Tingkatkan Kualitas Remaja jadi Generasi Unggul

  • Bagikan
GENER ASI EM AS : Bupati Wakatobi, Haliana (kanan) ketika menyerahkan bantuan paket BKB KIT stunting secara simbolis kepada perwakilan sejumlah desa dan kelurahan yang menjadi lokus pencegahan.(ASTY NOVALISTA/KENDARI POS)
GENER ASI EM AS : Bupati Wakatobi, Haliana (kanan) ketika menyerahkan bantuan paket BKB KIT stunting secara simbolis kepada perwakilan sejumlah desa dan kelurahan yang menjadi lokus pencegahan.(ASTY NOVALISTA/KENDARI POS)

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Sosialisasi peningkatan kapasitas kelompok pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) dihelat pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Wakatobi dan Tim Penggerak PKK setempat. Bupati Wakatobi, H. Haliana, mengatakan, anak-anak remaja harus dididik dengan baik, agar bisa memiliki potensi yang baik dan menjadi unggul.

Tak hanya membuka kegiatan tersebut, Wakatobi-1 itu juga sekaligus menyerahkan bantuan paket BKB KIT stunting secara simbolis. Penyerahan diberikan kepada beberapa desa dan kelurahan lokus stunting tahun 2023. “Semoga bantuan ini bisa bermanfaat,” kata Haliana, kemarin.

Sementara itu, Kepala DPPKB Wakatobi, La Ode Safihuddin, mengatakan kegiatan itu di helat sesuai undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Pada pasal 47 menekankan dan mewajibkan Pemerintah Daerah meningkatkan kualitas remaja.

“Juga dalam peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 yang mengatur tentang percepatan penurunan stunting. Ditekankan perlunya tindakan prefentif dalam penanganan stunting yakni dari hulu,” terangnya.

Safihuddin berharap banyak kepada para remaja nantinya untuk jadi penerus di Kabupaten Wakatobi sebagai keluarga-keluarga berkualitas. Makanya harus mempersiapkan diri sebagai calon pengantin, calon keluarga, calon ayah dan ibu dalam menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.

“Kami mengajak para remaja di Wakatobi untuk menyongsong bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030 hingga 2035. Itu akan terjadi satu kali dalam perjalanan bangsa ini. Bonus demografi yakni dimana usia reproduksi atau usia produktif atau usia remaja 45 persen dari total penduduk indonesia. Angkatan kerja yang begitu besar di tahun 2030 dan 2035. Apabila tak tersedia lapangan kerja bagi remaja-remaja tidak berkualitas, nantinya mereka akan menjadi penonton di daerahnya sendiri. Oleh karena itu, mari persiapkan diri dalam menyongsong Indonesia emas di 2045 nanti,” pungkas Safihuddin. (b/thy)

  • Bagikan