Perebutan Kursi Lebih Ketat

  • Bagikan
ILUSTRASI: FAHRI ASMIN/ KENDARI POS
ILUSTRASI: FAHRI ASMIN/ KENDARI POS

--Pengamat : Minim Sosialisasi Menciptakan Pendekatan Pragmatis

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Pemilihan Legislatif (Pileg) pada Pemilu 2024 tidak lama lagi digelar. Tensi politik perebutan kursi parlemen hampir dipastikan semakin ketat. Selain karena petahana bertekad tampil kembali pada Pemilu 2024, ada pula para pendatang baru (new comer) dari lintas generasi. Para petahana, selain harus berkompetisi dengan koleganya di internal partainya di Daerah Pemilihan (Dapil) yang sama, juga akan menghadapi ketatnya persaingan dengan para pendatang baru dari eksternal partai.

Di level caleg DPR RI, ada petahana dari Partai NasDem, Tina Nur Alam. Ia juga harus berkompetisi dengan koleganya, Ketua DPW Nas- Dem Sultra, Ali Mazi. Belum lagi harus menghadapi petahana dari partai lain seperti Ridwan Bae (Golkar), Bahtra (Gerindra). Termasuk pendatang baru di Dapil Sultra, seperti Ali Mochtar Ngabalin (Golkar), Andi Sumangerukka (PPP), Muh. Endang SA (Demokrat), Abdurrahman Shaleh (PAN), Jaelani (PKB) dan Tony Herbiansyah (PKB). Tantangan lain datang dari mantan anggota DPR Ri 2 periode, Umar Arsal (Demokrat).

Kondisi yang nyaris sama terjadi di level DPRD Provinsi Sultra. Para petahana dan pendatang baru saling rebutan kursi DPRD dalam Pemilu 2024. Deretan petahana seperti Herry Asiku, Nursalam Lada, Sudirman, Farhana dan lain-lain, mendapat tantangan dari pendatang baru. Salah satunya Asniar Lio, caleg NasDem di Dapil Kota Kendari.

Begitu pula di level DPRD kabupaten dan kota di Sultra. Tantangan kian sengit karena harus berhadapan koleganya diinternal partai di dapil yang sama.

Soal dapil dan alokasi kursi, KPU Sultra sudah punya hitungan berdasarkan PKPU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Dapil dan Alokasi Kursi DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota Pemilu Tahun 2024. “Untuk alokasi kursi DPRD sudah diatur dalam Peraturan KPU.

“Untuk di DPRD Provinsi tercatat 691 calon legislatif (caleg) untuk memperebutkan 45 kursi. 691 caleg ini tersebar di 6 Dapil di 17 kabupaten dan kota se- Sultra,”ujar Ketua KPU Sultra, Asril kepada Kendari Pos, Senin (18/12/2023), kemarin.

Asril merinci 45 kursi DPRD Sultra di 6 Dapil yakni Dapil Sultra 1 Kota Kendari 6 kursi, Dapil Sultra 2 Konawe Selatan dan Bombana 8 kursi, dan Dapil Sultra 3 Muna, Buton Utara, dan Muna Barat 6 kursi.

Selanjutnya, Dapil Sultra 4 yakni Buton, Buton Tengah, Wakatobi, Buton Selatan, Baubau sejumlah 10 kursi. Lalu, Dapil Sultra 5 yakni Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur sekira 9 kursi. Dapil Sultra 6 yani Konawe, Konawe Utara, Konawe Kepulauan sekira 6 kursi.

Terpisah, pengamat politik Sultra Dr. Muhammad Najib Husain, S.Sos., M.Si mengatakan dalam menghadapi Pemilu 2024 ini, semua pihak tidak mempersoalkan masalah jumlah kursi. Namun harus memaksimalkan sosialisasi pada masa kampanye. Sebab, ada indikasi minimnya sosialisasi caleg.

Dr. Muh Najib memprediksi kurangnya sosialisasi saat kampanye ini berpotensi menciptakan pendekatan pragmatis. “Kalau memang dianggap bahwa pendekatan yang kampanye terbuka atau mengumpulkan orang itu tidak efektif, bisa jadi mereka (caleg) akan menggunakan pendekatan pragmatis,” analisa Dr.Muh Najib.

“Pendekatan pragmatis ini berarti sudah terbangun dalam pikiran para caleg bahwa yang menentukan kemenangan itu didetik terakhir atau dengan melakukan serang fajar atau serangan dhuha. Ini rawan bagi demokrasi kita,” sambung Dr. Muh Najib.

Akademisi Fisip Universitas Halu Oleo (UHO) itu, menyarankan para caleg benar-benar memanfaatkan semaksimal mungkin sosialisasi di sisa masa kampanye ini, misalnya door to door.

