Trafik Mudik Transportasi Laut Diprediksi Meningkat Tahun Ini

  • Bagikan
Ilutrasi
Ilutrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Jika sebelum puasa, ada tradisi megengan yang sebagian besar dilakukan masyarakat Jawa. Nah, sebelum Lebaran, ada tradisi mudik yang sudah menjadi kebiasaan kental masyarakat Indonesia. Diprediksi, trafik mudik melalui jalur laut meningkat tahun ini.

Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama (DLU) Erwin H. Poedjono menuturkan, peningkatan trafik dengan transportasi laut disebabkan libur panjang di momen Lebaran. Libur panjang diprediksi dimulai pada 5 atau 6 April. Kemudian berlanjut hingga 15 April.

”Kami mengimbau kepada masyarakat yang menggunakan transportasi laut atau yang memakai jasa logistik bisa memanfaatkan jasa sejak awal. Sehingga, meminimalisir risiko penumpang atau barang logistik,” terang Erwin di Surabaya, Rabu (13/3/2024).

Dia berharap tidak ada regulasi yang akan menghambat masyarakat untuk bepergian selama momen mendekati Lebaran. Erwin mengungkapkan, telah mempersiapkan rapat koordinasi angkutan logistik Lebaran sejak Januari.

”Kami siapkan armada, SDM, jadwal, layanan kepada pelanggan serta memastikan aspek keselamatan dalam rapat koordinasi itu. Rencananya ada 48 armada kapal selama angkutan Lebaran tahun ini,” ucap Erwin.

Dengan rincian, lanjut dia, 22 armada lintas penyeberangan. Lalu, 21 armada lintas jauh dan 5 armada yang melayani lintas keperintisan. Total kapasitas angkut untuk jarak jauh kurang lebih 122 ribu penumpang pada H-30.

Sementara itu, pada hari H sampai dengan H+30 Lebaran kapasitas disiapkan untuk sekitar 123.500 penumpang. Kapasitas tersebut dapat bertambah sesuai kebutuhan dan pengajuan dispensasi kepada pemerintah.

Penasihat Utama PT DLU Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengusulkan agar angkutan logistik tetap bisa beroperasi saat momen mudik Lebaran supaya tidak terjadi inflasi harga komoditas. Harga barang menjadi mahal akibat hambatan pengiriman logistik.

”Manajemen traffic harus diatur. Di luar Jawa itu fenomenanya tidak terjadi kemacetan. Nah, load factor di jalur selatan ini tidak lebih dari 20 persen,” tutur Bambang Haryo Soekartono.(jpg)

  • Bagikan