISA Fest.

Belli Tombili mengajak masyarakat untuk terus melestarikan seni dan budaya di Sultra. Agar kebudayaan yang menjadi identitas suatu daerah tidak hilang dan luntur seiring kemajuan teknologi.

“Menjaga seni dan budaya di Sultra merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, bukan hanya Pemerintah saja, sehingga marilah kita semua saling berkolaborasi untuk menjaga dan mengkampayekan seni dan budaya kita di daerah masing-masing,” ujarnya kepada Kendari Pos, Minggu (17/3/2024).

Anggota Komisi X DPR RI, Tina Nur Alam mengatakan 17 kabupaten dan kota di Sultra memiliki ciri khasnya masingmasing, mulai dari kuliner, kriya atau kerajinan, fashion hingga seni budayanya dalam hal ini seni tari.

Namun, kurangnya kecintaan masyarakat terhadap tari-tarian daerah atau tradisional membuat eksistensi tarian tersebut berkurang bahkan terancam punah. Sehingga, melalui kegiatan BISA Fest ini harapannya dapat menjadi forum bagi pemerintah daerah, para pelaku seni Sultra, dan Kemenparekraf RI untuk bersama-sama membangun kolaborasi.

Kemudian, membangun sinergisitas dalam mendorong lahirnya atraksi-atraksi pelestarian eksistensi tarian tradisional yang mulai terpinggirkan di Sultra.

Agar ke depannya, tari-tarian daerah yang ada di Sultra ini bisa kembali mendapat panggung di kancah Internasional, dan menjadi bagian kampanye diplomat di Sultra.

“Sudah saatnya tari daerah yang kita miliki, kita kembangkan dan lestarikan ditengah kepungan arus modernisasi yang penuh dengan destruksi nilai-nilai budaya Ketimuran. Bagaimanapun tari tradisional kita adalah hasil cipta karya yang bersumber pada akar nilai luhur buday kita,” ungkap Tina Nur Alam.

Sementara itu, Ketua Tim Analis Pariwisata Kemenparekraf RI, Firman Abu Nasir mengatakan untuk melestarikan seni budaya dan wisata di daerah, Kemenparekraf tengah mendorong kembali para generasi milenial dan stakeholder terkait untuk membantu mempromosikan wisata di daerahnya masingmasing.

“Sehingga melalui BISA Fest ini bisa membangun kolaborasi yang baik antara pemerintah daerah, DPR RI dan Kemenparekraf untuk memajukan seni dan wisata di Indonesia,” ujar Firman Abu.

Sebab, pariwisata adalah industri yang mulia, yang memberikan banyak manfaat dan pengembangan sektor pariwisata bisa menjadi provider yang baik untuk setiap daerah.

“Melalui BISA Fest ini harapannya para wisatawan bisa lebih banyak lagi datang ke destinasi unggulan setiap daerah, dengan adanya kolaborasi semua stakeholder terkait,” tutur Firman Abu.

BISA Fest ini digelar selama 4 hari, mulai Jumat 15 hingga Selasa 19 Maret 2024. Saat pembukaan, 3 tarian khas Sultra ditampilkan yakni tarian etnik Tolaki berupa Tari Lariangi dan Lulo Kreasi, serta tarian etnik Buton, berupa Tari Alionda. (abd/c)

  • Bagikan