“Sebenarnya dengan posisi ini (konstelasi politik) bisa menjadi ruang para caleg muda meyakinkan pemilih bahwa mereka punya program yang beda dengan caleg sebelumnya. Saya harap mereka tidak terjebak dengan kondisi pragmatis,” pungkas Dr. Muh Najib. (ags/b)

Kompetisi Pileg 2024

TANTANGAN
-Pemilihan Legislatif (Pileg) Pemilu 2024 tidak lama lagi digelar
-Tepatnya 14 Februari 2024
-Tensi politik perebutan kursi parlemen hampir dipastikan semakin ketat
-Selain karena ada petahana, ada pula pendatang baru (new comer)
-Para pendatang baru itu dari lintas generasi
-Para petahana akan berkompetisi dengan koleganya di internal partainya
-Bahkan berkompetisi di Daerah Pemilihan (Dapil) yang sama
-Petahana juga akan menghadapi persaingan dari pendatang baru eksternal partai

LEVEL DPR RI
-Di level caleg DPR RI, ada petahana dari Partai NasDem, Tina Nur Alam
-Ia juga harus berkompetisi dengan koleganya, Ketua DPW Nas- Dem Sultra, Ali Mazi
-Belum lagi harus menghadapi petahana dari partai lain seperti Ridwan Bae (Golkar), Bahtra (Gerindra)
-Termasuk pendatang baru di Dapil Sultra, seperti :
1.Ali Mochtar Ngabalin (Golkar)
2.Andi Sumangerukka (PPP)
3.Muh.Endang SA (Demokrat)
4.Abdurrahman Shaleh (PAN)
5.Jaelani dan Tony Herbiansyah (PKB)
-Tantangan lain datang dari mantan anggota DPR RI 2 periode, Umar Arsal (Demokrat)

LEVEL DPRD PROVINSI & KAB/KOTA
-Kondisi yang nyaris sama terjadi di level DPRD Provinsi Sultra
-Para petahana dan pendatang baru saling rebutan kursi DPRD di Pemilu 2024 -Deretan petahana seperti Herry Asiku, Nursalam Lada, Sudirman, Farhana dan lain-lain
-Mereka mendapat tantangan dari pendatang baru
-Salah satunya Asniar Lio, caleg Nas-Dem di Dapil Kota Kendari
-Begitu pula di level DPRD kabupaten dan kota di Sultra
-Tantangan kian sengit karena harus berhadapan koleganya diinternal partai di dapil yang sama

PENGAMAT
-Pengamat politik Sultra Dr.Muh Najib Husain menilai caleg harus memaksimalkan sosialisasi
-Sebab, ada indikasi minimnya sosialisasi caleg pada masa kampanye
-Ia prediksi kurangnya sosialisasi berpotensi menciptakan pendekatan pragmatis
-Pendekatan pragmatis ini berarti menentukan kemenangan itu didetik terakhir -Pendekatan pragmatis identik dengan serangan fajar atau serangan dhuha
-Pendekatan pragmatis ini rawan bagi demokrasi

DAPIL & ALOKASI KURSI
-Dasar : Lampiran I PKPU No.6 tahun 2023 tentang Dapil dan alokasi kursi Anggota DPR, DPRD provinsi, kabupaten/kota dalam Pemilu 2024

JUMLAH KURSI DPR RI DAPIL SULTRA
-Dapil Sultra tersedia 6 kursi DPR RI
-Wilayah Dapil Sultra adalah 17 kabupaten/kota
1.Kolaka Utara
2.Konawe Utara
3.Kolaka
4.Konawe
5.Kota Kendari
6.Konawe Selatan
7.Bombana
8.Muna
9.Buton Utara
10.Buton
11.Kota Bau Bau
12.Wakatobi
13.Kolaka Timur
14.Konawe Kepulauan
15.Muna Barat
16.Buton Tengah
17.Buton Selatan

DAPIL DAN JUMLAH KURSI DPRD PROVINSI SULTRA
-Jumlah kursi 45
-Terdiri dari 6 Dapil :
*Dapil Sultra 1 : 6 kursi, wilayah Kota Kendari
*Dapil Sultra 2 : 8 kursi, wilayah Konsel, Bombana
*Dapil Sultra 3 : 6 kursi, wilayah Muna,Butur, Mubar
*Dapil Sultra 4 : 10 kursi, wilayah Buton, Wakatobi, Buton Tengah, Buton Selatan dan Kota Baubau
*Dapil Sultra 5 : 9 kursi, wilayah Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur
*Dapil Sultra 6 : 6 kursi, wilayah Konawe, Konawe Utara dan Konawe Kepulauan

DAPIL DAN JUMLAH KURSI DPRD PROVINSI SULTRA
1.DPRD Kolaka, 30 kursi, 4 Dapil di 12 kecamatan
2.DPRD Konawe, 30 kursi, 5 Dapil di 28 kecamatan
3.DPRD Muna, 30 kursi, 6 Dapil di 22 kecamatan
4.DPRD Buton, 25 kursi, 3 Dapil di 7 kecamatan
5.DPRD Konsel, 35 kursi, 6 Dapil di 25 kecamatan
6.DPRD Bombana, 25 kursi, 5 Dapil di 22 kecamatan
7.DPRD Wakatobi, 25 kursi, 5 Dapil di 8 kecamatan
8.DPRD Kolut, 25 kursi, 3 Dapil di 15 kecamatan
9.DPRD Konut, 20 kursi, 4 Dapil di 13 kecamatan
10.DPRD Butur, 20 kursi, 3 Dapil di 6 kecamatan
11.DPRD Koltim, 25 kursi, 4 Dapil di 12 kecamatan
12.DPRD Konkep, 20 kursi, 3 Dapil di 7 kecamatan
13.DPRD Mubar, 20 kursi, 3 Dapil di 11 kecamatan
14.DPRD Buteng, 25 kursi, 5 Dapil di 7 kecamatan
15.DPRD Busel, 25 kursi, 4 Dapil di 7 kecamatan
16.DPRD Kendari, 35 kursi, 5 Dapil di 11 kecamatan
17.DPRD Baubau, 25 kursi, 3 Dapil di 8 kecamatan

DATA DIOLAH KENDARI POS DARI BERBAGAI SUMBER

  • Bagikan