UMW Kendari Tingkatkan Kualitas Pengabdian Masyarakat

  • Bagikan
Kepala LPPM UMW Kendari, La Djabo Buton, S.KM., M.Kes.
Kepala LPPM UMW Kendari, La Djabo Buton, S.KM., M.Kes.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari merupakan salah satu perguruan tinggi yang berperan penting dan aktif dalam menjawab berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat. Baru-baru ini, universitas tersebut melaksanakan workshop Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) yang dibuka rektor dalam hal ini diwakili oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Kepala LPPM UMW Kendari, La Djabo Buton, S.KM., M.Kes., mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan workshop tentang program kegiatan pengabdian masyarakat skema kosabangsa.

“Kosabangsa ini adalah program baru, yang mana UMW Kendari baru tahun ini melaksanakan. Tahun lalu kita tidak mengusul proposal pengabdian masyarakat, tahun ini kita coba lakukan workshop sehingga para dosen paham tentang kosabangsa. Sehingga target kita tahun ini kita bisa lakukan usulan proposal kosabangsa,” bebernya.

La Djabo Buton menjelaskan, bahwa tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan pemahaman dosen tentang kosabangsa dan meningkatkan semangat dosen dalam mengusulkan proposal kosabangsa. “Dengan harapan ada proposal dosen UMW yang lolos dana Kementerian. Dengan lolosnya proposal akan terjadi peningkatan luaran pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen UMW Kendari,” jelasnya.

Dengan peningkatan luaran, kata dia, kinerja sivitas akademika UMW Kendari juga akan meningkat. “Kosabangsa adalah suatu pengabdian masyarakat kerja sama dengan masyarakat pada daerah-daerah yang terisolasi dan terpencil,” katanya.

Ia menambahkan, bahwa manfaat program kosabangsa adalah untuk mewujudkan kolaborasi antara perguruan tinggi, mitra kerja sama, dan pemerintah dalam meningkatkan daya saing bangsa, pengembangan SDM unggul melalui penerapan teknologi dan inovasi untuk penyelesaian permasalahan di masyarakat. “Dan memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi yang berada di wilayah prioritas kosabangsa atau wilayah lain yang memenuhi kriteria daerah tertinggal matau wilayah prioritas kemiskinan ekstrem pada klaster madya, pratama, dan binaan untuk mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi klaster mandiri, utama dan madya,” tutup La Djabo Buton. (win/b)

  • Bagikan